12

72.2K 4.5K 440
                                    

"Sekarang aku tanya. Kamu lebih pilih aku atau Siska?"

Devanno mendelik kaget. "Apa-apaan sih? Kenapa kamu nanya gitu?!"

"It's so simple. Me or Siska?"

"I can't choose one! I love you and she is my best friend too"

"Me or Siska?" ulang Adelia penuh penegasan.

"Please! Jangan kasih aku pilihan gila kaya gitu. Aku ngga bisa" kata Devanno memohon.

Adelia kembali tertawa sinis. "Ok. Aku udah tau jawaban kamu. Aku bak---"

"Gimana kalo pilihan itu, aku tanya ke kamu. Kamu pilih aku atau Brian?" tanya Devanno memotong pembicaraan Adelia.

"Jelas aja aku milih kamu. Itu ngga usah di tanyain lagi. You are my husband and he's just my best friend" jawab Adelia tegas.

Devanno terdiam.

"Kenapa? Kamu heran karena aku dengan gampangnya jawab itu sedangkan kamu enggak? Itu semua karena keputusanku buat nikah sama kamu serius. Aku mau jalanin semuanya sama kamu. Tapi kamu apa?"

"Aku itu kurang serius kaya apa sih, Aya?"

Adelia mematikan laptop dan menaruhnya di nakas.

"Mas tau? Aku ngerasa kayanya mas nikah sama aku karena terpaksa. Hanya karena itu perintah kakek. Ngga lebih! Aku akui pertamanya juga aku kaya gitu. Tapi aku mau coba buat nyayangin kamu. Buat mencintai kamu"

Devanno memegang tangan Adelia. "Dengerin aku, sayang"

"Ngga usah nyebut kata 'sayang' sekarang mas. Itu cuma kata-kata dimulut mas aja" kata Adelia.

"Aku mau ngomong dulu sama kamu. Dengerin aku dulu" kata Devanno. "Aku menikah sama kamu itu bukan semata-mata karena kakek. Aku sayang sama kamu. Aku ngga mungkin ngga sayang sama kamu, sedangkan aku nikahin kamu. Aku bukan anak kecil yang selalu nurut sama omongan orang tua, Ya. Apalagi ini tentang pernikahan. Jadi please, jangan pernah raguin rasa sayang aku ke kamu"

"Gimana aku ngga raguin sayangnya mas ke aku??? Mas disuruh pilih aja ngga bisa. Apa sih maunya kamu tuh?" saking kesalnya, Adelia sampai mengeluarkan air matanya.

"Aku ngga bisa pilih antara kalian berdua, Aya. Kamu istri aku, dia sahabat aku. Dan dia jug---"

"Udahlah mas. Kepalaku pusing banget. Aku ngga mau bahas ini. Itu urusan kamu mau pilih aku atau sahabat kamu" kata Adelia melepas tangan Devanno. "Aku capek mas. Mau tidur. Besok aku ada ujian" sambung Adelia bermaksud menyuruh Devanno pergi.

Devanno membuang nafasnya kasar. Tak mau ribut, Devanno pergi mandi untuk menenangkan pikirannya. Setelah selesai, ia kembali masuk ke kamar dan melihat Adelia sudah terlelap dalam tidurnya. Perlahan ia mendekatinya. Ia benarkan selimutnya hingga ke dadanya. Tak lupa, ia mencium kening istrinya. Ia menahan beberapa detik agar merasakan ketenangan yang tak pernah ia dapatkan dari wanita manapun.

"Maafin aku sayang" ucapnya.

                                  ......

Pagi ini seperti biasa, Adelia melakukan tugas rutinnya yang mulai ia lakukan semenjak menikah.

Devanno yang baru saja selesai mandi, menghampiri Adelia di dapur.

"Aku buatin scramble egg buat kamu. Kalo mau roti, ada di meja" kata Adelia dengan nada dingin.

"Kamu ada kelas pagi hari ini?" tanya Devanno.

"Ada! Aku ada ujian" jawabnya singkat.

"Semalem udah belajar kan?"

"Udah! Mas ngga usah khawatir"

"Nanti makan siang bareng aku ya" kata Devanno.

