Chapter 30

17 3 0
                                    

Setelah dari rumah pohon, keduanya menuju deretan pedagang kaki lima. Mata Kalila berbinar saat melihat deretan masakan ada disana. Sementara di sebelahnya, Keenan tertawa kecil.

" lo gapapa makan disini? Kalau gak bisa makan disini, kita bisa cari restaurant dekat sini" tanya Keenan. Dia tidak mau membuat Kalila sakit perut hanya karenanya.

" gapapa kok. Biasanya juga gue sama Indra makan disini" sahut Kalila.

Tatapan Kalila jatuh pada pedagang bakso yang kuahnya terlihat mengepulkan asap. Dia segera berlari menuju pedagang bakso tersebut, tanpa memperdulikan Keenan yang melongo melihatnya.

Hari sudah menunjukkan bahwa malam telah tiba, tapi Kalila malah asik makan dengan Keenan. Dia membiarkan ponselnya terus-terusan berdering akibat panggilan dari Indra.

" Kal, angkat kek. Indra khawatir itu" ucap Keenan.

Setengah mau dan setengah malas, Kalila mengangkat panggilan dari Indra. Bukannya apa, tapi dia pasti mendapat omelan panjang dari Indra.

" lo dimana?! Ini udah jam berapa?!"

" lagi makan bakso sama Keenan. Gue tau udah malem, tapi gue laper"

" Kal! Ini-"

" arrgh! Gue tau udah malem. Sekali-kali gue keluar gapapa kali. Kenapa sih?! Dilarang terus?!"

" Kal, bukan gitu maksud gue"

" stop! Gue males"

Tut tut tut.

Kalila menghembuskan napasnya kasar. Dia menatap Keenan yang hanya menatapnya. Dia malas menceritakan seberapa possesif Indra kepadanya, walaupun Keenan sendiri sudah melihatnya.

" apa? Iya barusan yang nelpon Indra" ucap Kalila.

" kok lo marah-marah? Dia khawatir pasti" tanya Keenan tidak mengerti.

" Nan, lo gak akan ngerti sama sekali karena kalian berdua sama. Bedanya, lo masih biasa aja dan Indra ada di tingkat tinggi sister complex " ucap Kalila.

Keenan terkekeh mendengarnya. Tapi dia juga tidak mau Indra khawatir berlebihan terhadap Kalila. Lebih baik dia segera membawa Kalila pulang agar Indra lega.

Drrt drrt.

Baru saja Keenan memikirkan Indra, namanya sudah terpampang jelas di ponsel Keenan.

" halo?"

" Nan, lo bareng Kalila?"

" iya. Ini lagi makan depan gue"

" hufftt..... Take care of her. Gue tunggu sampe lo nganter dia pulang"

" iya, santai aja. Dia aman sama gue"

" hmm..... Thank's ya?"

" yoi, sama-sama "

Tut.

Keenan menunjukkan nama Indra di ponselnya pada Kalila. Dia mencibir saat Kalila pura-pura tidak peduli. Padahal dilihat dari pancaran matanya saja, Keenan tahu Kalila tidak mau membuat Indra khawatir.

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang