2.1

60.1K 2.6K 71
                                    

Berperan sebagai orangtua bagi putra kecilnya sedang di lewati oleh Devanno dan Adelia. Anak mereka baru genap tujuh bulan. Elvano Kalandra mereka pilih untuk nama anak mereka. Elvano Kalandra memiliki arti anak laki-laki periang yang merupakan anugerah yang di berikan Tuhan.

"Yaang, El udah makan belum?" tanya Devanno.

Saat ini Devanno sedang tidak ada kelas di kampusnya. Devanno sudah diangkat menjadi dosen tetap menggantikan pak Karto yang beberapa bulan lalu meninggal dunia. Itu membuatnya menjadi lebih sibuk dari biasanya.

"Udah!" jawab Adelia singkat. Ia tengah sibuk membersihkan meja makan. Sedangkan Devanno, ia sibuk bermain denga putra sematawayangnya di sofa ruang TV.

Baby El, panggilan akrab anak laki-laki berparas tampan ini sedang dalam tahap lucu-lucunya. Ia sudah bisa duduk meskipun harus bersandar.

Devanno tiduran di atas sofa, membiarkan putra kecilnya mengacak wajahnya dengan gemas. Sesekali El mencubit, meremas, bahkan memukul wajah tampan Devanno. Bukannya marah, Devanno justru tertawa.

"Aduh, kok papanya di pukul? Sakit tau." katanya bercanda. Mendengarnya, El justru tertawa riang. Sesekali ia bergumam tak jelas yang justru membuatnya menggemaskan.

"Mas mau minum kopi ngga?" tanya Adelia dari dapur.

"Enggak. Nanti aku buat sendiri aja." jawab Devanno.

Ia kembali bermain dengan anaknya. Ia bahagia saat ini. Bercanda dengan anaknya di ruang keluarga, merasakan bagaimana rasanya menjadi ayah dari seorang bayi mungil yang ada di depannya ini.

"Bobo siang yuk?" ajak Devanno, namun di tolak El dengan memalingkan wajahnya.

"Mana mau El bobo siang. El mah bobonya cuma malem ya El?" kata Adelia ikut bergabung.

Devanno merubah posisinya menjadi duduk. Ia mengangkat El dan mendudukkannya di pangkuannya. El menepuk-nepuk telapak tangan Devanno yang sengaja ia lebarkan agar bisa di mainkan oleh El.

"Makan dulu gih. Kamu belum makan kayanya kan?" kata Devanno pada Adelia.

Adelia menggeleng. "Aku ngga laper."

"Kamu kurus banget sekarang. Capek ya urus El sendiri?"

"Enggak!" Adelia buru-buru menyahut. "Itu perasaan kamu aja. Aku emang dari dulu begini." sambungnya.

"Mau aku cariin baby sitter?"

Adelia kembali menggeleng. "Buat apa? Aku mau urus El sendiri."

"Asisten rumah tangga?"

"Ngga usah mas Devan. Aku bisa ngelakuin itu sendiri kok." Adelia mencoba meyakinkan.

"Tapi aku ngga tega liat kamu capek sendiri. Kamu harus masak, nyuci baju, urus El. Tapi aku ngga bantuin kamu."

Adelia sedikit terkekeh. "Mas ini aneh deh. Mas kan kepala rumah tangga. Jelas aja tugasnya bukan nyuci baju, ngurus anak, dan masak. Tugas mas itu ya kerja."

"Tapi kan yaang....."

"Udah. Di depan El, ngga boleh berdebat." potong Adelia.

Belum sempat Devanno kembali merespon, El merengek ingin di gendong oleh Adelia.

"Haus ya? Mau mimi susu?" tanya Adelia seraya mengambil El dari pangkuan Devanno. Adelia mengambil penutup dada untuk menutupi dadanya.

"Ngapain itu?"

"El minta susu." jawab Adelia.

"Kok di tutupin?"

"Ya malu lah."

 My Lecturer My Husband → K.M.GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang