BONUS CHAPTER

1.9K 75 23
                                    

Rafeyz's POV

Aku terlahir di keluarga kerajaan yang taat akan peraturan. Namun, nampaknya itu sama sekali tidak berlaku bagiku. Aku pembangkang. Aku akan melanggar apapun hanya untuk kepentinganku sendiri. Aku tidak peduli dengan keadaan sekitar yang sekiranya akan aku rugikan. Katakan aku egois. Itu memang benar. Aku mengakuinya.

Dan sekarang, karena kelalaianku, aku telah merugikan seseorang. Seorang manusia yang tidak tahu apa-apa.

Aku harus bertanggungjawab mengembalikan ia ke asalnya. Tetapi, orangtuaku tidak mempermudah jalanku. Dia tidak akan melepaskan anak manusia ini.

"Aku minta maaf." Tidak. Aku tidak akan mengucapkan kalimat itu secara langsung untuk sekarang. Egoku masih terlalu besar untuk melakukan hal kecil seperti itu. Untuk meminta maaf bahwa aku yang menyeretnya ke dalam duniaku.

Mungkin hanya ini yang bisa aku lakukan. Membawa anak manusia ini ke tempat teraman milikku. Goa tempat aku merenung.

Ah, penyesalan selalu datang di akhir kegiatan.

Antara menyesal atau tidak, mungkin aku lebih ke... bersyukur? Ah entahlah. Rasanya dunia tidak lagi kelam dan monokrom. Kedatangan anak manusia ini membuatku bisa merasakan kehadiran seorang teman.

Apa yang kalian ketahui tentang seorang pangeran? Banyak teman? Selir? Kekayaan?

Itu semua tidak ada harganya.

Aku bahkan tidak bisa berbicara lebih banyak kepada yang lain. Bahkan Raja dan Ratu pun.

Tapi, rasanya, dengan anak manusia ini, aku bisa sedikit berbicara banyak. Atau meminta maaf. Mungkin aku bisa hidup lebih lama jika ada dia di sini. Ah maksudku di dunia ini.

Lyzi. Dia adalah seorang tabib istanaku. Dia juga bisa jadi temanku, tapi dia terlalu lanjut usia untuk bocah sepertiku. Tetapi, kalian tahu? Wajahnya bahkan sama sekali tidak mencerminkan umurnya. Huh... penyihir tidak diketahui.

Pandanganku teralihkan, daritadi aku hanya menatap ikan-ikan bercahaya itu sambil melamun. Anak manusia itu bergerak dalam tidurnya.

"Mama..."

Aku memandang wajahnya yang tertidur di atas pangkuanku. Dia mengigau.

"Maaf..." Tidak, aku tidak mengeluarkan suaraku. Aku menelan kata tadi.

Mungkin, sudah saatnya aku jujur. Dia sudah terlibat terlalu jauh. Aku tidak bisa menutupi semuanya lagi. Atau aku akan kehilangan semuanya. Ya, semuanya. Kerajaanku, dan anak manusia ini.

Wajah polosnya membuatku merasakan rasa bersalah yang mendalam. Ini kedua kalinya aku melakukan kesalahan. Pertama, kematian kakekku. Kedua, anak manusia yang terjebak di dunia ini.

Neptunus, kau membuatku berpikir terlalu keras.

***

Aku terbangun dengan keadaan yang sama sekali tidak bisa kupikirkan. Ini terlalu... eeemm... Ah aku pun tidak tahu bagaimana menjelaskannya.

Aku memeluk anak manusia ini dari belakang. Dengan daguku di atas kepalanya. Oh Tuhan...

Dengan perlahan aku bangkit dari posisi itu, aku takut membangunkan anak ini. Menatap wajahnya dari samping dengan untaian rambut yang menutupi separuh wajahnya.

Aku menganggapnya seperti adik kandungku sendiri.

Setelah beberapa saat, aku tersadar. Aku harus menyiapkannya makanan dan menanyakan keadaan kepada Lyzi.

Setelah keluar dari gua, aku mengubah bentuk kakiku menjadi ekor kembali. Sedetik setelah itu, Lyzi tiba-tiba saja sudah berada tak jauh dariku dan berenang mendekat ke arahku.

"Pangeran, raja akan mengambil anak itu. Istana sudah sangat kacau kerajaan kita melanggar peraturan. Dan ratu pun sudah tidak bisa menahan raja." Lyzi menundukkan tubuhnya sambil berbicara di hadapanku. "Maafkan aku pangeran," lirihnya seraya bersujud di bawah ekorku.

Pandanganku terarah lurus ke depan. Ini artinya aku harus segera mengembalikan anak itu. Apapun resikonya untukku nanti.

"Terimakasih sudah membantuku."

Lyzi bangun dari sujudnya, kemudian merendahkan tubuhnya lagi. "Aku akan membantu pangeran. Biarkan aku yang menanggung resiko setelah ini."

Aku terdiam. Lyzi memang seseorang yang sangat setia akan ucapannya.

"Ambilkan aku makanan," perintahku dan Lyzi membungkukkan badannya sebelum pergi meninggalkanku.

Saat aku berbalik badan, tanaman yang menjadi pintu gua terlihat bergerak. Dan, aku tahu siapa yang baru saja menggerakkan tanaman rambat itu.

TBC  :

31 Maret 2020

Dahlia's note :

Oke sangat sangat sedikit. Karena aku punya janji sama kalian (yang baca, yang vote serta komen) tentang nilai Jepang ku yang aku bilang 'kalau aku dapet nilai bagus, aku akan kasih bonus chapter'.

Dan TADAAAAA, inilah bonchap nya. Hehehe. Maaf ya, aku gk bisa bikin romance :(

Dan mungkin dari kalian atau semuanya ngaamiinin doaku, nilai Jepang-ku sempurna :"D aku seneng banget pas tau nilaiku seratus, sampai dibilang orang gila sama bapak ku coba :(

Ternyata, 'usaha dan doa tidak akan mengkhianatimu :")' itu bener adanya.

Aaaaaaa~~~ Terimakasih sekali lagi lagi. ありがとう ございます //bungkukin badan//

(Oiya bentar lagi April fools:D mwehehehehe)

Pappai


Ikan yang comel

🐟🐟🐟

The Prince Mermaid Where stories live. Discover now