Luke

32 7 4
                                    

Positif, stadium dua.

Goblok.

Kenapa gak dari dulu gue tahu?

Tolol.

Mata gue seperti keran rusak sekarang; gak berhenti mengeluarkan air mata.

Gue takut.

Cuma takut.

"Kakak?"

Gue menoleh; mendapati mahluk kecil yang hari ini samasekali nggak masuk ke pikiran gue.

Gue menghapus airmata dengan segera; tersenyum paksa.
"Hai, Ka. Widih, bawa apa tuh?"

"Es krim." Senyumnya, naik keatas tempat tidur gue. "Buat kakak."

"Buat gue?" Tanya gue sembari menyelipkan rambutnya di belakang telinga; disusul dengan anggukannya.

"Iya." Sahutnya, tersenyum lebar. "Buat kakak. Kata kak Cal, kakak lagi sakit. Jadi, aku sama Ashton beliin itu buat kakak."

"Maaf ya, kak." Ia menatap gue. "Gara gara aku, kakak sakit..."

"Hell no." Geleng gue; yang rasanya mau nangis lagi. Stop being a crybaby, Luke! Crap. "Nggak samasekali, ini bukan karena lo. Jangan pernah mikir gitu lagi, oke?"

"Sekarang, kita cobain yuk. Lo juga cobain ya. Kuat kuatan makan es krim pake gigi; yang ngilu kalah." Gue berusaha mengalihkan pembicaraan, berusaha membuatnya nggak memikirkan apapun yang ia pikirkan; Semua yang mungkin Calum katakan ke dia.

"Oke! Siapa takut, kak!"

Gue menatap Kaka lekat lekat. Gue sakit, Ka.

Gue mungkin ngga bisa kuliah lagi,

Nggak bisa ngurusin lo lagi.

Bahkan, mungkin ngga bisa ketemu lo lagi.

Lo bakal bilang apa, kalo gue bilang gue sakit?

"Ka?" Panggil gue; berusaha mati matian untuk nggak nangis didepannya.

"Iya, kak?"

Nggak nunggu lama, gue lantas memeluknya perlahan; membenamkan wajah gue di bahu kecilnya.
"Gue sayang banget sama lo. Please keep that in mind. You are my only princess, so no one can hurt you. Doain gue bisa jagain lo sampe lo gede, ya?"

"Kak..." Cicitnya. "Kakak kenapa?"

"Promise me you will be a good girl." Suara gue tersendat; beberapa kali diikuti isakan. I hate being weak; i hate being me. "Gue sayang banget sama lo. Sayang banget."

"Aku juga sayang kakak..." Sahutnya. "Kakak jangan nangis..."

Ia mengusap punggung gue; membuat gue makin menjadi.

Gimana kalo Kaka akhirnya harus sama Calum?

Gimana kalo gue nggak bisa lihat dia wisuda?

Gimana kalo gue nggak bisa lihat dia jadi dewasa?

"Kakak bakal sembuh..." sahutnya lagi. "Kakak jangan takut..."

Gue takut nggak bisa lihat lo lagi, Ka

Lihat mama, lihat papa, lihat Ben, Jack—

—Lihat semuanya.

"Kakak jangan nangis..." Lirihnya. "Nanti aku ikut nangis...."

Gue terisak sekali lagi; sebelum akhirnya memutuskan untuk sebisa mungkin berhenti menangis.

Kakak • lrhWhere stories live. Discover now