Chapter 49 (Mr. B!)

42K 2.6K 76
                                    

'Tak peduli seberapa keras kau mencoba menggenggam waktu, kekalahan sudah pasti akan jatuh di tanganmu!' itulah perumpamaan untuk mereka.

Bagas dan Elia menjauh, menyibukkan diri, memasang wajah seolah mereka baik-baik saja. Mereka mencoba melupakan satu sama lain namun ternyata semua itu percuma....

Hati mereka tercekik oleh satu kata yang membuat mereka merasa sesak, yaitu 'Rindu'.

***

"Cepat, sampaikan ke semua pegawai kantor ini kalau besok Direktur Utama kita akan datang dari London! Kita harus persiapkan semua! Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun! Semua laporan harus segera diselesaikan! Cepat!" ucap Pak Hamdan cepat dan panik selaku General Manager di Angkasa Grup setelah mengangkat telfon dari Pak Guntur, sekretaris Direktur Utama.

Berita tentang kedatangan Mr. B, sang Direktur Utama pun menyebar secepat kilat. Semua orang sibuk mempersiapkan apa yang seharusanya mereka siapkan.

Sejauh ini mereka tidak pernah melihat secara langsung bagaimana wajah sebenarnya sang Direktur utama mereka atau Mr. B tersebut. Mereka selama ini hanya tahu fotonya saja. Dalam foto, wajah tersebut sangatlah tampan, gagah serta sangat berkharisma.

Profilnya juga tentu tak kalah menarik dengan fotonya. Mr. B dengan usia yang masih terbilang muda, dia sudah menyelesaikan studi S1 dan S2 nya di Oxford University, UK sambil memegang perusahaan Angkasa Grup yang sebegitu besarnya. Dia mampu melebarkan sayap perusahaan ini dengan membuka cabang di banyak negara dan benua.

Meski mereka juga mendengar gosip kalau sebenarnya Mr. B adalah sosok yang galak, perfeksionis dan tanpa ampun, tetap saja wanita mana yang tak terpesona hanya dengan melihat fotonya atau mendengar profilnya saja? Ditambah lagi gosip kalau Mr. B belum beristri atau pacar? Besok mungkin adalah hari yang paling didamba bagi semua pegawai wanita disana untuk menarik perhatian Mr. B.

***

Bagas keluar dari mobil mewahnya dengan setelah jas hitam gagah ditemani dengan Pak Guntur.

Bagas berjalan cepat dengan Pak Guntur di samping kanannya serta rombongan VVIP lain yang mengikti di belakangnya.

Bagas memasuki loby kantor dan sudah disambut hangat oleh Pak Hamdan dan semua pegawainya. Semua pegawai menunduk untuk menyambut dan menghormati kedatangan Bagas.

"Selamat pagi, Pak. Selamat datang. Saya Hamdan, GM disini," ucap Pak Hamdan dengan sangat sopan. Meski usia Bagas jauh lebih muda darinya, di kantor ini tetap saja jabatannya tidak ada apa-apanya dibandingkan Bagas. Bagas adalah pemilik perusahaan ini!

Bagas melihat sekilas ke arah Pak Hamdan tanpa senyuman. "Terima kasih. Tunjukkan mana ruang kerja saya dan siapkan semua dokumen yang harus saya periksa," jawabnya dingin dan memberi kesan gila kerja.

"Baik Pak," jawab Pak Hamdan cepat dan mengantar Bagas ke ruang kerjanya yang besar dan super mewah.

Sejauh ia melangkah menuju ruangannya, Bagas bisa melihat banyak sekali karyawan cantik secantik model dan artis itu melihat ke arahnya sambil memberikan senyum terbaik mereka. Tapi Bagas sama sekali tidak bergeming. Dia malah mendengus malas melihat mereka semua. Dia sudah bosan digoda para wanita. Dia sama sekali tidak tertarik dengan mereka!

Bagas duduk di kursi kebesarannya dan langsung membuka dokumen-dokumen sudah siap dibaca di mejanya sedangkan Pak Guntur berdiri di sebelah kanannya.

Bagas membaca sekilas dokumen tersebut. Pak Hamdan dengan sigap menjelaskan kesimpulan isi dokumen tersebut.

"Proyek Mall di Lombok, Hotel Wonderful beach di Bali, Hotel Panorama di Jogja, Apartemen AG di Surabaya, semuanya sudah selesai dan sudah mulai beroperasi awal tahun 2018 ini, Pak."

"Hm," jawab Bagas singkat lalu membuka dokumen kedua.

"Proyek perumahan Green Hill di Bandung sudah sampai 60%, Pak. Taman bermain Galaksi di Malang sudah hampir 70% dan Hotel Heaven di Halmahera sekitar 90%, Pak," jelas Pak Hamdan yang sudah sangat hafal.

"Oke. Apa ada kesulitan atau masalah? Hal yang paling mendasar. Pembebasan lahan? Saya tidak mau ada masalah sekecil apa pun disini," ujar Bagas sambil menutup dokumen tersebut.

"Tidak Pak. Tidak ada masalah yang berarti. Masalah lahan, kita sudah mengantongi semua sertifikat hak milik," jawab Pak Hamdan yakin.

"Bagus. Pak Guntur, tolong siapkan pesawat saya. Nanti siang saya akan ke Halmahera," pinta Bagas pada orang kepercayaannya dan Papanya, Pak Guntur.

"Baik, Tuan muda," jawab Pak Guntur sambil mengangguk. Ya. Pak Guntur dulu memanggil Bagas dengan 'Mas' namun sekarang beralih menjadi 'Tuan muda'.

"Eh, t... tapi Pak, disana sudah banyak karyawan ahli kita. Mereka semua sudah mengurusnya dengan sangat-" Pak Hamdan terlihat sedikit gugup.

"Saya biasa melihat kerja kalian dari luar negeri. Kali ini saya akan melihatnya secara langsung," ujar Bagas tenang meski terbesit sedikit rasa curiga.

Ya. Bagas memang sangat jarang pulang ke Indonesia. Selama hampir 10 tahun di luar negeri, dia hanya pernah pulang ke Jakarta 2 kali untuk urusan pekerjaan saja.

***

Bagas menginap di sebuah resort mewah yang juga merupakan investasi milik perusahaannya yang ada di dekat pantai pulau Halmahera yang indah.

Dia memandang dari balik jendela kamarnya, pantai pasir putih dan laut lepas lengkap dengan keromantisan senjanya.

Pandangannya terhenti pada sosok wanita berambut panjang dengan baju putih selutut dan topi coklat yang berdiri menghadap laut lepas menikmati pemandangan seperti halnya dirinya. Bagas tidak bisa melihat wajah wanita itu karena posisi wanita itu memang membelakanginya.

Entah dorongan darimana, Bagas tiba-tiba mengumpamakan wanita itu dengan cinta pertamanya, Elia. Ya. mungkin karena terlalu rindunya ia padanya.

Ketika langit menunjukkan semburat warna jingganya....

Aku ingin bertanya padamu wahai senja....

Bagaimana bisa kau membuatnya merasa nyaman?

-Bagas Prasetya Angkasa-

***

Gimana?

Kalau kalian jadi Bagas dan Elia, gimana kalau kalian ketemu satu sama lain setelah sekian lama?

Vote plus komen ya gengs...

Love you...

Secret AdmirerWhere stories live. Discover now