🌀 32

1.2K 83 13
                                    

A.n :

Mau bilang, part ini akan fokus ke keadaan Yuta dulu. Yang bagian Vloryne dan Rafeyz nanti :)

   ❀  Selamat membaca

Yuta tersenyum mendengar pertanyaan Fallona. Semoga saja Fallona mau membantunya.

"Kau bisa membaca pikiran kan?" tanya Yuta sekali lagi.

Fallona menjawab, "Iya."

"Kalau begitu, kau baca pikiranku ya? Dan nanti jika sudah, kau ucapkan kata 'oke' setelah membaca pikiranku."

Fallona diam. Tidak mengerti maksud dari ucapan Yuta. "Fallona. Apa kau bisa membaca pikiranku?"

Dan Fallona menjawab dengan perintah yang diajukan Yuta tadi. "Oke."

Yuta diam sebentar, pikirannya mendadak kosong. "Ah, aku jadi tidak bisa berpikir," kata Yuta.

Fallona hanya diam mendengarkan kata demi kata yang diucapkan Yuta. Fallona dibuat bingung dengan orang ini.

"Ah iya. Aku punya sisik ikan itu. Apa yang bisa aku lakukan dengan sisik itu ya?" Tiba-tiba hal itu yang dipikirkan Yuta. Fallona hanya tersenyum singkat dan hendak membalas apa yang dipikirkan Yuta tadi.

"Err... bisakah kau mengeluarkan benda itu? Maksudku ulurkan tanganmu keluar dari batang jeruji ini," jelas Fallona dengan suara kecil, sambil mendekatkan diri ke pembatas samping di mana Yuta berada.

Yuta menurut. Dia mengeluarkan benda itu dan mengulurkan tangannya keluar dari jeruji. Fallona melihat tangannya. Dia segera mengambil sisik ikan itu dengan cepat. Menyembunyikannya di suatu kantong tersembunyi miliknya.

"Ah tangannya begitu lembab. Apa dia kedinginan?" tanya Yuta dalam hati.

Fallona yang mendengar itu pun terkekeh kecil. "Aku bukan manusia. Jadi wajar saja," terang Fallona setelah mendengar kata hati Yuta. Menurut Fallona, Yuta adalah makhluk yang paling jujur mengungkapkan ucapannya.

Yuta hanya memasang wajah datar. Dia sudah tahu kalau ini bukan lagi dunia yang dipenuhi manusia. Melainkan makhluk asing yang bahkan manusia pun tidak percaya keberadaannya.

"Mau kau apakan sisik itu?" tanya Yuta lagi, kali ini berbicara.

Fallona tersenyum. Ah, andai Yuta melihat Fallona, pasti dia akan bilang senyum milik Fallona begitu cantik. "Aku akan menyelamatkan kita semua."

Baru saja Yuta perlahan menyunggingkan senyum, namun sedetik kalimat terakhir Fallona membuat Yuta bertanya. 'Kita semua?' apakah Fallona orang jahat? Pikirnya.

"Ah, maksudku kita yang dipenjara oleh ratu Elora. Aku terkurung di sini hampir 5 kali bulan purnama muncul. Dan beberapa kali mendengar ungkapan dalam hati penjaga sini," ucap Fallona panjang lebar. Yuta yang mendengar hanya menganggukkan kepalanya dan membulatkan mulut berbentuk O.

"Tunggu sampai lampu di sini benar-benar padam. Aku akan menyelamatkanmu dan teman-temanku. Errrmm... bolehkan temanku selamat juga?" Ada nada khawatir di dalam sana. Takut jika Yuta tidak mengizinkannya menyelamatkan nyawa yang lain selain mereka berdua.

"Boleh."

Selang beberapa menit. Lampu yang entah tak ada wujudnya mati total. Menggelapkan seluruh penjuru ruangan dengan sangat kelam dan hening. Menandakan bahwa mereka semua harus mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Namun tidak bagi Yuta dan Fallona. Mereka sibuk memikirkan caranya keluar dengan selamat dari sini.

The Prince Mermaid Where stories live. Discover now