Chapter 3

55 8 1
                                    

Malam ini khusus hanya Kalila dan Vanya berdua. Mereka akan menikmati malam ini di pasar malam. Hanya berdua.

Kalila sudah siap dengan celana jeans dan kaos putihnya. Tidak lupa jaket denimnya. Dia tidak perlu tampil cantik, kan?

Kalila menunggu Vanya di ruang tamu. Disana bukan hanya ada dia saja, melainkan semuanya ada. Mereka mengobrol, sementara Kalila menunggu Vanya.

" lo yakin pergi sendiri tanpa Indra? Atau gue gitu?" tanya Jason untuk yang kelima kalinya.

Kalila memutar bola matanya malas. Entah karena apa dia selalu dikelilingi laki-laki possesif. Cukup Indra saja seharusnya. Tapi ini? Jason juga ikut-ikutan. Untungnya Jason sedikit humoris.

" iya. Lagian gue perginya sama cewek ya. Kecuali gue pergi sama cowok. Baru lo khawatir " sahut Kalila kesal.

Tok tok tok.

Suara ketukan di pintu utama, membuat Kayla berdiri. Dengan segera wanita cantik itu membukakan pintu yang menampilkan seorang perempuan cantik yang kini tersenyum kearahnya.

" Vanya ya?" tanya Kayla ramah.

" iya, Tante. Kalila nya ada?" tanya Vanya.

" ada kok. Ayo masuk, atau mau langsung pergi? "

" langsung pergi aja. Takutnya kemaleman nanti " sahut Vanya sopan.

Kayla pun berseru memanggil Kalila. Selang beberapa detik kemudian, Kalila datang dengan senyumnya. Dia berpamitan pada Kayla.

Mereka menuju pasar malam menggunakan mobil yang disetir oleh Vanya sendiri. Katanya cukup jauh, tapi tidak jauh sekali.

" lo udah punya SIM?" tanya Kalila saat mereka dalam perjalanan.

" hm? Enggak. Ini punya Mama gue" sahut Vanya.

" ohh... Kirain. Soalnya lo kan pas Februari baru ulang tahun. Gue sih masih nanti April " celetuk Kalila lagi.

" April?! Kapan? " tanya Vanya tiba-tiba antusias.

" 12"

" WOW!!!!"

Kalila terkejut saat mendengar seruan Vanya. Memangnya kenapa? Kenapa Vanya se-antusias ini?

" samaan sama saudara jauh gue dong?!  Gila sih" ucap Vanya.

Kalila tertawa mendengarnya. Jadi Vanya se-heboh itu hanya karena ulang tahunnya sama seperti saudaranya? Kalila merasa Vanya lucu sekali.

" iya ya? Keren banget dong" ucap Kalila.

Tidak lama mereka sampai di pasar malam. Seperti yang biasa dilakukan banyak orang, bermain, foto bersama, beli cemilan, dan lainnya. Hal sederhana ini, benar-benar membuat Kalila senang.

Dan kini, mereka berada di salah satu pedagang kaki lima yang menjual bakso. Makanan kesukaan mereka berdua. Tempatnya cukup ramai, dan untungnya mereka mendapatkan tempat.

" Kal, gue boleh tanya sesuatu?" tanya Vanya saat pesanan mereka belum datang.

" boleh. Mau nanya apa? "

" itu..... Yang tadi bukain pintu bukan Mama lo ya? Maksud gue..... Gue pernah liat Mama lo yang tadi itu ambilin rapot Kak Jason" tanya Vanya.

Kalila terdiam. Apa dia harus menceritakan semuanya? Pada Vanya? Orang yang baru dia kenal beberapa minggu ini. Orang yang bahkan belum tentu bisa Kalila bilang baik. Bagaimana jika ada maksud terselubung dari Vanya? Sama seperti dia dulu?

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang