Chapter 4

40 5 0
                                    

Peluh mengalir dari pelipisnya. Mungkin seragamnya sudah cukup basah jika dilihat orang lain. Beberapa kelas yang sedang mengalami pergantian pelajaran, menatapnya. Tentu saja karena mereka asing dengan sosok Kalila di sekolah ini.

Kenapa matahari pagi harus panas sekali?!!

Kalila beberapa kali berdecak. Kalau bukan karena Indra, dia tidak mau dihukum. Kenapa juga tuh guru matematika lama? Ini seharusnya sudah pergantian pelajaran.

" Kalila!!"

Kalila tersenyum tipis saat mendengar suara Vanya. Itu artinya kelas mereka sudah pergantian pelajaran. Kalila menurunkan tangannya yang terasa pegal.

" nih, gue bawain minum lo" ucap Vanya.

" thank's " Kalila menegak minumannya dengan cepat. Dia sungguh haus.

" Kal, gue minta maaf"

Kalila menatap Indra yang kini menatapnya dengan penuh menyesal. Dia tersenyum manis, kemudian mengacak-acak rambut Kakaknya itu. Ah, Indra manis sekali. Apakah Allah sebaik itu kepadanya? Sehingga disaat dia mengalami kesedihan dan kepedihan yang luar biasa, dia masih memiliki Kakak yang teramat sempurna?

" gapapa kok. Biarin aja tuh guru" sahut Kalila.

" tapi, lo-"

" gapapa, Indra. Ayo kekelas. Gue mau belajar, hehehe....." cengir Kalila.

" dih? Bohong aja lo. Mana mungkin cewek kayak lo demen belajar. Palingan juga nonton drama korea" celetuk Keenan yang ikut menghampiri Kalila.

" apa sih?! Suka-suka gue dong. Lagian lo ngapain disini?! Nyamperin gue?! Dih, gue ogah disamperin sama lo" sewot Kalila.

Keenan tertawa mendengarnya. Baru kali ini dia bertemu cewek yang tingkat sewot nya melebihi ibu-ibu hamil. Gimana kalau Kalila hamil ya? Bisa-bisa suaminya dimakan kali.

Mereka pun melangkah menuju kelas. Saat baru sampai, teman-teman sekelasnya sudah heboh. Katanya guru-guru sedang rapat. Dan diberikan free class. Sontak hal tersebut membuat mereka senang.

Dikarenakan Kalila yang kelelahan, mereka pun menuju kantin untuk makan. Disana, mereka bertemu Yudha dan Gama yang juga sedang tidak ada guru.

" weiiss..... Gak ada gurunya juga ya?" tanya Yudha.

Sekedar info saja, Yudha dan Gama bukan di kelas XI AK-1. Mereka murid Multimedia. Gedungnya juga berbeda dengan gedung Akuntansi. Mereka di kelas XI MM-2.

" yoi. Kantin yuk" ajak Keenan.

Mereka berenam pun menuju kantin. Banyak pasang mata yang menatap kearah mereka. Beberapa cewek pun menjerit tertahan karena idola mereka lewat.

" gantengnya Keenan! Coba aja dia jadi pacar gue"

" pacar? Gue sih mendingan jadi istrinya dia. Daripada pacar yang cuman sebentar, gue mah nanti selamanya sama dia "

" duh, Gama! Ya ampun, kalem banget sih. Nikahin Adek, Bang"

" Yudha!!! Aaaaa!!! Ganteng banget sih, kamu!! Halalin aku dong!! "

" itu anak baru kan? Gila! Sumpah, ganteng banget. Blasteran kali ya?"

Mereka berempat mungkin biasa saja. Tapi berbeda dengan dua cewek yang ikut bersama mereka. Kalila dan Vanya justru risih dengan tatapan dan celetukan atau jeritan tertahan para siswi.

" ini nih, makanya tadi mendingan kita berdua aja. Ribet kalau ada mereka" ucap Vanya yang hanya didengar mereka.

