Bonus Part 2

48.5K 2.5K 83
                                    

"Ayaaaahh..!!!!!!" suara lengkingan seorang anak kecil memenuhi rumah Devanno dan juga Adelia.

"Hai jagoan ayah." dengan segera, Devanno yang baru saja pulang bekerja itu menggendong putranya.

"Ayah, tadi El sama mama jalan-jalan ke taman. Terus El liat anjing kecil." ceritanya sumringah.

"Hai mas."

"Hey sayang." di kecup kening Adelia sekilas. "Terus apalagi?" tanya Devanno pada El.

"Terus kan aku mau mau pegang, kata mama ngga boleh. Kenapa sih yah?"

"Papa, El! Jangan ayah." kata Adelia membenarkan.

"Apa aja, yang penting dipanggilnya sama El bukan sama mama." sahut Devanno.

"Ayah, kenapa ngga boleh?" rengek El yang pertanyaannya belum dijawab.

"Bukan ngga boleh. Anak anjingnya kan kotor. Nanti kalo El pegang pake tangan, terus El pegang mulut gimana? Kan jadi bakteri." jawab Devanno seraya berjalan menuju ruang keluarga.

Ia mendudukkan anaknya di sofa, lalu ia ikut duduk di sampingnya.

"Berarti El ngga boleh pelihara anjing?" tanya El lagi.

"Pelihara yang lain aja ya. Kelinci misalnya."

"Boleh yah?"

Devanno mengangguk lalu tersenyum. "Boleh dong."

"Asikkk. Kalo gitu, El mau baca buku tentang kelinci dulu ya, ayah." katanya yang langsung berlari ke kamarnya.

Devanno dibuat terkekeh. Lelahnya seolah hilang saat melihat wajah gembira El yang menyambutnya.

"Ini teh nya mas." kata Adelia seraya meletakkan secangkir teh hangat di meja.

"Makasih ya sayang." katanya.

"Ngomongin apa sama El?" tanya Adelia. Ia duduk disebelah Devanno yang otomatis, membuat pria itu merangkulnya.

"Dia mau pelihara kelinci katanya." jawab Devanno. "Tumben banget jalan-jalan ke taman tadi?"

"Iya! Tadi Tata sama yang lain mau ketemu sama El, jadi aku ajak ke taman deh."

"Kenapa ngga ajak kerumah aja?"

"Kalo dirumah aku harus masak. Capek ah."

Devanno terkekeh mengacak rambut Adelia.

"Mas capek ya?" tanya Adelia.

"Sedikit! Tapi hilang pas liat kamu." jawab Devanno menggombal.

"Ih gombal." kata Adelia mencubit perut Devanno.

"Eh bukan kamu aja sih, tapi liat anak ayah juga bahagia." lanjut Devanno.

"Kenapa sih El panggil kamu ayah? Aneh banget." protes Adelia.

"Loh? Emang kenapa? Kan sama aja."

"Ya tapi kan aneh. Dia panggil aku mama, masa panggil kamu Ayah."

"Kan aku udah bilang tadi. Terserah El mau panggil apa. Yang penting El yang panggil aku ayah. Coba bayangin kalo kamu yang panggil aku ayah. Disangka aku nikahin anak aku sendiri nanti." canda Devanno.

"Ihhh mas Devan mah." ucap Adelia manja.

Devanno membawa Adelia ke pelukannya. "Tau ngga sih? Sejak ketemu kamu, hidup aku kaya sempurna banget. Bahkan, aku pengen pamer sama laki-laki diluar sana yang ngga bisa dapetin kamu."

"Dan mas tau ngga sih? Mas Devan sekarang jago ngegombal."

Devanno melepas pelukannya. "Kok gombal? Aku serius! Kamu itu menutup semua kekurangan di hidup aku. Kamu itu adalah kelebihan yang bisa menutupi kekurangan aku."

"Mas, lagi minta anak lagi ya?"

Kening Devanno mengerut. "Anak? Maksudnya?"

"Ya kan biasanya mas begini kalo lagi ngerayu 'yaang, punya anak lagi yuk' gitu." kata Adelia menirukan gaya bicara Devanno.

Devanno sedikit tertawa. "Kamu mah, aku serius juga."

"Udaaah.. Mas ngga perlu bilang itu semua ke aku. Mas juga segalanya buat aku. Mungkin kalo aku ngga nikah sama kamu, aku ngga bisa sebahagia ini."

"Kamu udah bahagia sekarang?"

"Kalo ngga bahagia, ngapain aku bertahan?!" timpal Adelia.

"Iya juga sih. Yaudah, punya anak lagi yuk?"

"Iiihhh mas Devaaann!!!"

                                .......

"Kalo kelinci makannya apa?"

"Wortel!"

"Kalo sapi?"

"Rumput!"

"Kalo ayah makannya apa?"

"Mama!"

Jawaban El tadi membuat Adelia kaget. Beda dengan Devanno yang tertawa lepas.

"Eh, siapa yang ajarin itu?" tanya Adelia.

"Ayah!" jawab El polos. "Kata Ayah, makanan ayah cuma satu! Mama." lanjutnya.

"Mas Devan ngaco deh ngajarinnya." protes Adelia.

"Maksudnya itu masakannya mama. Ya El?" kata Devanno meminta pembelaan.

"Ih apa sih?!"

"Ayah jadi sakit perut ketawa terus." kata Devanno disela tawanya.

"Udah ah lanjut lagi." sahut Adelia. "Kalo bahasa inggrisnya Wortel apa?"

"Carrot!"

"Kalo bayam?"

"Spinach!" jawab El lancar. "Mama, kalo bahasa Indonesia nya 'I love Father' itu apa?"

"Aku sayang ayah."

"Ciee... Mama sayang sama ayah." goda El yang membuat Devanno kembali tertawa.

"Iihh apa sih kalian!" lagi-lagi Adelia protes.

"Astaga, kamu emang anak ayah, El." kata Devanno yang masih terbahak.

"El ngga boleh gitu ya. Ngga boleh godain mama gitu." kata Adelia mengingatkan.

"Ok mah." timpal El. "Ayah, kita jadi beli kelinci?"

Akhirnya Devanno berhenti tertawa. "Iya! Jadi dong. Nanti ya kalo ayah sempet, kita beli bareng."

"Kapan?"

"Nanti dong. Ayah harus kerjain pekerjaan ayah dulu."

"Oh gitu!"

"Ayo main tebak-tebakan lagi." kata Devanno.

"Ayo! El tanya lagi." kata El. "Mama, kata ayah kapan aku punya adik?"

"MAS DEVAAANNNNN!!!!!!!!!" teriak Adelia.

Disampingnya, Devanno sudah tertawa terpingkal-pingkal karena ulah anaknya.

 My Lecturer My Husband → K.M.GOnde histórias criam vida. Descubra agora