Chapter 43

47.3K 3.4K 199
                                    

"Eh, jangan bilang siapa-siapa ya! Bagas udah punya cewek lho...!"

"Ini rahasia antara kita lho ya... Bagas tadi malam kencan sama cewek!"

"Eh, gue denger Bagas udah punya pacar!"

"Siapa cewek beruntung itu?"

Ya. Gosip menyebar secepat kilat. Kini Bagas telah menjadi perbincangan semua penghuni sekolah. Disetiap ruangan sekolah, Bagas lah yang menjadi topik pembicaraan. Kantor guru? Tentu itu juga termasuk!

Lalu siapa yang menyebarkan gosip ini? Siapa lagi kalau bukan Aster and the geng. Bermula dari kata 'Rahasia' menjalar pada orang lain dengan kata 'Rahasia' dan seterusnya.

"Bego lo, As! Sebentar lagi mampus kita!" Tata sangat panik karena takut Bagas akan memarahi mereka.

"Tai lo! Emang lo gak ikut nyebarin?" Aster berkelak.

"Ya... gue cuma bilang ke beberapa anak itu pun gue bilang 'Rahasia' ke mereka!"

"Udah... udah..! Terus gimana nih? Arsen..! tolongin kita dong...!" pinta Tyas pada Arsen supaya membela mereka bila Bagas datang memarahi mereka.

Arsen yang sedari tadi selalu tersenyum lega mendengar gosip itu tidak menggubris permintaan Tyas.

Lalu bagaimana dengan Elia? Elia hanya bisa mengehela nafas dan membenamkan kepalanya di atas meja dengan bertumpu pada kedua lengannya. "Haduh... gimana ini..?!"

***

Tidak jauh berbeda dengan kehebohan kelas lain. Kelas unggulan pun sekarang yang menjadi sorotan utama. Meski sekarang mereka pura-pura bersikap biasa karena takut pada Bagas yang berada di sana.

"Gas, emang bener lo tadi malam kencan?" Eza mengklarifikasi sendiri pada Bagas.

Memang sulit dipercaya tapi memang begitu adanya. Bagas malah sibuk membaca bukunya tanpa mempedulikan gosip tentang dirinya tersebut.

"Gue mau punya pacar atau gak, mau kencan sama siapa... itu terserah gue," jawab Bagas dengan santainya masih sambil membaca bukunya.

"Jadi bener lo udah kencan, Gas?" tanya Dimas penasaran.

"Ck. Lo dan lo juga Za. Kalian berdua juga udah punya cewek kan?"

Dimas dan Eza terdiam. Tidak melanjutkan introgasinya pada Bagas yang sudah teerlihat tidak nyaman dengan pertanyaan mereka. Tapi dari jawaban Bagas, sepertinya Bagas membenarkan gosip itu. Tapi siapakah cewek yang bisa merebut hati seorang Bagas tersebut?

***

Bagas, Eza dan Dimas berjalan menuju kantin namun langkah Bagas terhenti ketika melihat kumpulan geng dari kelas buangan bercanda tawa bersama Elia di salah satu meja panjang kantin.

Elia duduk di samping Arsen dan merekahkan senyum lebarnya pada Arsen. Entah apa yang mereka bicarakan sampai terlihat sebahagia itu.

Tawa Aster terhenti seketika saat melihat melihat Bagas. Semua temannya serta Elia pun menghentikan tawanya saat melihat Bagas. Namun berbeda dengan Arsen yang malah membersihkan ujung bibir Elia seakan disana ada sisa makanan.

Elia sontak terperanjat dengan apa yang dilakukan Arsen padanya dihadapan Bagas. Tentu saja Elia langsung menjauhkan tangan Arsen dari bibirnya.

"Apaan sih, Sen?" Elia melirik sedikit ke arah Bagas dan mendapati cowoknya itu sudah mengepalkan tangannya siap untuk menghantam Arsen.

"Ada sisa minuman dikit," jawabnya santai.

"Udah biarin aja," ucapnya sambil mengelapi bibirnya sendiri.

"Gue mau ke perpus aja," ujar Bagas tiba-tiba.

"Lho, gak makan dulu, Gas?" tanya Eza.

"Gak selera," jawabnya sebelum ia membalik arah jalannya menuju perpustakaan diikuti dengan Eza dan Dimas.

Elia bisa merasa kecemburuan Bagas saat itu. Sedangkan Aster and the geng bisa bernafas lega ternyata Bagas tidak memarahi mereka.

Setelah selesai makan, Elia dan teman-temannya akan kembali ke kelas tapi Elia tidak ikut mereka dengan alasan ingin ke perpustakaan dulu.

Elia pergi ke kantin lagi untuk membeli siomay. Dia membuka Hp-nya dan mengetik pesan WA untuk Bagas.

Elia : Gas, kamu kok gak jadi makan sih?

Bagas : Males

Elia : Nanti kamu lemes lho. Ke rooftop yuk... aku beliin kamu siomay lho... aku tunggu ya.

Elia menunggu Bagas di rooftop sambil duduk di atas salah satu meja yang yang berantakan disana, ditemani dengan satu kotak putih sterofoam berisi siomay.

Tak lama kemudian Bagas datang sesuai dengan keinginan Elia. Elia pun langsung tersenyum saat melihat cowoknya itu datang.

"Bagas, sini duduk disamping aku!" pinta Elia sambil membuka kotak sterofoam tersebut. Bagas pun menurutinya.

"Aaa...." Elia mencoba menyuapi Bagas seperti seorang bayi. Namun Bagas masih belum membuka mulutnya.

"Gas, ayo dong buka mulut... tanganku pegel nih ngangkat terus kayak gini!" ucapnya manja.

Bagas tersenyum tak bisa lagi menolak keinginan cewek yang sangat ia sayangi ini. Bagas membuka mulutnya untuk disuapi Elia.

"Gas, maafin aku ya... gara-gara aku, kamu digosipin di sekolah," ucapnya masih sambil menyuapi Bagas.

Bagas masih belum mejawab sebelum ia menghabiskan siomaynya. "Aku gak peduli gosip El...!" tegasnya kemudian.

"El, bisa gak kamu gak deket-deket sama si brandal itu? Gak sebangku lagi sama dia?"

Elia bisa melihat kemarahan di wajah Bagas meski tidak separah tadi saat di kantin sekolah.

"Gas, Arsen itu temen aku—"

"Tapi dia suka sama kamu El!"

Elia terdiam bingung.

"Aku bisa lihat dia tertarik sama kamu! Dia coba nyentuh kamu di depan aku! Aku pacar kamu, El! Aku—"

"Gas, aku tadi udah nampis tangan Arsen... please kasih aku waktu buat jelasin ke mereka!"

Bagas terdiam sejenak lalu berkata, "Aku nggak akan biarin kamu diambil cowok lain!" 

***

Ges, masih penasaran kan?

Stay tune yaaa....

Love you

Semoga kalian tetep suka cerita ini ya...

Semoga kalian tetep suka cerita ini ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yuhuuuu.... SA bakal terbit di rainbook publishing 🥳🥳🥳🥳

Udah siap kan, ges?

Secret AdmirerWhere stories live. Discover now