Part 17. Nasihat Kedua dari Satria

49.4K 3.8K 297
                                    


Kemarin, Iinas langsung pergi waktu Abi bertanya dengan ajaibnya. Iinas mikir, Abi ini polos apa bodoh, atau terlalu berterus terang?

Ya Masa Iinas ditanyain begitu? Gila emang si Abi. Bukanya Iinas nggak mau, Iinas perempuan 27 tahun yang bentar lagi 28 tahun yang udah mulai merasakan kebutuhan biologis. Tapi ya nggak gitu juga! Rasanya Iinas pengen geplak aja kepalanya Abi.

Abi juga bingung kenapa Iinas langsung pergi gitu aja. Berarti Iinas nggak mau having sex sama Abi? Wah, Satria salah besar nih. Kalau sampai Iinas ngambek, sepupunya itu kudu tanggug jawab.

Malemnya, Abi langsung telepon Satria pas ngelihat Iinas masih diam aja. Kayaknya nggak baik kalau Iinas terus begitu. Bisa jadi, Abi disate Mamanya kalau buat Iinas begitu terus.

"Napa Bi?" tanya Satria di ujung sana.

"Lo nyesatin gue ya Sat?!" tanya Abi.

"Nyesatin apa sih?"

"Iinas malah makin ngambek gara-gara nasihat sesat Lo!"

"Ya emangnya lo apain?" tanya Satria kalem aja.

"Ya gue ajak kayak yang lo suruh itu."

"Lo gimana ngajaknya?" Satria mulai curiga. Apa Abi maksa bininya? Terus diket-iket gitu? Ditampar-tampar? Dicambuk juga? Kok Satria ngeri sendiri ya?

"Nas, mau having sex sama saya?"

Satria diam. Baru nyadar kalau sepupunya tak setertolong ini.

"Bi... kok lo begonya kebangetan sih?"

"Kan lu sendiri yang bilang gitu, Sat!"

"Tapi nggak gitu juga ngajakinnya! Masak beginian aja musti gue ajarin sih, Bi!"

"Ya kan gue nggak pernah ngajakin cewek begituan Sat!"

"Ya Allah! Sumpah, gue kasian banget sama istri lo."

"Mending lo bantuin gue daripada banyak omong!"

"Nih ya Bi, omongan itu penting, tapi aksi lebih penting."

"Lo kalo ngomong yang jelas Sat!"

"Ya elah! Nggak usah tanya Bi! Cewek tuh nggak bisa ditanyain, maunya lo yang peka! Langsung aja, tapi pake pemanasan. Bikin suasananya biar mendukung." Jelas Satria yang merasa sudah berpengalaman. Iyalah, istrinya aja lagi hamil besar sekarang.

"Gitu ya?" tanya Abi.

"Lu paham kagak? Gue ngomong panjang lebar, lu nangkepnya beda!"

"Iya paham."

"Apaan?"

"Bikin suasananya mendukung."

"Kasih contoh coba."

Abi diam. Bingung mau kasih contoh bagaimana. Ya pokoknya begitu, bikin suasana mendukung buat having 'itu'. 

"Nah, nggak bisa kan? Lu 28 tahun hidup ngapain aja sih, Bi?! Gini deh, lo tonton tuh drama-drama korea yang disukai cewek. Atau baca novel-novel dewasa gitu. Atau yang paling instan nih,  lo tonton tuh blue film. Tapi ambil genre yang romantis, jangan yang ekstrem." jelas Satria memberikan nasihatnya. Entah itu benar atau menyesatkan.

"Dosa Sat! Jijik gue!" jawab Abi menunjukkan wajah jijiknya.

"Ya Tuhan! Sekali aja nggak papa Bi, demi menodai kepolosan lu."

"Ogah! Gue jijik!"

"Serah lu dah!" kata Satria menyerah. Abi nih maunya gimana? "Gini deh, lo ikutin aja insting lo dan coba terus deketin Iinas. Buat kontak fisik sebanyak mungkin. Nanti lo tau sendiri mau ngapain sama dia." kata Satria akhirnya.

Guide to Our MarriageWhere stories live. Discover now