28

53.8K 3.1K 48
                                    

"Aku pusing." Adelia mengeluh.

"Kenapa?" tanya Devanno yang sedang membuat minuman.

Adelia melirik sebal. "Dosen nyebelin di kampus aku tiba-tiba balik dan ngasih tugas banyak banget." sindirnya.

Devanno menghampiri, duduk di sebelahnya. "Pasti dosennya ganteng ya?"

Adelia hanya mencibir.

"Nilai kalian kurang banget selama aku ngga ada. Jadi aku terpaksa ngasih tugas kalian." kata Devanno.

"Tapi mas, kenapa mas bisa balik lagi? Emang pihak kampus izinin?"

"Kan aku udah bilang, kalo kampus ngga izinin, aku ngga bakal ngajar lagi." sesekali Devanno menyeruput minumannya.

"Tapi kok bisa?"

"Sebenernya pihak kampus yang minta aku balik lagi. Alasannya karena aku yang di minta langsung sama pak Karto. Beliau bilang ngga percaya sama yang lain daripada aku. Terus aku minta syarat sama mereka untuk ngebolehin kamu tetep disini. Ngga cuma itu sih, aku juga minta pihak kampus buat cabut peraturan ngga masuk akal tentang menjalin hubungan di kampus. Karena kan, menjalin hubungan itu ngga boleh di atur. Asal kitanya bener, kenapa enggak?"

"Terus? Mereka izinin?"

"Awalnya enggak! Tapi, karena pak Karto orang penting di kampus, beliau yang minta langsung. Jadi di bolehin deh."

"Itu artinya pak Ricki sm Kayla juga boleh kuliah lagi?"

"Hanya Ricki. Kayla mutusin buat ngga terusin kuliahnya. Aneh perempuan itu." katanya sembari menyenderkan tubuhnya di sofa.

"Yaiyalah. Nantinya juga aku berenti kuliah pas lahiran."

"Iya tapikan nanti. Ngga sekarang."

"Emang dia belom hamil?"

"Nikah aja belom yaang. Gimana mau hamil."

"Yeu. Sekarang kan lagi jaman married by accident"

"Hush! Kamu tuh ngomongnya." selak Devanno yang membuat Adelia cengengesan.

Devanno menidurkan kepalanya di paha Adelia. Ia menggeser tubuhnya menghadap ke perut Adelia. Ia memeluknya.

"Sayang, cepetan keluar dong. Papa ngga sabar nih." ucapnya.

"Ngaco. Baru juga tiga bulanan."

"Emang ngga bisa di cepetin ya, yaang?" tanya Devanno asal.

"Kamu pikir anak ayam yang di panasin langsung netes?"

Devanno tertawa. "Ngomong-ngomong, kok kamu ngga ngidam ya?"

"Ngga tau. Mual juga enggak."

"Oh anak kita pinter berarti. Dia ngga mau papanya pusing mikirin ngidam mamanya."

"Dasar."

"Yaang, tau ngga sih?" Devanno terdiam sesaat. Pandangannya menghadap lurus menatap mata Adelia dari bawah.

"Apa?"

"Aku sekarang sadar kalo kakek ngasih hadiah yang paling berharga buat aku."

"Hadiah? Apa?"

"Kamu! Kamu adalah hadiah dari kakek yang paling berharga. Aku ngerasa bahagia banget bisa milikin kamu. Tadinya aku ngerasa hidup aku hampa banget. Pas dateng kamu, hidup aku jadi lebih terisi nyaris sempurna."

"Mas jadi jago gombal sekarang ya."

"Iya nih. Pengaruh baby kali ya."

"Ih, berarti tadi cuma gombal? Ngga beneran?"

 My Lecturer My Husband → K.M.GWhere stories live. Discover now