Part 31. Marahnya Abi

54.6K 3.5K 275
                                    


"Siapa?"

Setelah 10 menit berdiam dalam keheningan, akhirnya Abi buka suara juga.  Di tengah kemacetan jalanan ibu kota, mereka bergumul dengan pikiran masing-masing.

"Eh? Mas Agus." jawab Iinas.

"Ada hubungan apa kamu sama dia? Mantan?"

"Iya."

"Belum selesai?"

"Apanya?"

"Masih ada apa-apa di antara kalian?"

"Nggak. Nggak ada."

"Kalau tidak ada, kenapa ketemu?"

Mas Abi kenapa sih? Tumben-tumbenan banget nanya-nanya. Biasanya juga kayak nggak perduli gitu. Nggak pernah nanya.

"Soalnya dia yang ngajakin." jawab Iinas lempeng aja. Boleh nih kayaknya dikerjain dikit. Biar Abi tau gimana rasanya dia dulu ngadepin Abi yang ngeselin minta ampun.

"Terus kamu mau diajak ketemu sama mantan?" tanya Abi dengan suara sedikit meninggi. Sedikiit banget. Kalau Iinas nggak peka, Iinas nggak bakalan sadar.

"Ya kenapa enggak. Kan aku juga udah selesai kerja dari jam lima tadi. Terus Mas baru bisa nyamperin abis sholat kan? Nah dari pada aku nganggur nunggu sendirian, mending ditemani Mas Agus Kan?" jelas Iinas. Ohya, mulai dari setelah acara pijit-pijitannya mereka itu, Iinas memutuskan buat mengganti saya-nya menjadi aku. Kok rasanya nggak enak banget ngomong sama suami sendiri pakai saya. Kayak ngomong sama atasan aja. Lagi juga, selisih umur mereka kan cuma setahun. Nggak dengan menikah pun, harusnya bisa pakai bahasa non-formal kan?

Sedang ditempatnya, Abi mulai geram. Iinas nggak nyadar apa ya kalau dia udah nikah. Apa tadi Iinas bilang? Daripada nganggur dan nunggu sendirian?

Ya mending sendirianlah! Dari pada berduaan di cafe. Apalagi sama mantan!

Terus ya, Abi juga jadi kesel sama panghilannya Iinas. Mantannya itu dipanggil 'Mas' juga? Bukan cuma Abi aja yang dipanggil begitu.

Sialan!!

"Mas? Mas nggak marah kan?" tanya Iinas. Menyunggingkan sudut bibirnya pas lihat Abi mulai kesal.

"Nggak!" jawab Abi.

Kemacetan mulai terurai, Abi mulai menjalankan kembali mobilnya. Ah, mungkin kemacetan inilah yang membuat dirinya kesal. Bukannya Iinas!

"Kok kayak kesel gitu?"

"Macet."

"Kan udah jalan."

"...." Abi diam aja. Mengalihkan fokusnya pada jalanan. Nggak perduli sama wanita di sampingnya. Pokoknya Abi kesel!

"Udah lancar loh Mas, masih kesel ya?"

"Nggak." jawab Abi. Duh, udah kayak cewek lagi PMS aja si Mas Abi. kan yang lagi PMS Iinas.

"Kok singkat gitu jawabnya?"

"Kamu yang banyak tanya. Tolong diam." Kalau biasanya Iinas akan kesal, kali ini enggak. Kan emang kerjaannya Iinas.

"Kok Mas Abi gitu sih?" protes Iinas manja. Bibirnya udah mencebik. Ya kali aja Abi lihat, terus nggak tahan buat cium bibirnya.

"Jangan panggil saya Mas!"

"Loh kenapa? Kan dari dulu gitu."

"....."

"Kenapa sih? Terus maunya dipanggil apa?  Sayang?" tanya Iinas memancing Abi. Iinas tau banget kalau tadi Abi dengar Mas Agus manggil Iinas begitu.

Guide to Our MarriageWhere stories live. Discover now