🌀 36

2K 69 3
                                    

Persiapan dua ritual sedang direncanakan. Yang satu ingin melindungi kerajaan serta tempat ciptaan dewa tinggal, yang satu ingin menguasai seluruhnya dan hidup abadi.

Dengan syarat yang mudah didapat karena salah satu dari syarat itu sudah masuk di perangkapnya. Tinggal menunggu satu syarat yang tidak diketahui keberadaannya, hanya tahu bahwa salah satunya ada di sini—di dunia ini.

Ratu Elora, adalah pemimpin kerajaan Yami. Tidak ada pendamping Ratu. Ada sebuah rumor tentang Raja yang dijadikan tumbal oleh sang Ratu, ada juga tentang Raja yang bunuh diri karena tidak sanggup melanjutkan pemerintahan—karena kondisi saat itu sedang krisis besar.

Rakyat pun tidak ada yang tahu keberadaan Raja saat ini, rumor itu pun mereka dengar dari satu pedagang kerajaan lain yang tidak diketahui asal-usulnya. Dan setelah menyebarkan rumor, pedagang itu tidak pernah muncul lagi.

Kerajaan Yami dan rakyatnya makmur, saat kerajaan lain kesusahan bahan makanan, hanya Kerajaan Yami yang tidak mengalami hal itu.

Dan, salah satu dari rakyat terpilih, dijadikan mata-mata untuk Ratunya sendiri. Memantau segala kegiatan yang dilakukan Ratunya.

Kecewa? Tentu. Siapa yang tidak kecewa melihat dan mendengar ritual tumbal yang memakan keluarga serta kerabat dekat? Mengapa harus menyembah iblis? Dewa mereka bahkan lebih kuat daripada para iblis yang memakan bangkai mermaid sebagai persembahan.

***

Di satu sisi, Edzard dan Fabio tengah melawan para prajurit dan penjaga di sana. Dan di sisi lainnya, keempat mermaid dan seorang anak manusia tengah sibuk melakukan rencana serangan selanjutnya.

Edzard. Dia dikejutkan dengan kekuatan Fabio yang dibilang tidak biasa. Bahkan baginya ini sulit dipercaya.

Cahaya api. Itu kekuatan kedua Fabio.

Edzard bahkan yakin, sekarang mereka bisa menang melawan mereka yang sedikit demi sedikit kehabisan energi.

"Hi no hikari!" Sentak Fabio sambil berlari menerjang mereka yang bersiap meluncurkan serangan kembali. Bola-bola dengan cahaya berwarna merah itu hancur, berhamburan seperti meteor yang menghantam atmosfer bumi.

Edzard mundur. Takut terkena percikan api yang keluar dari bola besar milik Fabio.

Dengan gerakan anarkis, hiu dan para prajurit itu semua runtuh. Sekujur tubuhnya terbakar. Bahkan, bukan cuma mahkluk yang diserang Fabio yang terbakar, mata Fabio ikut terbakar. Pupilnya berwarna merah mengkilat seperti darah.

Api dalam air. Sangat membingungkan memang, bagaimana bisa api di dalam air? Sudah dipastikan bahwa api itu memiliki kekuatan yang beda dengan api di darat.

Edzard hanya bisa melihat dengan gemetar Fabio saat ini. Melihat semua prajurit dan keronco-keronconya hangus terbakar. Tubuhnya mengelupas dan masih ada sisa-sisa api yang menempel di tubuh mereka.

Mengenaskan.

Tangan Fabio dari yang tadinya terulur ke depan untuk menghentak kekuatan kini perlahan turun di samping tubuhnya. Lemas. Itu yang dirasakan Fabio sekarang. Kekuatan yang belum pernah dia pakai, kini keluar dengan mulus dan bisa dikendalikan.

"Ed, a-aku. Aku...—" Sebelum kalimat Fabio tersambung, dia jatuh dengan lemas ke pasir. Tubuhnya bahkan masih memerah, namun tidak panas.

Dengan gerakan cepat Edzard segera menepuk-nepuk pipi Fabio. Seraya berkata 'Bangun. Bangun' namun nihil. Fabio terlalu mengeluarkan banyak energi.

"Fabio! Fabio! Sadar!" Ditundukkannya kepala Edzard ke dada bidang milik Fabio untuk mengetahui detak jantungnya. "Bernyawa!"

Edzard mengendong Fabio di punggungnya. Dengan napas yang juga terlihat lelah akibat keabisan banyak tenaga paska bertarung secara tidak adil tadi.

The Prince Mermaid Where stories live. Discover now