1

230K 7.6K 449
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Namun gadis berparas cantik ini masih berada di dalam mobil, menghentakkan kakinya karena gelisah karena ia terlambat masuk ke kelas. Ini semua karena semalaman, ia asik bernostalgia dengan teman-temannya via telepon. Ia sampai lupa jika pagi ini, ia mempunyai jam mata kuliah terpenting di kampusnya.

"Pak, cepetan dikit dong. Saya udah terlambat nih" ucap gadis itu kepada supir transportasi online.

"Ini sudah cepat mbak. Sebentar lagi juga sampai" katanya.

"Kenapa juga tadi ngga naik ojek aja sih. Aduh" keluhnya merutuki kebodohannya.

Sesampainya ia di kampus, ia langsung berlari secepat kilat menuju kelasnya.

Semua mata mahasiswa dan mahasiswi di dalam kelas tertuju pada pintu yang baru saja di buka oleh gadis itu dengan tergesa-gesa.

"Selamat pagi pak" ucapnya pada dosennya dengan nafas terengah-engah.

"Kamu tau sekarang jam berapa?"

Ia mendongakkan kepalanya karena merasa itu bukan suara dosen seperti biasanya. Ia kaget dan memastikan bahwa ia tidak berada di kelas yang salah.

"Siapa nama kamu?" tanyanya.

"Adelia pak" jawabnya.

Ya. Gadis itu bernama Adelia Andriana. Gadis berparas cantik, tinggi dan putih berusia dua puluh tahun ini, berada di semester empat. Ia memilih jurusan psikologi.

"Adelia, kamu tau sekarang jam berapa?" tanya dosen itu lagi.

"Iya tau pak. Maaf tadi jalanan macet"

"Kamu tinggal di Jakarta kan?"

Adelia mengerutkan keningnya karena bingung. Kemudian ia mengangguk.

"Dari lahir?"

Ia mengangguk lagi. "Iya pak"

"Seharusnya kamu tau kalau Jakarta itu selalu macet. Jadi jangan jadikan alasan macet jika terlambat di kelas saya" sambung dosen itu. "Keluar kamu dari kelas saya. Saya tidak suka ada mahasiswa saya terlambat di kelas saya" katanya lagi.

"Tapi pak.."

"Baiklah. Buka kembali bab minggu kemarin" sahut dosen itu tanpa memperdulikan Adelia.

Adelia dengan kesal keluar dari kelasnya. Ia merasa sepertinya hari ini bukan hari keberuntungannya.

Namun ia masih bertanya-tanya, siapa dosen itu. Biasanya yang mengajar kelas ini adalah Pak Karto, dosen favorite Adelia karena kebaikannya. Tapi pagi ini, ia tak melihat Pak Karto di kelasnya melainkan seorang pemuda tinggi, kulit kecoklatan namun tampan berdiri di depan kelas.

Gila bagi Adelia jika ia tidak mengikuti mata kuliah terpenting di jurusannya. Ia pasti akan tertinggal jauh dari yang lainnya. Seribu cara ia pikirkan agar ia bisa mengejar ketinggalan.

Jam mata kuliah pertama sudah selesai. Adelia bergegas masuk ke kelasnya lagi supaya tak terlambat seperti sebelumnya.

"Astaga. Kamu gila ya Del? Ini mata kuliah penting, tapi kamu telat" protes Tata, sahabat Adelia.

"Itu bukan mauku, Ta. Lagian siapa sih dia? Pak Karto kemana?"

"Dia asisten dosen. Dia bakal gantiin pak Karto. Pak Karto di pindahin sementara keluar kota"

"Berapa lama?"

"Tiga tahun?"

Adelia mendelik kaget. "Gila. Itu mah bukan gantiin. Emang dia bakal jadi dosen kita"

"Dia serius banget tau. Kelas aja tadi diem banget"

Belum sempat Adelia merespon, salah satu temannya memanggil.

"Aya" teman-teman Adelia memanggilnya seperti itu. "Kamu tadi di panggil pak Devanno di ruangannya" sambungnya.

"Pak Devanno? Siapa?" tanya Adelia bingung.

"Itu dosen yang tadi. Namanya Devanno. Devanno Mingyu Saputra" tutur Tata.

Adelia mengusap wajahnya kasar. Dia melangkah berat menuju ruangan dosen.

"Permisi pak. Bapak panggil saya?" tanya Adelia saat sampai di depan meja Devanno.

Dia mendongak. Melepas kacamata bacanya dan menatap Adelia.

"Kamu tau kenapa saya panggil kamu?" tanyanya.

"Karena saya tadi telat?"

"Baguslah kalau kamu tau" ia bangkit dan mendekat ke arah Adelia.

"Bapak mau kasih saya hukuman?"

Devanno menggeleng. "Saya ngga suka ngasih hukuman. Saya cuma mau kasih tugas buat kamu. Cari materi tentang psikologi anak sebanyak seratus lima puluh halaman. Kumpulkan itu dua minggu dari sekarang"

Adelia mendelik kaget. "Seratus lima puluh? Dua minggu lagi? Yang bener aja pak"

"Kenapa? Ngga bisa? Yaudah, itu artinya kamu membolos di kelas saya satu kali yang artinya nilai kamu bakal kurang"

"Jangan pak. Yaudah bisa. Saya bakal kerjain tugasnya. Tapi bapak kasih saya nilai bagus ya"

Devanno mengangkat kedua bahunya. "Tergantung tulisan kamu" sahutnya. "Kamu boleh kembali" sambungnya.

Adelia keluar dengan mengentak-hentakkan kakinya kesal. Ia kesal karena dari awal ia mengenalnya, Devanno sudah membuatnya kesal. Dan dia yakin, kedepannya pasti akan menjadi boomerang untuknya.

                                     .......

Hari kedua Adelia diajar oleh Devanno. Kali ini, ia tidak terlambat. Ia bangun lebih awal. Bahkan, ia menjadi orang pertama yang datang ke kelasnya.

"Baiklah. Saya akan tunjuk kalian untuk membuat presentasi esok hari. Saya ingin kalian buat sesuai dengan apa yang ada di dalam pikiran kalian. Kalian boleh mencari referensi dari buku lain, tapi tidak boleh mengutip terlalu banyak. Saya akan tunjuk.." mata Devanno mencari mahasiswa di kelas ini.

"Adelia" ucapnya yang membuat Adelia kaget. "Siapkan materi itu besok. Saya ingin kamu presentasi di depan kelas" sambungnya.

"Tapi pak....."

"Baiklah. Kelas sampai disini. Sampai jumpa besok" katanya sembari keluar kelas.

Adelia menahan amarahnya sampai ia tak tahan dan akhirnya berteriak. "ARRRRGGGHHHHHHHH"








TBC.

 My Lecturer My Husband → K.M.GWhere stories live. Discover now