22

57.5K 3.1K 87
                                    

Kehidupan Adelia kembali seperti semula. Ia sudah kembali tertawa, main bersama teman-temannya, dan lain-lain. Tak ada lagi Adelia yang diam, tak nafsu makan, berwajah pucat dan nampak lebih kurus. Semua itu hilang berkat dukungan dari Devanno serta teman-temannya. Akan hal itu, Adelia bersyukur karena di kelilingi orang-orang yang menyayangi dia.

"Lusa kita adakan kuis. Persiapkan diri kalian" semua orang mengeluh saat Devanno melontarkan kalimat itu.

"Pak, baru juga kemaren kuis. Masa kuis lagi?" keluh Adelia.

"Kamu kemaren makan ngga?" Devanno balik bertanya.

"Makanlah. Bisa kelaperan saya kalo ngga makan" jawab Adelia santai.

"Sama aja kaya kuis. Kalau kalian melupakan kuis, nilai kalian ngga akan sempurna di mata saya" kata Devanno.

"Nyebelin" gumam Adelia.

"Baiklah! Adelia tolong nanti bawakan buku ini keruangan saya ya" sahutnya. "Kelas sampai disini. Terimakasih" lanjutnya sembari meninggalkan kelas.

"Ngga kebayang deh gimana susahnya Aya punya suami kaya dia" celetuk Clara.

"Sembarangan! Dia kalo di rumah itu baik banget. Beda sama kaya dia di kampus" kata Adelia.

Tenang! Disini sudah tidak ada orang. Karena sesaat setelah Devanno keluar, para mahasiswa pun berebut keluar kelas layaknya anak sekolah dasar.

"Masa sih? Dia romantis ngga?" tanya Tata penasaran.

Adelia berfikir sejenak. Kemudian ia menggeleng. "Enggak! Dia lebih ke perhatian aja sih. Malah jatohnya protektif"

"Keliatan sih" sahut Clara.

"Tapi aku seneng. Itu artinya kan dia sayang sama aku. Iya kan?"

"Yeu! Untung cantik, kalo jelek mah..."

"Apa-apa? Kenapa?" tantang Adelia pada Steve yang membuat mereka tertawa karena muka Steve yang ketakutan.

Sesaat kemudian, Adelia pergi mengantar buku keruangan Devanno seperti perintahnya tadi.

Tok tok tok

"Masuk" Adelia menekan gagang pintu sampai pintu terbuka.

"Permisi pak, saya mau antar buku ini" kata Adelia.

"Taro aja di meja. Makasih ya" kata Devanno seraya tersenyum.

"Bapak ngga makan siang?" tanya Adelia.

"Pengen sih makan siang. Tapi istri saya belom ngajakin nih" sindirnya.

Adelia sedikit terkekeh. "Yaudah, makan yuk?"

"Disini? Di kampus? Yakin nih?"

"Ya enggaklah mas, di luar aja. Janjian kaya biasa"

Bahu Devanno mengendur. "Yaudah. Kamu duluan aja, entar aku nyusul"

Adelia mengangguk mengiyakan. "Aku ambil tas dulu ya"

"Yaang" Adelia kembali berbalik saat mendengar kata itu keluar dari mulut Devanno.

"Apa? Kamu sebut aku apa tadi?"

"Yaang! Emang kenapa? Ada yang salah?"

"Ngga salah sih. Cuman aneh aja. Berasa kaya anak SMA"

"Itukan artinya sa-yang. Wajarlah"

"Tapikan malu ih"

"Kok malu? Kamu emang dulu sama mantan kamu manggilnya apa? Ayah-Bunda?"

"Ih apa sih. Geli. Emang aku anak sd yang di instagram tuh"

Entah kenapa mereka sangat bahagia hanya karena obrolan ringan ini. Mereka nampak sedikit lega, karena mereka sudah bisa bersikap sedikit bebas di muka umum, terutama di depan teman-teman Adelia.

 My Lecturer My Husband → K.M.GWhere stories live. Discover now