Chapter 17

28 3 0
                                    

Rekor bagi Kalila untuk mendiamkan Indra selama lebih dari seminggu. Biasanya, hanya dalam waktu kurang dari 24 jam atau paling lama 2 hari, keduanya sudah berbaikan. Tapi ini?

Yang biasanya berangkat ke sekolah bareng dan diantar supir, sekarang Kalila lebih memilih bersama Jason saja. Dan pada akhirnya, Indra akan memilih mengalah dan berangkat dengan bus atau jika Gavin mau mengantarnya ya dia diantar.

Yang biasanya ke kantin bersama, kini Kalila hanya berdua dengan Vanya. Soalnya Lala masih terbaring di rumah sakit dan belum diperbolehkan untuk dijenguk. Indra pun pada akhirnya memilih bersama dengan Keenan, Yudha, dan Gama. Daripada membuat mood kembarannya semakin buruk, lebih baik dia mengalah.

Dan saat ini, kelasnya sedang dalam pelajaran Matematika. Bu Ratna meminta setiap murid membuat satu kelompok berisikan 5 orang. Dan seperti biasa, mereka membuat kelompok berempat ditambah satu murid lagi. Namanya Yolan. Dia anaknya pendiam dan sedikit pemalu. Tapi dia cukup pintar.

" nah, lo pada maunya kita pake populasi sama sampel apa?" tanya Keenan memulai diskusi.

Saat ini, kelasnya mendapat tugas kelompok untuk membuat kliping mengenai populasi dan sampel. Dan mereka diminta mencari data dari populasi dan sampel tersebut.

" apa ya? Gimana kalau nomor rumah?" tanya Vanya, memberikan pendapat.

" kalau nomor rumah sebenarnya susah sih. Gak semua dari mereka hapal nomor rumahnya. Jadi data ini gak akurat pasti. Bisa aja ada yang bohong" ucap Kalila.

" kalau nomor sepatu?" tanya Keenan.

" enggak bisa dong. Katanya kan harus banyak tuh. Kalau nomor sepatu pasti antara 42-50. Itu dikit banget" ucap Kalila, lagi-lagi mematahkan opini kelompoknya.

" kalau tinggi?" tanya Indra.

Kalila hanya diam saja. Indra mendesah khawatir. Pasti Kalila sangat marah padanya. Kenapa yang lain ditanggapi, sementara dia tidak?

" yaa..... Gak semuanya tau tingginya sih" ucap Keenan. Dia melirik canggung kedua anak kembar yang kini duduknya memang tepat di sebelahnya. Menjadikan Keenan berada di tengah-tengah keduanya.

Mereka pun akhirnya diam dan kembali sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Sampai suara Yolan memecah keheningan mereka.

" ka-kalau..... Jumlah postingan Instagram, gimana?" tanyanya.

" nah! Boleh tuh. Kan pasti beda-beda nih. Kita bisa cari dari tiap kelas juga. Nah, nanti kita pake kelas 11 aja. Gimana?" ucap Keenan.

Mereka pun akhirnya sepakat untuk menggunakan sampel dari kelas 11 dan memulai pencarian dari hari ini. Dan karena ketua kelompoknya Keenan, dia yang memutuskan untuk membagi tiga. Keenan akan sendiri ke gedung TKJ. Sementara Vanya akan berdua dengan Yolan. Lalu Kalila akan berdua dengan Indra.

" Keenan~ ih! Gue mau sama Vanya" kesal Kalila.

" hah? Bodo amat. Gue ketuanya, gue yang ngatur. Sana ke gedung MM. Cepetan ya!" usir Keenan.

Sebenarnya ini misi Keenan dan Vanya. Ditambah Gama dan Yudha juga, tapi keduanya tidak tahu rencana ini. Ini hanya Keenan dan Vanya saja yang tahu. Mereka berencana membuat keduanya berbaikan.

Sesuai rencana Keenan dan Vanya, Kalila akhirnya mengikuti langkah Indra menuju gedung Multimedia. Dia sibuk menggerutu tentang Keenan, sampai tidak menyadari jika Indra berhenti. Alhasil, keningnya berbenturan dengan punggung Indra.

" aw! Sshh..... Lo kalau berhenti, bilang-bilang kek! Sakit tau" ucap Kalila sembari mengusap keningnya.

Indra berbalik dan menatap Kalila khawatir. Tangannya terangkat dan langsung mengusap kening Kalila yang sedikit memerah. Dia sibuk mengucapkan kata maaf pada Kalila, tanpa menyadari tatapan iri siswi-siswi terhadap Kalila.

KOnde histórias criam vida. Descubra agora