"Ngga bisa. Aku harus belajar" kata Adelia.

"Please. I beg you. Aku mau perbaiki semuanya sama kamu" Adelia melihat mata Devanno yang sirat akan permohonan.

"Ok! Mau makan siang dimana?"

"Aku kasih alamat restorannya nanti ke kamu ya" kata Devanno yang diangguki Adelia.

Hari ini, jadwal ujian Adelia sangat padat. Maklum bulan ini adalah akhir semester sebelum melanjutkan ke semester lebih tinggi.

"Aya, makan siang yuk?" ajak Tata.

"Aku ngga bisa. Udah ada janji sama orang" jawab Adelia.

"Abis itu langsung pulang?" tanya Brian yang diangguki oleh Adelia.

"Yaudah. Kamu hati-hati ya" kata Tata.

"Iya. Kalian juga hati-hati" kata Adelia.

Setelah dikirimi alamatnya oleh Devanno, Adelia segera pergi ke restoran itu. Namun sayangnya, ia harus pergi seorang diri karena Devanno masih harus mengisi satu kelas lagi sebelum berakhir.

Sesampainya Adelia di restoran itu, pelayan mengantar ke meja yang sudah di pesan oleh Devanno.

"Mau pesan apa nona?" tanya salah satu pelayan.

"Nanti aja deh mba. Saya nunggu suami saya dulu" jawab Adelia yang diangguki oleh pelayan itu.

Adelia dengan setia menunggu Devanno sembari memainkan games di ponselnya. Hingga tak terasa, hari sudah sore dan Devanno tak kunjung datang.

Adelia menghubungi Devanno. Tak ada jawaban. Akhirnya setelah dua jam menunggu, Adelia memutuskan untuk pulang. Ia paling benci menunggu.

Begitu sampai dirumah, Adelia membanting tasnya kasar di kasur. Ia sangat kesal. Devanno mengatakan bahwa ia ingin memperbaiki semuanya. Tapi kenyataannya, ia tak datang.

Adelia kembali menghubungi Devanno.

"Mas! Dimana sih?" tanya Adelia saat mendengar suara Devanno dari ujung sana.

"Aku uda---"

"Devan, aku pulang duluan ya. Makasih udah anter aku" Adelia kaget karena mendengar suara Siska dari ujung sana.

"Kamu lagi sama Siska?" tanya Adelia.

"Iya! Tadi Siska minta aku anterin ke dok---"

Adelia memutus panggilannya sepihak. Ia tak tahan dengan perilaku Devanno. Ia menangis. Air matanya mengalir deras.

Hatinya pun sakit.

Tak berselang lama, Devanno sampai dirumah. Ia sangat panik dan segera menghampiri Adelia di kamar.

"Sayang maafin aku. Tadi aku---"

"Mau kamu apa sih mas?" tanya Adelia pelan namun menusuk.

"Maafin aku. Aku lupa kalo kita tadi janjian"

"LUPA? KAMU BILANG LUPA MAS? GILA YA KAMU" Adelia tak sadar bahwa sekarang ia tengah berteriak. "Aku nungguin kamu lama banget. Belom makan. Tapi dengan santainya kamu bilang lupa? Lucu banget kamu, mas" sambungnya.

"Tadi aku bener-bener ada kelas tambahan. Terus Siska telepon aku minta di temenin ke dokter. Maafin aku"

"Kayanya aku udah tau jawaban dari pertanyaan kemaren. Kamu lebih milih dia daripada aku"

"Nggak! Ngga gitu. Aku bisa jelasin"

"Mau jelasin apalagi? Mau bikin alesan apalagi? Aku capek mas! Omongan sama tingkah laku mas tuh beda banget. Aku bingung sama hati kamu" kata Adelia yang mulai menitikan air matanya.

"Kamu salah paham, Aya. Dengerin aku dulu"

"Aku udah capek dengerin alesan kamu. Ok aku terima kalo kamu lebih pilih Siska. Aku perlahan akan menjauh dari kamu. Aku mau kamu bebas sama Siska. Maaf karena udah pernah masuk ke kehidupan kamu mas" kata Adelia.



Tbc.

 My Lecturer My Husband → K.M.GWhere stories live. Discover now