🌀 14

3.2K 226 0
                                    

"Bagaimana mungkin kau tidur di sini?" tanya Vloryne langsung. "Sedangkan ini kerajaan, dan pasti kamar kosong di sini banyak."


Pangeran yang ditatap dalam jarak dekat, membuang pandangan ke arah lain. Tidak ingin menatap manik mata Vloryne lebih lama, karena jantungnya sudah berdetak tak karuan.

"Ini kan kerajaanku, aku yang berhak mengatur di mana aku tidur." jelas pangeran, masih dengan membuang pandangan.

"Raja sudah meninggal? Jadi kau yang menggantikan posisinya?"

Mata pangeran membulat, ditatapnya lawan bicara dengan manik amber-nya yang tajam. "Ayahku tidak mati! Aku pangeran, anak dari raja. Aku juga ikut campur tangan dalam kerajaan ini."

Vloryne mundur satu langkah dari jarak dekatnya tadi. Matanya terasa perih sekali setelah mendengar ucapan tegas dari pangeran. Detak jantungnya tidak beraturan sekarang.

Tatapan tajam pangeran sudah melemah saat ada pergerakan dari Vloryne yang mundur selangkah.

Tiba-tiba saja, setitik cairan bening jatuh dari matanya yang bulat. Melewati pipinya. "K-kau kenapa?" tanya pangeran dengan nada seperti bersalah.

Pangeran mendekat, dan masih tersisa jarak 2 meter dari Vloryne. "Tidak." Jawaban Vloryne membuat pangeran bersalah.

Tak lama setelah mengucapkan satu kalimat kebohongan itu, air mata yang dipendam Vloryne tumpah seketika. Meluncur dengan derasnya.

Pangeran yang masih menatap lekat-lekat lawan bicaranya itu, terdiam membisu. Melihat air mata yang meluncur dengan derasnya.

Satu isakan keluar dari bibir mungil Vloryne. Pangeran mendekat, meraih bahu gadis di hadapannya ini. "Kau kenapa?" tanya pangeran dengan suara pelan.

Vloryne menggelengkan kepalanya kecil. "Apa suaraku terdengar membentak?" tanya pangeran lagi.

"Iya."

"Maaf..." Ucapan pangeran yang terdengar tulus itu membuat Vloryne menarik garis di bibirnya kecil.

Orang yang menurutnya dingin ternyata punya hati yang begitu hangat. "Iya tidak apa. Aku kaget, karena kau orangnya dingin." kata Vloryne pelan.

Hening.

Tak ada satupun dari mereka yang ingin mengeluarkan kata barang satu huruf pun. Keduanya diam. Pangeran yang menatap rambut Vloryne, dan Vloryne yang menunduk menatap lantai di bawahnya.

Vloryne yang diam memandang lantai, menggigit bibir bawahnya, kemudian dia mendongak karena merasa diperhatikan. Pangeran yang tertangkap basah, segera mengalihkan pandangannya.

"Ehm... Aku..." Vloryne menggantungkan kalimatnya. Karena merasa gugup bagaimana caranya mengungkapkan ucapan yang ingin dilontarkannya.

Pangeran yang mengalihkan pandangan, kembali menatap lawan bicaranya, "Apa?" tanya pangeran dengan kening yang berkerut, dan suara yang pelan. Sangat pelan. Tapi untungnya Vloryne masih bisa mendengarnya kata yang diucapkan pangeran.

"Akuu... Ingin... Pulang." jawab Vloryne tanpa basa-basi.

Kening pangeran yang sudah tidak berkerut, sekarang kerutan itu semakin dalam. Bingung bagaimana dia menjawabnya. "Ehm... Kau kan ada di dalam mimpi." jawab pangeran kehabisan kata-kata.

"Apa dengan aku tidur, aku akan kembali ke rumahku?"

"Mungkin." tapi aku akan yang mengembalikanmu, bukan mimpimu.

"Baiklah, aku tidur dulu. Dan kau," Pangeran menatapnya bingung. Tapi tidak kentara di wajahnya. "Kau jangan bingung saat aku menghilang saat kesadaranku kembali." Vloryne tersenyum. Kakinya melangkah ke arah ranjang.

Ya, aku akan senang kau kembali dengan selamat.

