🌀 31

1.4K 90 11
                                    

Tempat ini sangat gelap. Sama seperti sebelumnya yang aku berhadapan dengan monster ikan itu. Kemungkinan besar aku berada di dalam penjara. Karena aku sempat meraba ada pipa kuat di depanku.

Entah mengapa tadi aku tiba-tiba tertidur di dalam gendongan si anak buah monster ikan itu. Aku tidak tahu. Tapi mungkin, sepertinya aku kelelahan karena terus dihajar oleh monster ikan itu.

Entah tempat ini yang sunyi atau indera pendengaranku yang sedang kuat, kudengarkan ada suara isakan di sini. Pelan. Sangat pelan. Kupekakan lagi suara isakan pelan itu. Itu suara perempuan.

"Permisi..." ucapku pelan. Hm... mungkin tidak terdengar sepertinya.

"Zxdfxhhb." Hah? Itu bahasa asing yang digunakan oleh monster ikan dan anak buahnya. Atau ini adalah monster ikan itu? Tapi suaranya si monster ikan tidak seperti ini. "Ah, maaf. Aku lupa," ucapnya lagi. Sepertinya dia meminta maaf dengan tulus. Dan ya benar, ini suara perempuan.

Oh! Apakah ini Vloryne? Kumohon dia tidak sedang di sini. Di sini sangat berbahaya.

Aku menarik napas, menyesuaikan detak jantungku yang tidak karuan. Aku membuka mulut untuk membalas ucapannya. "S–siapa kau?" tanyaku takut-takut. Ah, mungkin tidak terdengar olehnya.

"Uumm... aku... Aku Fallona. K–kau?" Bisa kudengar dia mengucapkan itu dengan suara gemetaran.

"Emmm... Aku... Namaku tidak penting. Kau tidak perlu tahu," balasku pelan. Apa aku menghancurkan hatinya? Aku hanya tidak mau dataku diketahui orang yang belum kukenal.

"Ah, maaf."

Hening sejenak. Kudengar ada helaan napas di seberangku. Aku... menyakitkan hatinya.

"Aku minta maaf juga. Maafkan aku." Aku menunduk. Ya walaupun dia tidak melihatku, aku tetap melakukannya.

"Ah tidak apa-apa, aku tahu."

BRAK!!!

Suara bantingan keras terdengar dari arah lain setelah dia (Fallona) menyelesaikan kalimatnya. Aku terkejut, sangat. Karena suasana di sini sangatlah hening. Bahkan kupingku nyaris pecah sepertinya.

"Fhj@&$k!!!"

Argh! Dia mengeluarkan kalimat sialan itu! Aku tidak mengerti!!

"Hei kau yang bicara bahasa aneh! Aku tidak mengerti kau bicara apa! Bicaralah yang benar!" seruku keras. Apa dia tidak bisa bicara bahasa manusia?

Aku frustasi. Dan sangat ingin tahu apa yang dia bicarakan! Dan spontanlah aku berseru.

"Kau manusia yang dikurung ratu kan?" ucapnya lagi entah kepada siapa. Bahkan aku tidak tahu ini suara laki-laki atau perempuan. Suaranya sulit dikenali.

Dan apa yang dia katakan tadi? Ratu? Ratu siapa? Yang mana?

"Siapa ratu yang kau maksud?" tanyaku penasaran.

"Manusia memang bodoh ternyata. Itulah sebabnya kita diperintah untuk menghancurkan daratan." Aku berdecak. Siapa sih yang bicara? Memangnya dia bukan manusia? Seharusnya kau yang lebih bodoh.

Dan tunggu. Dia menyebutkan kata 'kita' berarti dia sedang tidak sendiri di sini.

***

Dua penjaga tahanan kerajaan Yami hampir habis kesabarannya, karena anak manusia yang dibawa ketua kerajaan mereka.

Ya, monster laut itu. Ratu Elora. Ratu yang memimpin kerajaan mereka yang terkenal dengan penyihir jahat ilmu hitam.

Tak ada makhluk hidup yang bisa lolos dari tangannya. Seolah ia adalah malaikat utusan tuhan yang ditugaskan menyabut nyawa makhluk hidup.

The Prince Mermaid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang