Part 44. Posisi Aman

53.2K 3.5K 530
                                    

Ya ampun gaeess! Saya baru aja sampai kasur, dan hp ketinggalan tadi. Jadi gak bisa up deh. Wkwkwk.

Selamat membaca!

.......

Abi langsung lari buru-buru pas Iinas telepon. Tapi bukan Iinas ternyata yang bicara. Temannya, ngabarin kalau Iinas pingsan dan lagi dibawa ke rumah sakit.

Untunglah, gedung mereka dekat dengan rumah sakit. Abi langsung menghubungi Satria yang juga tugas di sana. Dan Abi sedikit lega karena Satria juga sedang ada di rumah sakit.

"Iinas!" teriak Abi setelah ngebuka pintu. Membuat semua mata yang ada di dalam sana, tertuju ke Abi. Ada dokter, suster, Satria dan dua teman Iinas.

"Iinas, kamu kenapa?" Abi mengusap kepala Iinas yang belum sadarkan diri, entah lagi tidur atau memang masih pingsan.

"Kecapekan aja dia." kata Satria.

"Bapak suaminya Ibu Iinas?" tanya dokter yang berdiri di sebelah Satria.

"Iya dok."

"Mari Pak Abi, ikut saya sebentar." ajak dokter itu. Tadi dia udah dikasih tau kalau suami Iinas ini adalah sepupunya Satria. Cucu dari keluarga pemilik rumah sakit. Sama kayak dokter Satria.

"Nitip Iinas bentar ya." pamit Abi pada Satria, lalu mengangguk pada dua teman Iinas yang duduk di sofa.

"Istri saya kenapa, dok?" tanya Abi langsung begitu duduk di ruangan dokter tadi.

Dokter... Rasyid M. Sp.OG.

Abi sempat membaca name tag dokter Rasyid itu, cuma otaknya yang kadung ngeblank, nggak sempat mikit dokter Rasyid ini dokter spesialis apa. Lagian juga Abi nggak hafal. Kedokteran bukan bidangnya, tapi bidang Satria.

"Jadi begini, Istri anda kelelahan-"

"Kelelahan sampai pingsan begitu? Saya baru kali ini lihat dia pingsan. Biasanya juga sehat, aktif, nggak pernah sakit. Sejak kemarin istri saya muntah-muntah dok. Tapi nggak mau saya ajak ke rumah sakit. Sebenarnya istri saya sakit apa dok?" sela Abi cepat. Padahal, dokter Rasyid belum selesai memberi penjelasan.

"Istri anda tidak sakit, Pak Abi."

"Tidak mungkin dok! Kalau tidak sakit bagaimna sampai pingsan begitu?? Tadi pagi sudah baikan, meskipun semalam sempat muntah-muntah."

"Istri anda hamil, Pak."

"Memangnya kalau hamil bisa sampai pingsan begitu? Hamil kan bukan penyakit, tapi kenapa bisa bikin pingsan?"

"Itu ter-"

"Apa dokter bilang? Istri saya hamil?"

"Iy-"

"Hamil anak saya dok?? Sejak kapan?? Kok cepet banget dok??"

"Kand-"

"Jadi saya akan segera jadi ayah dok??"

Dokter Rasyid menghela napasnya, lalu tersenyum.

Kalau bukan cucunya yang punya rumah sakit, udah gue cekek nih anak! Bawel banget! Orang ngomong belum selesai, udah dipotong aja!

"Iya Pak Abi."

"Lalu kenapa istri saya pinsan dok? Kandungannya baik-baik saja kan?"

Itu yang mau gue jelasin dari tadi, Tong! Hih! Gue sambit juga lu!

"Istri Bapak baik-baik saja, kandungannya juga."

"Ya Allah! Alhamdulillah!" Abi mengucap syukur. Matanya bahkan mulai berkaca-kaca. Lalu, Abi teringat lagi istrinya yang terlihat sakit. "Tapi kok pingsan dok?" tanyanya.

Guide to Our MarriageWhere stories live. Discover now