3

100K 5.7K 663
                                    

Pagi ini Adelia kembali beraktifitas setelah semalaman menjaga kakeknya di rumah sakit. Ia tak ingin beranjak jauh dari kakeknya untuk saat ini. Bahkan ia rela mengerjakan tugas dari Devanno di rumah sakit.

"Ya, kamu sakit? Kamu pucet banget" kata Tata saat melihat Adelia yang tak bersemangat.

Adelia menggeleng. "Tidak. Aku cuma sedikit kurang tidur"

"Kamu serius? Izin aja deh. Aku khawatir"

Adelia tersenyum. "Aku ngga apa-apa Tata sayang"

Belum sempat Tata kembali merespon, terdengar suara Devanno dari arah pintu.

"Selamat pagi" Devanno masuk ke kelas dengan langkah yang pasti.

"Selamat pagi" sapa mahasiswa di kelas ini.

"Adelia, kamu sudah siapkan materinya?" tanya Devanno.

"Sudah pak" Adelia bangkit dan menyiapkan laptop yang ia bawa dari rumah.

Devanno berbalik membelakangi mahasiswa lain dan berbisik.

"Kamu sakit? Kalo sakit istirahat aja" kata Devanno.

Adelia menggeleng sekilas.

"Ok. Sudah siap? Silahkan" Devanno beralih menuju kursinya untuk memperhatikan Adelia.

Adelia sangat fokus sangat menerangkan materi yang sudah ia buat. Begitu juga Devanno. Saat dikelas, mereka sangat profesional. Mereka seakan lupa jika mereka mungkin akan segera menikah dalam waktu dekat ini.

"Lusa, saya akan tes tertulis untuk menambah nilai kalian. Kerjakan tugas yang saya kerjakan jika ingin menambah nilai kalian"

Adelia membuang nafasnya kasar. "Kenapa mesti dia yang di pilih kakek sih?" gumam Adelia.

"Hah? Kenapa Ya?" tanya Tata.

Adelia segera menggeleng. "Enggak. Aku mau ketemu kakek-ku nanti" dustanya.

"Adelia, rangkuman yang saya minta sudah selesai?" tanya Devanno.

"Belum pak. Saya baru selesaikan beberapa bab" jawab Adelia.

"Ingat. Batasnya hanya sampai minggu depan" Devanno mengingatkan.

Adelia mengangguk mengerti. "Saya ingat pak"

"Baiklah. Kelas sampai disini. Terimaksih"

Adelia membenamkan wajahnya di atas meja.

"Kemana perginya pak Karto sih? Cepet balik kek. Biar tu dosen ngga ngasih tugas mulu" keluhnya.

Tata terkekeh. "Entar kamu suka lho sama dia"

"Amit-amit jangan sampe" Adelia mengetuk-ngetuk mejanya, entah apa maksudnya.

"Aya, di panggil pak Devanno tuh" lagi-lagi Adelia membuang nafasnya kasar.

Adelia segera pergi keruangan Devanno dengan langkah gontai. Kepalanya terasa pusing, mungkin karena ia sangat kurang tidur tadi malam.

Tok tok tok

"Ya masuk"

"Bapak manggil saya?"

Devanno mengangguk. "Saya mau kasih buku ini untuk bahan rangkuman kamu" katanya sembari memberikan sebuah buku tebal.

"Terimakasih pak"

"Sama-sama. Kamu boleh kembali"

"Hmm.. Pak? Saya boleh tanya sesuatu?"

Devanno terdiam menunggu lanjutannya.

 My Lecturer My Husband → K.M.GWhere stories live. Discover now