🌀 24

1.9K 123 0
                                    

Yuta's POV

Aku seperti dipermainkan. Kepalaku dalam beberapa detik, sudah tidak terasa sakit. Seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

Aku duduk, terdiam oleh pikiran yang sedang merancang kalimat yang cocok untuk kedaanku sekarang.

Aku baru saja memakan permen lollipop pemberian Vloryne--ralat, kurasa bukan memberiku, tapi dia menitipkannya. Dan setelah itu aku terti—

Tertidur?! Berarti ini mimpi! Oh ayolah, bagus kalau begitu. Apa aku bisa mengendalikan mimpi?

Aku menarik senyum tipis. "Bagus kalau ini mimpi. Jadi aku tidak perlu panik," gumamku. Aku membaringkan tubuhku di alas putih ini, meletakan kedua tanganku di bawah kepala untuk menyenggahnya. Aku terdiam. Membayang kejadian apalagi yang akan terjadi padaku nanti.

Ini sepi. Baik untuk tidur. Tunggu, tidur dalam mimpi? Oke baiklah, itu cukup konyol.

Aku menarik napas dalam dan kemudia tersenyum. "Vloryne... aku ingin kau di sini. Aku belum siap kehilangan satu sahabatku."

Aku tertawa miris. Aku seperti orang gila belakangan ini. Aku sering mengigau, menyebut nama Vloryne, tersenyum, dan menangis. Itu terjadi tanpa aku sadari.

Hening sekali. Hanya ada suara napasku yang kudengar. Bahkan aku merasa kalau pendengaranku sudah tidak berfungsi lagi.

Detik berikutnya, aku menguap panjang. Kenapa mataku jadi berat seperti ini? Mataku mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya menutup sempurna. Dan kesadarankupun hilang.

***

Terbangun dari rasa kantuk memang merelakskan. Namun, setelah nyawaku terkumpul, baru kusadari aku terbangun di tempat antah berantah yang kedua kali.

Ya Tuha... sungguh, aku lelah. Jangan beginikan hidupku. Aku berjanji setelah ini akan meminta maaf kepada orangtuaku dan Fey juga Athan karena telah menyusahkan mereka. Tapi aku mohon... jangan di dalam mimpi. Aku tidak ingin dipersulit di dalam mimpi juga setelah di kehidupan nyataku.

Saat tanganku menengadah meminta do'a, tiba-tiba saja seekor ikan berenang melewatiku. Ikan? IKAN?!

Sontak aku menoleh dengan penasaran yang sangat dalam. Benar! Ikan hidup! Sedang berenang menjauh dariku.

Hah? Yang benar saja! Aku mengucek mataku. Mengerjapkannya beberapa kali dan berjalan mendekatinya--yang semakin jauh dariku.

Belum sempat aku melanjutkan langkahku, aku sudag dikagetkan oleh gelembung-gelembung yang naik ke atas.

Apa? Ini apa? Kenapa aku dipusingkan seperti ini?

Aku terduduk lemas, dan saat itu juga gelembung itu keluar dan meletus di atas kepalaku. Masa bodo, aku tidak peduli.

Aku mengela napas sekali lagi–setelah yang pertama di tempat putih itu–untuk melemaskan otot kepalaku yang abstrak karena kejadian ini. Aku terdiam cukup lama. Otakku kosong sementara, karena terlalu  bingung dengan ini semua.

Jadi... ini mimpi atau bukan?

Kucubit lengan kananku dengan tangan sebelah kiri, memastikan bahwa ini hanya mimpi dan ilusiku. "Aw!" Oke... sakit.

Sakit? Berarti ini nyata? Aku...

Di mana?

Bersama ikan hidup. Air. Ini... di dalam air?

Kuambil napasku banyak-banyak untuk memastikan bahwa aku bisa bernapas. Dan, yeah, aku bernapas dalam air. Oh Tuhan, apa ini benar? Aku berada di dalam air dan aku bisa bernapas? Manusia normal tidak bisa bernapas dalam air lebih dari 3-5 menit, atau paling tidak yang lebih pakar menyelam 8-10 menit atau lebih. Tapi ini? aku sedari tadi di sini. Ini jelas sudah lebih dari 5 menit.

The Prince Mermaid Where stories live. Discover now