Chapter 39

49K 3.4K 146
                                    

"Lo mau beli apa?" tanya Bagas pada Elia ketika mereka sudah sampai di Mall.

Elia melihat toko baju tapi ia ragu untuk mengatakannya pada Bagas karena toko baju itu sangat besar dan terlihat pengunjungnya adalah orang-orang stylish. Pasti disana harga bajunya mahal-mahal!

"Mau beli baju?" tebak Bagas dan tentunya sangat benar.

"Yuk!" Bagas melangkah menuju toko tersebut tanpa menunggu jawaban dari Elia. Elia pun berlari kecil untuk mengekor langkah Bagas yang sudah jauh didepannya.

"Hah..! Bagas, mahal banget..! Masak kemeja ini harganya 900 ribu?! Ah, ya ampun...." Elia melongo ketika melihat bandrol harga kemeja yang ia niatkan untuk membelikan Ayahnya.

Elia cepat-cepat mengembalikan baju tersebut pada tempatnya semula namun Bagas segera mengambilnya kembali.

"B... Bagas, tapi itu... sangat mahal!"

"Bahkan lo bisa beli semua isi toko ini El! Cepet pilih dan ambil baju lain!"

"Bagas, kita ke pasar aja ya? Kalau di pasar, harga kemeja gini cuma 80 ribu doang!" Entah sadar atau tidak, Elia mengatakan kalimat itu sambil memegang lengan Bagas dengan wajah memelas.

Melihat ekspresi Elia seperti itu Bagas merasa sangat gemas. Apalagi Elia sekarang sedang memegang lengannya. Dalam hatinya ia sangat merasa bahagia.

Elia yang baru sadar akan tangannya yang sudah menempel di lengan Bagas pun langsung melepaskannya lalu segera menundukkan kepalanya menutupi rasa malunya.

"Lo ingin ngasih baju bagus buat keluarga lo kan?" tanya Bagas sambil memilih baju.

"Tapi di Pasar juga banyak yang bagus kok...."

Bagas sontak menolehkan pandangannya ke arah Elia dengan ekspresi khasnya. Ya. Elia bisa merasa bahwa ekspresi tersebut seakan memberinya jawaban : Gue gak ingin dibantah!

Elia langsung terdiam lalu menelan ludahnya untuk menenangkan dirinya. Ya... mau tidak mau dia harus membelinya di Mall ini.

Elia memilih beberapa potong baju untuk Ayah, Ibu dan Adiknya. Setelah itu ia membawa semuanya ke meja kasir ditemani Bagas.

Bagas sedikit mengerutkan dahinya ketika melihat baju-baju yang dipilih Elia. Sepertinya dia tidak membeli baju untuk dirinya sendiri.

Tak banyak bicara, Bagas langsung mengambil banyak sekali baju yang menurutnya bagus dan cocok untuk Elia kemudian langsung ia bawa ke kasir.

"Bagas! Banyak banget..! Lo mau beli'in siapa?" tanya Elia heran sambil menganga.

"Buat lo! Siapa lagi!"

"Tapi baju gue udah banyak di lemari... gue—"

"Lo beli'in keluarga lo tapi gak beli buat lo sendiri? Hah?! Udah diam!" perintah Bagas seketika membuat Elia lagi-lagi terdiam pasrah.

Keluar dari toko baju, Elia membawa banyak sekali tas belanjaan berisi baju-baju mahal tersebut. Atas saran dari Bagas, Elia pun menitipkan barang-barang tersebut di penitipan barang.

Bagas terus berjalan tanpa Elia ketahui tujuannya. Elia hanya mengikuti Bagas saja.

Bagas berhenti di toko khusus jam tangan mewah. "Coba lihat yang itu!" pinta Bagas kepada penjaga toko.

Setelah jam tangan khusus wanita yang berhiaskan batu kristal dengan tali berwarna pink itu diambilkan oleh penjaga toko, Bagas langsung menarik pergelangan tangan Elia dan memakaikannya di pergelangan tersebut.

Elia yang sempat kaget dengan tarikan tangannya tersebut kini terdiam kagum ketika melihat keindahan benda yang kini melingkar di salah satu pergelangan tangannya tersebut.

Secret AdmirerWhere stories live. Discover now