Chapter 2

60 7 0
                                    

Kalila menghempaskan tubuhnya diatas kasur didalam kamarnya. Dia menatap langit-langit kamarnya dalam diam. Cukup lama dia terdiam sampai tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan menampilkan Indra yang sudah mengganti pakaiannya menjadi pakaian santai. Tangannya sibuk mengusap rambutnya yang basah.

Ah, berapa lama Kalila berdiam diri?

" kenapa masih pake seragam? Sana mandi" suruh Indra.

Kalila mencebikkan bibirnya, kemudian dia merubah posisinya menjadi duduk. Dia mengayunkan tangannya, meminta agar Indra duduk di sebelahnya.

Indra pun duduk di sebelah Kalila, lalu tiba-tiba Kalila sudah menaruh kepalanya di paha Indra. Ini sudah sering Kalila lakukan ketika dia merasa lelah atau sedih dengan keadaannya.

" kenapa? " tanya Indra dengan tangan yang mengusap lembut kepala Kalila.

Kalila hanya menggelengkan kepalanya, kemudian mencari posisi ternyaman baginya. Dia tidak peduli. Asalkan Indra ada, dia merasa cukup. Tapi Bukankah semua manusia selalu merasa tidak cukup?

Drrt drrt.

Ponsel milik Indra yang digenggam nya bergetar. Dia meminta Kalila untuk segera mandi, lalu dia mengangkat panggilan itu. Sebelumnya, dia melirik Kalila yang sudah masuk kamar mandi.

" halo?"

" kamu dimana? "

Deg.

Indra segera menjauhkan ponselnya hanya sekedar untuk melihat nama penelepon. Papa?!

" ck, gue kurang hati-hati " gumam Indra sebelum akhirnya memutuskan sambungan.

" Indra!! Tadi siapa yang telpon?!!" tanya Kalila dari kamar mandi dengan berteriak.

" gapapa. Salah alamat" sahut Indra santai.

Didalam kamar mandi, Kalila hanya terdiam saat mendengar sahutan dari Indra. Dia tersenyum miris. Indra kira dia tidak tahu?

Itu pasti Papanya, kan?

***

Kehidupan Kalila berjalan seperti biasa. Dan kali ini, dia cukup bersyukur karena tidak merasakan sakit batin seperti dulu. Dan untungnya lagi, dia sudah punya teman sekarang. Yaa... Walaupun ada yang nyebelin seperti Yudha, tapi dia tetap bersyukur.

Indra pun juga tetap menjaganya seperti dulu. Untuk  Indra sendiri, dia tidak masalah jika masa remajanya terbuang sia-sia hanya untuk menjaga Kalila. Justru dia akan bangga karena telah menjaga adiknya.

" Ndra, besok gue sama Vanya mau main bareng, boleh?" tanya Kalila.

Saat ini, Kalila dan Indra sedang berada di kelas. Hanya berdua. Vanya dan Keenan sedang ke kantin. Sebenarnya, ini belum jam istirahat dan mereka sedang mengerjakan tugas. Satu kelas ada 30 orang dan dibagi menjadi 7 kelompok. Ada yang 4 atau 5.

" hm? Kemana?" tanya Indra dengan pandangan yang dia alihkan kearah Kalila.

" tau deh. Nanti tanya aja sama Vanya" sahut Kalila.

Tidak sampai beberapa lama, Vanya dan Keenan datang dengan banyak makanan ringan di dalam sebuah kantong plastik. Mereka juga membawa roti entah isi apa.

" nih! Kalila suka keju kan? Ini buat Kalila. Yang coklat punya gue sama Keenan. Terus.... I-Indra suka rasa apa? Keju mau gak?" tanya Vanya.

Indra mendongak, mengalihkan pandangannya dari kertas tugas nya dan menatap Vanya. Tatapan yang datar itu, membuat Kalila berinisiatif untuk mengambil alih jawaban yang akan dilontarkan ke Vanya.

KWhere stories live. Discover now