Kalila mengangguk mengiyakan. Memang setiap cogan itu disamperin kayak gini ya? Diomongin baiknya terus. Lah, coba cowok jelek? Dihina terus. Deket dikit dikira kuman.

Mereka pun duduk disalah satu meja yang kosong. Karena Vanya mager, jadilah Kalila yang memesan. Tadinya Indra sudah melarang, namun Kalila tetap ingin memesan makanan untuk mereka.

" gue bantu deh, Ndra. Tenang aja, Kalila gak akan kenapa-napa. Gue mau makan mie ayam nih. Lo pada mau apa? Nya?" tanyanya pada mereka dan berakhir pada Vanya.

" gue sama Vanya sama-sama bakso, jadi gue yang pesenin. Lo pesenin yang cowok-cowok aja" ucap Kalila.

Keenan mengangguk, kemudian kembali mengalihkan pandangannya kepada teman-temannya. Terutama Yudha yang banyak omong.

" gue samain sama lo aja" ucap Gama.

" gue mau makan soto yang kuah bening aja. Semuanya serba nambah pokoknya. Bilang aja ke Babe. Dia tau kok gue biasanya mesen apa aja. Lo talangin aja dulu, nanti gue ganti " ucap Yudha.

Keenan hanya bergumam saja. Malas mendengarkan pesanan Yudha yang panjangnya mengalahkan sungai Nil.

" Lo, Ndra?"

" roti coklat keju aja" sahut Indra.

Keduanya pun menuju masing-masing tempat. Kalila yang paling lama sepertinya. Ternyata banyak juga peminat bakso. Mungkin Keenan sudah selesai memesan kali, Kalila baru waktunya memesan.

" Mbak, baksonya dua. Komplit ya" ucap Kalila. Dia menunggu pesanannya datang. Dari arah belakangnya benar-benar ramai. Bahkan mereka berdesak-desakan.

Disebelah Kalila, ada seorang siswa yamg tampaknya berandal. Dia juga ikut-ikutan desak-desakan. Apakah mereka tidak bisa menunggu? Jam istirahat juga masih lama.

Kalila tersentak saat merasakan pinggangnya ada yang memegang. Tatapannya teralihkan pada laki-laki disebelahnya tadi. Dia pelakunya. Dengan cepat dia berusaha melepaskan tangan laki-laki itu. Duh, dia tidak ingin melakukan keributan.

" misi-misi..... Gue mau lewat"

Tiba-tiba pegangan di pinggangnya menghilang, digantikan lengan seseorang yang merangkulnya. Dia mengalihkan pandangannya kearah kanannya.

Keenan?!!!!

Keenan tersenyum tipis, kemudian mengalihkan pandangannya kedepan. Menunggu pesanan Kalila dan Vanya datang. Tepat setelah itu, pesanan mereka datang. Satu mangkok dibawa Kalila, satu lagi dibawa Keenan.

" Kal, kok lama banget?" tanya Vanya pada Kalila yang baru datang dengan membawa makanan mereka. Dia duduk disebelah Vanya. Disamping Vanya, ada Indra yang juga menatapnya bingung.

" rame banget. Rameeee...... Banget pokoknya" sahutnya.

" alah, lebay lo. Cuman lo lebih-lebihin aja palingan " celetuk Yudha.

" heh! Orang gue beneran!" kesal Kalila.

Mereka pun makan dengan penuh candaan. Dan sesekali adu mulut antara Kalila dengan Yudha. Beberapa kali juga Keenan yang beradu mulut dengan Kalila atau Vanya. Sementara Indra dan Gama hanya akan menjadi pengamat dan pendengar yang baik.

Tapi, bukankah ini yang mempererat tali persahabatan?

Tbc.

Pendek kah? Maaf ya. Aku kehabisan ide, padahal masih awal juga. Gak kok. Aku gak akan nyerah, aku bakalan mikirin ide yang bagus buat cerita ini.

See you in chapter 5!!!!!

KWhere stories live. Discover now