2.3

48.7K 2.4K 66
                                    

Adelia berjalan sangat cepat meninggalkan Devanno yang sedang menggendong El. Ia dengan sarkasnya membuka pintu rumahnya. Devanno berusaha menahan amarahnya. Ia tak ingin marah di depan El karena itu mempengaruhi mental El nantinya.

Setelah menidurkan El, Devanno menghampiri Adelia di dapur yang sedang mengambil segelas air. Merasakan kehadiran Devanno, Adelia beranjak pergi, namun di tahan oleh Devanno.

"Yaang, apa sih kamu gitu? Aku ngga ngerti deh." kata Devanno.

"Lepasin mas. Aku mau ganti baju El."

"Abis itu janji sama aku buat ngomongin ini. Ok?"

"Ngga janji." ucap Adelia yang langsung pergi.

Belum ada lima menit, namun Adelia sudah terdengar memanggil Devanno dari arah kamar.

"Mas Devan!!"

Segera Devanno pergi menghampirinya.

"Ada apa?"

"Badan El kok panas banget ya?" tanyanya panik. Devanno mengecek suhu tubuh El menggunakan telapak tangannya.

"Mau tumbuh gigi kali ya?"

"Ngga mungkin! Ini tuh panas banget mas. Biasanya ngga kaya gini." jawab Adelia panik.

"Yaudah yaudah kita bawa ke dokter aja ya." Devanno berusaha menenangkan.

Mereka berdua langsung membawa El ke rumah sakit tempat biasa mereka membawa El imunisasi.

"Silahkan tunggu di luar dulu bu." kata suster itu karena melihat Adelia yang sangat panik.

"Tapi saya ibunya suster." ucap Adelia.

"Ayo diluar aja yuk. Udah ada dokter di dalem." Devanno menuntun Adelia untuk keluar.

Ini bukan pertama kalinya El sakit. Tapi entah kenapa saat ini Adelia sangat begitu panik.

"El ngga bakal kenapa-napa sayang. Kamu tenang aja." kata Devanno.

"Gimana aku bisa tenang sih mas? Anak aku lagi sakit, dan aku ngga ada di sampingnya." kata Adelia.

Devanno membawanya ke pelukannya. "Aku ngerti sayang. Kamu panik tadi, jelas aja suster ngga ngebolehin kamu masuk." katanya memeluk seraya mengusap rambut Adelia.

"Aku takut El nangis mas."

"Enggak. Percaya sama aku. El bukan anak yang lemah. Berdoa aja semoga El cuma demam biasa."

Tak di pungkiri sebenarnya Devanno pun khawatir dengan anaknya. Tapi ia tak ingin membuat Adelia semakin panik karenanya.

Tak berselang lama, dokter keluar dari ruangan. Dengan segera mereka berdua menghampirinya.

"Gimana keadaan anak saya dok?" tanya Devanno.

"Ngga apa-apa, Dev. Cuma demam biasa aja. Sepertinya dia mau flu. Kalian bawa dia keluar tadi ya?"

Adelia mengangguk. "Tadi kita berdua kerumah mama saya dok. Tapi kita sering pergi kok. Dan dia ngga kenapa-napa."

"Keadaan anak dan cuaca itu kan beda-beda, Aya. Sekarang cuaca lagi ngga menentu. Kadang panas terus tiba-tiba hujan." ujar dokter itu. "Saya kasih resep obat untuk El, kalau sudah El boleh pulang." sambungnya.

"Terimakasih dok." ucap Devanno.

Sepulangnya dari rumah sakit, El tertidur dengan pulas. Mungkin pengaruh dari obat yang di berikan oleh dokter tadi.

Adelia masih terus setia duduk di pinggir box milik El. Ia memperhatikan dengan mata sendunya. Bukan ia berlebihan. El bisa di katakan jarang sekali sakit. El adalah anak yang 'tahan banting'. Oleh karena itu, Adelia sangat panik saat El sakit.

 My Lecturer My Husband → K.M.GWhere stories live. Discover now