Part 38. Cerita Mas Abi

41.5K 3.1K 282
                                    


"Udah mau cerita?" tanya Iinas.

Sekitar sepuluh menit mereka cuma diam. Saling berpelukan dan mencoba mengatur napas masing-masing. Tangan Iinas mengelusi lengan Abi yang melingkar erat di perutnya.

Sebenarnya Iinas udah mau nanyain ini dari sore tadi. Tapi, waktunya kayak kurang tepat terus. Iinas tau, Abi pasti punya cerita yang panjang untuknya. Jadi, saat ini rasanya adalah waktu yang tepat buat Abi cerita.

Masih jam sembilan malam, dan mereka udah berpeluh kehabisan tenaga setelah sesorean tadi bergelut tanpa henti. Iinas biarin aja apa maunya Abi. Iinas ngerasa, kalau ada sesuatu yang disimpan oleh suaminya itu. Dan, Abi butuh sesuatu buat at least, melupakannya sejenak.

Dan ya, Iinas perlahan udah mulai bisa ngimbangi permainan Abi.

Oke, lupakan. Ini nggak penting.

"Hmm." gumam Abi.

"Aku nunggu loh, Mas."

Iinas membalik tubuhnya. Menatap Abi yang ternyata lagi mejamin mata. Tangannya naik buat ngelus rahangnya Abi. Rahang yang begitu kokoh dan memberi garis ketampanan pada wajah suaminya itu.

"Mas?"

"Namanya Adelia." kata Abi. Matanya masih merem, menikmati elusan jemari Iinas di wajahnya.

"Terus?" tanya Iinas. Dipikirnya Abi bakal ngasih penjelasan, tapi sampai beberapa detik, Abi tetap diam.

"Dulu, dia kakak kelas. Saya masih kelas dua SMP, dan dia kelas dua SMA." Jawab abi.

Lalu, Abi diam lagi. Kayaknya berat buat cerita masa lalu nggak penting kayak gini ke Iinas. Abi malas sebenarnya. Cuma, melihat mata Iinas yang penuh harap dan penasaran dengan ceritanya, dengan berat hati Abi nurutin maunya Iinas.

"Dulu saya suka sama dia."

"Terus-terus?" tanya Iinas yang malah antusias. Harusnya dia menunjukkan perasaan cemburu, kesal, sedih, atau sejenisnya kan? Tapi enggak buat Iinas, kayaknya cerita Abi ini bakalan seru.

Lagian ya, itu tuh jamannya Abi masih SMP. Masih anak-anak, jadi Iinas nggak bakalan marah atau cemburu atau sejenisnya itu sama Abi. Iinas malah ngebayangin gimana imutnya Abi pas masih SMP terus suka sama kakak kelasnya. Duh, Mas Abi sukanya kok sama tante-tante sih. Coba dari dulu kenal sama Iinas. Lulus SMA, bisa kali mereka langsung nikah.

Terus sekarang anaknya udah masuk mau lulus SD. Yang satunya masuk TK.

Ah! Mikir apa sih, Nas!

"Terus saya bilang. Dan dia juga suka."

Baiklah, Iinas paham. Cerita versi Abi pasti nggak bakalan panjang. Abi ceritanya sepotong-potong dan Iinas harus pinter buat merangkai dalam imajinasinya.

"And then?" tanyanya lagi. Pokoknya Iinas harus dengar semuanya.

"Saya dan dia pacaran."

Abi diam lagi, maka Iinas nggak akan ngebiarin itu terjadi. "Terus kenapa Mas kayaknya benci banget sama dia? Itu udah belasan tahun yang lalu kan?" tanya Iinas makin penasaran.

"Karena dia membuat masa lalu yang tidak mau saya ingat lagi."

"Apa? Kenapa? Dia ngelakuin apa?"

"Dia melakukan sesuatu yang membuat saya jijik."

"Apa?" tanya Iinas lagi, berusaha mengendalikan suaranya yang terdengar makin antusias. "Dia selingkuh?" tebak Iinas.

Abi mengangguk.

Guide to Our MarriageWhere stories live. Discover now