Chapter 25

54K 3.6K 110
                                    

"Bagas gak ikut ngeroyok gue," ucap Elia lirih.

Semua temannya melotot tak percaya ucapan Elia yang membela Bagas.

"El, lo udah lupa Bagas udah bentak-bentak lo di depan kelas?! Lo tau kan kalau Bagas itu ketua kelas unggulan?! Lo juga udah lihat saat Bagas keluar dari kelas kita dengan mata penuh kebencian kan?!" tanya Aster kesal.

"Kita gak punya bukti kalau Bagas yang ngerencanain semua ini!" jawab Elia dengan logikanya.

Semua temannya diam membenarkan jawaban Elia.

"El, kalaupun Bagas gak terlibat, tetep aja kelas unggulan udah ngeroyok lo! El, lo tau, kelas kita akan bantu setiap anggotanya. Jadi kita bisa juga ngeroyok mereka bahkan lebih dari yang mereka lakuin ke lo!" ucap Arsen pada Elia.

"Iya El! Kita bisa bantu lo balas pengeroyokan ini! Kalau mereka takut dengan Pak Asep, kita malah udah biasa ngadapin Pak Asep...!" lanjut Edgar setuju.

"Pak Asep pasti akan menghukum mereka semua. Gue gak mau kalian dihukum Pak Asep kerena belain gue. Lagian pengeroyokan, tawuran... itu semua gak baik buat kita! Gak ada gunanya! Tapi tunggu, apa kalian yang hubungin Pak Asep tadi?" Elia bertanya hal yang dari tadi luput dari pikiran mereka .

Semuanya terdiam dan hanya menggelengkan kepala ringan sambil saling pandang.

"Lalu gimana bisa Pak Asep tau kalau gue dikroyok di taman?" lanjut Elia penasaran namun saat ini temannya tidak ada yang tahu siapa yang menghubungi Pak Asep.

"El, udahlah..! Itu gak penting sekarang! Lagian mereka banyak yang ngeroyok lo jadi sangat mungkin kalau rencana itu bocor ke Pak Asep!" Tyas menanggapi.

"Tapi, kalau kita diam aja gak balas mereka, nanti mereka malah mikir kalau kita itu lemah!" Tata berpendapat.

"Kita akan lawan mereka dengan cara baik-baik," sepertinya Elia mempunyai Ide.

"Lawan dengan baik-baik?" tanya Tyas bingung.

"Iya. Sebentar lagi ada lomba antarkelas kan? Kalau dalam satu lomba saja kita menang dari mereka, maka gue yakin, reputasi mereka pasti akan menurun! Bayangin, kelas unggulan dikalahin oleh kelas buangan! Dan dengan itu, akan banyak orang yang lebih menghargai kita!" jawab Elia meyakinkan.

"El, lo gak lagi bercanda kan? Kita dari kelas buangan! Gak mungkin kita ngalahin kelas unggulan! Mereka itu pintar-pintar!" ucap Juna menolak.

"Lomba antarkelas bukan hanya untuk akademik kan? Banyak lomba olahraga juga! Kalian bisa latihan mulai sekarang."

Mereka terdiam dan berfikir sejenak tentang ide Elia. Akhirnya mereka pun menyimpulkan ide Elia sangat bagus dan tidak ada salahnya bila mereka mencoba.

"Gue rasa Elia benar. Kita bisa mulai latihan olahraga minggu ini. Gak ada salahnya kalau kita mencoba." Arsen menyetujui diikuti anggukan dari teman-temannya.

Elia tersenyum bahagia dan berharap teman-teman barunya ini akan memperoleh kemenangan yang nyata dalam lomba antarkelas.

"Hmm... teman-teman, makasih banyak ya! Kalian semua udah bantu dan nolongin gue," ujar Elia sambil tersenyum.

"Santai aja El... mendingan sekarang lo istirahat, tidur dulu disini. Badan lo masih lemes kan? Lo bisa pulang nanti," ucap Arsen.

"Iya El, lo istirahat disini aja dulu," tambah Aster dan Elia pun memberi anggukan sambil tersenyum.

***

Esok harinya, berita pengeroyokan yang dilakukan oleh kelas unggulan pada Elia telah menyebar di seluruh penjuru kelas. Kini reputasi kelas unggulan merosot drastis karena sikap moralnya.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang