5

80.4K 4.9K 203
                                    

Pagi ini, Devanno menjemput Adelia dirumahnya. Hal yang jarang sekali ia lakukan belakangan ini.

"Gimana kemaren? Ngomongin apa aja?" tanya Devanno.

"Gitu doang" jawab Adelia sekenanya.

"Gitu doang gimana? Eh iya. Kamu jadi ambil yang kemaren di coba kan?"

"Jadi" jawabnya singkat.

Devanno menoleh singkat ke arah Adelia sebelum kembali fokus ke jalanan. "Kamu kenapa? Lagi badmood?"

Adelia menggeleng. "Enggak. Cuma lagi males ngomong aja"

"Oh. Yaudah ngga apa-apa" katanya.

"Nanti sore kita ada janji sama orang catering lho mas" kata Adelia.

"Yaah, aku ngga bisa. Aku kan ada kelas sore ini. Gimana kal--"

"Terus aja kaya gitu. Selalu aja ngga bisa. Mas niat ngga sih nikah sama aku?"

Devanno terkejut karena Adelia memakai nada yang meninggi. "Kamu kenapa sih? Kok marah-marah gitu?" katanya lembut.

"Mikir aja sendiri. Semua-muanya aku sendiri. Mas selalu ngga bisa. Alesannya rapat lah apa lah. Tau-taunya malah jalan sama cewek lain"

Devanno menginjak rem-nya secara mendadak. "Ada apa sih, Ya? Kenapa kamu ngomong gitu?"

"Emang aku ngga tau apa kemaren mas kemana? Ngakunya rapat tapi malah jalan sama Tata"

"Kamu tau dari siapa?"

"Ngga penting aku tau dari siapa" sahut Adelia. "Yaudah kalo mas ngga bisa hari ini. Aku sendirian juga bisa kok" sambungnya.

"Saya kan ada kelas sore ini, Aya. Kamu kok jadi ngga ngertiin saya gini?"

"Ngga ngertiin? Aku selalu ngertiin mas Devan. Aku kurang ngertiin mas gimana? Aku selalu sendirian ke butik, ke percetakan, foto prewedding. Itu masih belom ngertiin menurut kamu?"

"Saya juga ngga mau kaya gini, Ya. Saya kan punya tanggung jawab di kampus. Saya masih jadi asisten dosen. Kalo saya mangkir, saya bisa di pecat dong"

"Yaudah. Kan aku bilang ngga apa-apa. Terusin aja. Biar aku yang urus semuanya sendiri. Toh kita nikah juga karena permintaan aku, bukan karena kita pengen nikah"

"Adelia! Apa-apaan sih?" suara Devanno mulai meninggi.

"Tau deh mas. Aku capek. Aku berangkat sendiri aja" Adelia buru-buru turun dari mobil Devanno. Ia langsung mencegat taksi yang kebetulan lewat di depannya.

Kesal. Itulah yang di rasakan oleh Adelia sekarang. Wajar saja sebenarnya. Karena wanita mana yang tidak kesal jika hal yang di alami Adelia ini terjadi padanya.

Sesampainya di kampus, Adelia langsung masuk ke kelasnya. Ia tak berbicara sama sekali, seperti biasanya.

"Ya, aku mau cur---"

"Kalo mau ngomongin tentang kemaren, nanti aja ya Ta. Aku lagi bener-bener badmood hari ini" kata Adelia memotong pembicaraan Tata.

"Kenapa? Cerita dong"

"Kayanya aku mau pulang aja deh"

"Kenapa? Ini mata kuliah pak Devanno lho. Entar kalo kamu disuruh ngulang gimana?"

"Ngga apa-apa. Itu gampang. Aku lagi ngga enak badan. Aku balik dulu ya, Ta. Bye" Adelia langsung bangkit dan begitu saja meninggalkan kelas tanpa bicara lebih banyak.

Sesaat kemudian, Devanno memasuki kelas. Ia melihat sekeliling mencari Adelia, namun ia tak menemukannya.

"Sepertinya sepi sekali. Ada yang tidak masuk?" tanya Devanno basa-basi. Tadinya ia ingin langsung bertanya kemana Adelia, tapi ia takut ada kecurigaan oleh muridnya disini.

 My Lecturer My Husband → K.M.GWhere stories live. Discover now