***

Yuta's POV

Sudah dua hari, sejak peristiwa hilangnya Vloryne, semua orang jadi khawatir kepada anak-anaknya. Orang tua Vloryne saat tahu bahwa kami (aku, Athan, dan Fey) berbohong bahwa Vloryne menginap di rumah Fey, sangat kaget. Ya, tidak ada orang tua yang senang saat anaknya menghilang bukan?

Ibunya yang begitu menyayangi Vloryne sangat terpukul. Ayahnya tidak luput. Bahkan, kami dimarahi habis-habisan oleh dua orang tua Vloryne. Karena kami juga yang mengajak Vloryne untuk berenag di danau itu.

Ibunya Vloryne sudah melaporkan peristiwa ini ke polisi sejak sehari sesudah kami memberitahu bahwa Vloryne menghilang.

Dan sekarang, danau itu sudah diberi garis kuning polisis. Sangat sepi di danau itu. Dan biasanya, hutan yang berada di tengah danau itu, dipenuhi ileh warga sekitar untuk mencari kayu bakar. Sekarang, jangankan mencari ikan dan kayu bakar, melihatnya saja saat melewati danau itu, orang itu bergidik ngeri melihatnya.

Pagi ini, ibu Vloryne datang ke danau itu–di tepi danau. Memanjatkan doa berharap Vloryne bisa kembali dengan selamat.

Aku mengamati Ibu Vloryne dari tepi jalan, dengan sepeda yang kutunggangi. Aku juga tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya bisa berdoa agar Vloryne bisa selamat. Kulihat ibunya menitikan air mata. Ayahnya juga pasti akan datang untuk menjemput ibunya di sini, membawanya pulang dan menenangkannya.

Dan tiba-tiba saja, pikiranku baru saja teringat dengan Fey. Dia yang paling stres memikirkan Vloryne. Karena menurutnya yang pertama mengajak Vloryne untuk berenang.

Aku kembali mengayuh sepedaku ke tempat tujuan. Ke rumah Fey. Di samping rumah Vloryne.

Sampai di depan terasnya, aku melihat Athan mengetuk pintu depan. Aku pun turun dan berjalan menghampirinya. "Kau sudah lama mengetuk pintu?" tanyaku kepada Athan.

Athan memasang wajah datarnya, "Kau kalau datang bilang. Aku terkejut," ucapnya yang membuatku terkekeh. "Tidak, baru saja aku mengetuk."

Setelah Athan mengetuk yang kelima kalinya, pintu terbuka. Menampakan seorang wanita yang tak lain dan tak bukan adalah ibunya Fey. "Eh, Yuta dan Athan. Ayo masuk."

"Fey ada di rumah?" tanya Athan sopan.

"Ada, dia ada di kamarnya. Ketuk saja pintunya."

Kami pun berjalan menaiki anak tangga. Hingga sampailah di depan pintu berwarna peach ini. Aku mengetuk pintunya, karena Athan tidak mau untuk mengetuk pintu terus-terusan.

"Feeyyyy..." panggilku pelan sambil terus mengetuk pintunya.

Akhirnya, setelah aku memanggil namanya, dia keluar. Dengan...

mata yang bengkak.


Tbc

27 Oktober 2018

A.n :

Yuuuhhhuuuu...

Saya balik lagi setelah sekian lama gk update. Kangen tulis Yuta dan Vloryne, Pangeran ikan dan teman-temannya Vloryne.

Inginku menyudahkan cerita ini. Tapi aku juga gak mau pisah sama Vloryne dan Rafeyz. Gimana dong? :(

Tapi beneran pengin tamatin, soalnya tugas sekolah bener-bener numpuk. Semuanya tugas kerja kelompok :( dan aku selalu pulang malam karena ngerjain tugas.

Dan maaf bila jarang update, aku tengah berusaha menamatkan apa yang sudah aku mulai. Juga, setelah aku tamatkan work ini, aku lanjut tamatin GREEN WORLD yang sudah bulukan tak tersentuh //parah bat//

Oke, itu aja bacotannya.

Jangan lupa pencet bintang <3

Aku sayang kalian, luv luv❤❤

Konbanwa,




Dahlia P

The Prince Mermaid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang