2

110K 6.4K 588
                                    

Hari sudah sore, kampus pun sudah mulai sepi. Mahasiswa-mahasiswa pun sudah mulai pulang kerumah masing-masing. Tapi tidak dengan Adelia. Ia masih berkutat dengan buku-buku di depannya. Perpustakaan yang terletak di dalam kampus, tak begitu ramai didatangi jika sore hari. Suasana yang tenang, sama sekali tidak membantu Adelia mengerjakan tugas presentasi dari Devanno.

"Belum pulang kamu?" Adelia mendongak dan melihat Devanno di depannya.

"Menurut bapak?"

"Saya ngga nyangka kalau kamu serajin ini" katanya seraya duduk di depannya.

"Bapak ngapain? Saya lagi ngerjain tugas nih, jangan ganggu saya"

"Siapa juga yang mau gangguin kamu? Ini kan tempat umum"

Adelia hanya memutar bola matanya malas.

Devanno mulai membuka buku-bukunya. Jika di perhatikan, Devanno tampan jika sedang memasang muka serius. Adelia tidak munafik, Devanno memang tampan.

"Pak, bapak umurnya berapa sih?" tanya Adelia penasaran.

"Menurut kamu?"

"Tiga puluh? Tiga puluh lima?"

"Emang saya setua itu?"

"Ya mana saya tau. Makanya saya nanya"

"Dua puluh lima" jawabnya tanpa menoleh.

"Dua puluh lima? Tapi bapak udah jadi asisten dosen? Kok bisa?"

"Tadi kamu bilang, kamu ngga mau di ganggu. Tapi kenapa sekarang kamu ganggu saya?" ucapnya sembari menatap Adelia.

"Judes banget sih" gumamnya. Ponsel Adelia berbunyi, ia segera mengangkatnya setelah ia lihat di ponselnya tertulis 'mama'.

"Hallo mah"

"Kamu dimana? Cepat ke rumah sakit sekarang. Kakek kamu kritis"

Mata Adelia terbelalak kaget saat mendengar kakek kesayangannya kritis. Adelia sangat dekat dengan kakeknya. Bahkan ia akan melakukan apapun demi kakeknya.

"Kenapa?" tanya Devanno karena melihat Adelia mengeluarkan sedikit air mata.

Adelia terdiam tak menjawab. Ia menunduk dan mulai menangis. Tentu saja itu membuat Devanno kaget. Ia bangkit dan duduk di sebelah Adelia.

"Kamu kenapa? Bilang sama saya" kata Devanno memegang kedua bahu Adelia.

Adelia kembali tak menjawab. Ia menangis. Ia takut terjadi sesuatu pada kakeknya.

"Saya harus pulang pak. Saya permisi" Adelia segera pergi meninggalkan Devanno yang masih bingung.

Adelia semakin kebingungan saat ia keluar gedung, hujan turun dengan sangat deras.

"Ayo saya antar kamu pulang" Adelia menoleh dan melihat Devanno di sampingnya.

"Ngga perlu pak. Saya pesan ojek online saja" tolak Adelia.

"Ini hujan, Adelia. Kamu mau sampe kerumah kebasahan?"

Devanno tak menunggu respon Adelia. Ia memasangkan jaketnya ke Adelia karena cuaca sangat dingin.

"Tunggu disini. Saya ambil mobil dulu" Devanno berlari menerobos hujan.

"Pak, tapi saya ngga mau pulang. Kalau bapak mau antar saya, tolong antar ke rumah sakit aja" kata Adelia dengan nada yang menyedihkan.

"Ok. Kamu tenang, saya antar kesana"

Sesampainya di rumah sakit yang di tuju, Adelia segera berlari menuju kamar ICU tempat kakeknya di rawat. Tentu saja Devanno mengikutinya.

 My Lecturer My Husband → K.M.GDonde viven las historias. Descúbrelo ahora