Chapter 45

12 3 0
                                    

Semuanya kembali normal. Walaupun Indra tetap harus waspada akan kedatangan Om nya itu. Sekolah pun sedang mengadakan classmeeting. Tahun ini, olahraga yang dipilih adalah basket untuk laki-laki dan bulu tangkis untuk perempuan.

Kalila, Vanya dan Lala tidak ikutan apa-apa. Tapi Lala cukup sibuk, mengingat jabatannya sebagai ketua KomDis yang mengharuskannya membantu OSIS menjaga situasi agar terus kondusif.

Berbeda dengan tiga orang perempuan itu, kelas Kalila meminta agar Indra dan Keenan ikut serta dalam perlombaan. Yudha dan Gama pun ikut berpartisipasi mewakili kelasnya.

" rame ya. Gila sih, yang nonton tanding kelas kita segini banyaknya " ucap Kalila.

" wajar aja sih. Indra ikut. Keenan juga. Belom lagi Ferry diminta ikut. Siapa yang gak tertarik coba?" ucap Vanya sembari menyeruput minumannya.

Omong-omong soal Ferry, laki-laki itu sudah tidak berani mendekati Vanya lagi. Dia bahkan berpura-pura tidak kenal saat berpapasan. Vanya pun sudah tidak peduli. Dia malas mengingat kejadian yang membuatnya trauma itu.

Tiba-tiba, keempat laki-laki itu datang kearah mereka. Mereka juga bersama Lala. Padahal gadis itu janji akan langsung kesini kalau gilirannya sudah selesai.

" lo pada tau gak? Gue udah jadian sama Lala" ucap Yudha bangga.

Kalila dan Vanya sama-sama menoleh kearah Lala dengan spontan. Yang dilihat hanya tersenyum tipis saja. Dia membiarkan Yudha merangkulnya.

" sumpah gue gak nyangka lo mau sama dia. Dia itu playboy, La. Jangan mau deh" ucap Vanya berlebihan.

" nanti lo ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya aja. Nangis deh ke kita" sambung Kalila.

" cerita, Mbak?" sindir Keenan.

Kalila mendelik kearah Keenan, lalu kembali memfokuskan diri pada pasangan baru di hadapannya. Ah, dia jadi iri. Dia juga mau punya pacar seperti Yudha. Humoris, menyenangkan. Dan yang paling penting perhatian.

" Kal, lo nonton disini?" tanya Indra tiba-tiba.

" hm? Iya. Kita bertiga nonton dari sini aja. Rame banget soalnya di depan" sahut Kalila.

" iya sih rame" gumam Gama seraya menoleh kedepan.

" sana kalian siap-siap. Kita nyemangatin dari sini. Semangat!! " ucap Vanya mengangkat kedua tangannya.

" semangat ya semuanya!" ucap Lala.

" buat aku gak ada?" tanya Yudha.

" ish! Semuanya itu berarti termasuk lo! Gimana sih? Gak bisa bahasa Indonesia ya?" sinis Kalila.

" biarin sih!"

Lala tertawa, lalu mengacak rambut Yudha. Membuat sang empunya rambut mengerjapkan matanya.

" semangat ya? Kalau gak mau putus, antara kelas kita atau kelas Kalila sama Vanya yang harus menang. Kalau enggak, kita putus " kekeh Lala.

" sip! Tenang aja. Asalkan ada Yudha, semua beres" ucap Yudha semangat.

Mereka tertawa melihat Yudha yang langsung bersemangat setelah diberi semangat oleh Lala. Dasar bucin.

Kalila melakukan hal yang sama. Dia mengacak rambut Indra dengan gemas, lalu mengecup pipi kanannya. Dia tersenyum manis.

" semangat ya!! Menangin kelas kita!" ucap Kalila.

" iya", Indra tersenyum lalu membalas mengacak rambut Kalila.

" udah ya? Ayo kita ke lapangan" Keenan merangkul Indra, mengajaknya segera pergi dari sana. Bisa gila dia lama-lama.

Pertandingan pun dimulai. Hari ini khusus pertandingan laki-laki. Besok, perempuan lalu lusa semifinal dan final. Tim pertama sudah mulai bermain.

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang