Bonus part 4

41.4K 2K 41
                                    

"Mama, kok adik keluarnya lama banget sih?" tanya El dengan nada polos seraya mengusap perut Adelia yang kian membesar.

"Emang kalo cepet keluarnya, bakal di sayang sama El?" Adelia balik bertanya.

"Iyalah." jawab El spontan. "Kan nanti El ajak main." lanjutnya.

"Kan adiknya belum bisa di ajak main. Masih kecil." kata Adelia.

"Emangnya ngga bisa langsung jalan ya mah?"

"Ya ngga bisa dong anak ganteng. Masa langsung jalan." kali ini Devanno yang memangku El.

"Emangnya dulu El ngga bisa jalan ya, yah?"

"Enggak! Dulu El itu apa-apa nangis. Mau pipis, nangis. Mau minum susu, nangis. Mau gendong, nangis."

"El cengeng." celetuk El polos yang membuat Devanno dan Adelia terkekeh.

"Oh iya, El nanti mau dipanggil apa sama adik? Mas? Kak? Atau abang?" tanya Devanno.

"Kakak."

"Mas aja deh." goda Adelia.

"Uuhh.. Ngga mau mama. Nanti El kumisan kaya ayah."

"Eehhh... Kok ngeledek ayah? Nanti ayah gigit mau ngga? Ayah berubah jadi monster." canda Devanno dengan nada monster di film kartun.

"Aahh iya iya yah. Ampun yah." kata El yang tetap saja di gelitiki oleh Devanno.

                            .......

Pagi ini baik Devanno maupun Adelia belum beranjak untuk mandi. Padahal jam sudah menujukkan pukul dua belas siang. Bahkan El pun sudah tidur siang sejak tadi.

Kehamilan Adelia kali ini sangat berbeda dari sebelumnya. Efeknya bukan hanya Adelia yang merasa malas, tapi Devanno pun seperti itu. Bahkan, yang merasakan ngidam sesuatu itu adalah Devanno bukan Adelia.

Usia kandungan Adelia sudah memasuki bulan ketujuh, itu artinya dua bulan lagi Adelia akan melahirkan anak keduanya yang berjenis kelamin laki-laki itu.

Saat mengetahui jenis kelamin anak keduanya, Devanno sangat senang karena ia memiliki anak laki-laki lagi. Adelia bukan tidak senang, tapi jika boleh memilih, ia akan memilih anak dengan jenis kelamin perempuan agar ia mempunyai teman nantinya.

"Mas, mandi gih." kata Adelia.

"Kamu aja belom mandi." Devanno tak mau kalah.

"Ya mas duluan. Baru aku."

"Ngga mau! Kamu duluan aja."

"Ih dimana-mana juga kamu duluan lah."

"Yeee orang ngga mau."

Adelia mendecak kesal. "Gini aja. Kita main ular tangga. Siapa yang kalah, dia mandi duluan. Gimana?"

"Ok! Deal."

Segera Devanno mengambil ular tangga milik El di nakas.

"Aku merah, kamu biru." kata Devanno.

"Ok! Ngga masalah." kata Adelia.

Kesempatan pertama mengocok dadu dimenangkan oleh Adelia setelah sebelumnya suit dengan Devanno. Dadu pertama, Adelia mendapat angka lima.

"YES! 1..2..3..4..5" katanya sembari menjalakan pionnya.

Dadu pertama Devanno sayangnya hanya mendapatkan angka tiga.

"Aduh, apa-apaan deh." keluhnya.

Permainan berjalan dengan sengit. Adelia memenangkan permainan yang artinya Devanno harus lebih dulu mandi daripadanya.

"Ah ngga bener nih mainannya. Ulang lagi ah." protes Devanno.

"Ih curang! Orang jelas-jelas kamu kalah."

"Dadunya ngga bener ini mah." kata Devanno. "Ngga mau mandi ah." lanjutnya.

"Yeee.. Ngga sportif kamu mah. Kan di depan tadi udah perjanjian siapa yang kalah ya mandi duluan."

"Bukan ngga sportif, tapi emang lagi apes aja kalah."

"Aku ngga mau tau. Pokoknya kamu mandi duluan."

"Ngga mau ah. Kamu duluan aja."

"Ih apaan sih ah! Ngga mau! Pokoknya mas dulu, baru aku!" kata Adelia tak mau kalah. "Mas harus tunjukkin sportifitas ke El." sambung Adelia.

Devanno mendecak kesal. "Sepuluh menit lagi deh." kata Devanno yang seolah berubah menjadi anak kecil yang sedang meminta permen pada ibunya.

"Nggak! Sekarang!" kata Adelia tegas.

Mau tidak mau, Devanno menuruti kata Adelia untuk mandi. Namun langkahnya terhenti.

"Ngapain lagi?" tanya Adelia.

"Daripada kita ribut siapa yang mandi duluan, mending mansi berdua. Ya 'kan?"

"MAS DEVAAANN!!!!"

































Dikit aja..

Happy new year, guys! ❣

 My Lecturer My Husband → K.M.GWhere stories live. Discover now