Bonus part 3

41.9K 2.2K 47
                                    

"Aku pulang." suara yang berasal dari mulut Devanno membuat El berlari menghampirinya.

"Ayaaaah. El kangen." sontak saja Devanno dengan sigap menggendong El.

Wajar saja jika El merindukan ayahnya. Sudah tiga hari Devanno tidak pulang karena harus mengikuti seminar di luar kota. Awalnya Devanno ingin Adelia dan juga El ikut dengannya, tapi Adelia menolak karena percuma mereka ikut jika tidak di ajak jalan-jalan.

"Ayah bawa mainan buat El ngga?" tanya El.

"Bawa dong."

Devanno segera membuka tasnya setelah menurunkan El dari gendongannya.

"Wahhh... Makasih ya ayah." ucap El yang langsung berlari ke kamarnya.

"Hey, yang ini ngga kangen suaminya nih?" goda Devanno.

Dengan manja, Adelia memeluk Devanno.

"Kangen lah mas."

"Aku juga kangeeenn banget sama kamu." katanya sembari mengecup puncak kepala Adelia.

"Mas bawa oleh-oleh buat aku ngga?" tanya Adelia melepas pelukannya.

"Aku lupa sayang. Kemaren tuh aku cuma ke toko mainan doang. Itu juga asal ambil aja. Maaf ya."

"Ih serius? Mas mah gitu! Ingetnya cuma sama El doang." protes Adelia.

"Bukan gitu sayang. Aku ngga sempet kemana-mana. Jadwal disana full banget."

Adelia mengerucutkan bibirnya. "Yaudah deh ngga apa-apa! Sini kopernya aku bawain. Tadi mas udah aku siapin air pan---"

Omongan Adelia terhenti karena Devanno mengecup bibirnya sekilas.

"Ngga mungkin dong aku lupa sama istri aku yang cantik ini."

Laki-laki itu merogoh kantung yang ada di dalam jasnya. Ia keluarkan kotak berwarna merah. Ternyata isinya adalah sebuah kalung berlian yang cantik.

 Ternyata isinya adalah sebuah kalung berlian yang cantik

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Mas? Ini kan.."

Devanno mengangguk mengerti. "Aku pernah liat pas kamu lagi liatin gambar itu di instagram. Aku yakin banget kamu pengen itu tapi ngga mau bilang ke aku."

Terpancar wajah bahagia dari Adelia. Matanya berbinar-binar. Segera ia peluk kembali suami yang sangat ia cintai itu.

"Makasih ya mas."

"Sama-sama sayang. Lain kali kalo kamu mau sesuatu, bilang ke aku. Sebisa mungkin, aku bakal kabulin semua maunya kamu."

"Kalo gitu, boleh ngga aku minta sesuatu ke kamu sekarang?"

Devanno mengangguk mengiyakan. "Apa sayang?"

"Aku dan anak kamu di perut aku, kepengen makan siomay. Boleh tolong beliin ngga?"

"Oh boleh dong. Kam---" omongannya terhenti karena ia menyadari sesuatu. "Maksudnya?"

"Aku hamil."

Devanno tak berkata-kata. Ia masih menelaah apa yang di katakan Adelia.

"Bentar bentar. Ini kamu ngga bercanda kan?" tanya Devanno.

"Enggak mas! Aku beneran hamil."

Devanno kembali menarik Adelia ke pelukannya.

"Makasih sayang. Makasih. Aku seneng banget."

Adelia membalas pelukannya. "Maaf kalo selama ini seakan aku menunda ya mas."

Devanno melepas pelukannya. "Enggak sayang. Itu wajar. Sekarang yang terpenting, kamu jaga kandungan kamu. Ngga usah capek-capek. Ok?"

Adelia mengangguk mengiyakan.

"Astaga aku seneng banget. Makasih sayang." kata Devanno yang kembali memeluk Adelia.

 My Lecturer My Husband → K.M.GWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu