Chapter 41

27 3 0
                                    

Kalila masih menangisi kejadian tadi. Di sebelahnya, ada Vanya dan Lala yang menemaninya. Walaupun air mata sudah tidak keluar dari matanya, hidungnya tetap memerah dan rasanya masih ingin menangis lagi.

" Kalila, ada yang mau Kakak omongin" tiba-tiba Gladis mendekat.

Kalila mengangkat pandangannya dengan tatapan bertanya. Untuk saat ini, lidahnya terasa kelu entah karena apa. Jadi dia hanya bisa diam.

" sebenarnya, Kakak punya hubungan sama Gavin. Kita..... Udah nikah 3 tahun. Dan Kakak rasa udah saatnya kamu tau"

Kalila yang tadinya hanya menatap tanpa minat, kini menatap tidak percaya pada Gladis dan Gavin. Kejutan macam apa lagi ini? Setelah semua rahasia yang disembunyikan semua orang kepadanya, kini masih ada rahasia lagi? Dan apa? Menikah? 3 tahun lalu?

" kita-"

" oh? Jadi gitu? Jadi ini dirahasiain? Kenapa? Gak suka Kalila tau? Apa bakalan bikin repot? Kenapa sih?! Semua orang sembunyiin rahasia?! " Kalila mengeluarkan semua emosi yang dia rasakan. Sedih, marah, kecewa, semuanya dikeluarkan.

" emangnya se-enggak penting itu aku sampe hal kayak gini gak dikasih tau?!! Yaudah gak usah kasih tau kalau ada apa-apa!!"

Tanpa memperdulikan panggilan dan teriakan Kakak dan teman-temannya, dia berlari meninggalkan rumah sakit. Berlari sejauh mungkin. Menjauhi masalah? Maaf, dia memang se-lemah itu.

Kalila tanpa sadar melangkahkan kakinya menuju taman, tempat favoritnya. Terutama di danaunya. Kalila merenungkan diri disana. Kenapa bisa dia tidak tahu tentang hubungan Gladis dan Gavin? Padahal dia sama-sama Adik dari keduanya?

" ugh, gak tau ah!"

Tiba-tiba, Kalila merasakan suara langkah kaki mendekatinya. Dia dengan sigap berbalik dan memasang kuda-kuda, namun dia langsung menghela napasnya saat mendapati Keenan yang berjalan.

" kabur lagi? Tolong dong. Yang lain bingung nyari lo" celetuk Keenan, seraya mendudukkan dirinya diatas rerumputan. Tidak memikirkan jika ada bangku taman disana.

Kalila berdecak kesal, lalu ikut mendudukkan diri di sebelah Keenan. Matanya memandang kearah danau tanpa suara. Dia juga membiarkan Keenan diam.

" kenapa sih lo tau gue disini? Setiap kali gue kabur, lo yang selalu tau dimana gue" tanya Kalila heran.

" yah, lo mirip sama cewek yang gue kenal pas masih kecil. Dia bilang, dia suka ke taman soalnya dia suka bunga. Dia suka danau soalnya danau itu bentuknya indah. Dia suka cerita Putri sama Pangeran soalnya happy ending. Dan dia bilang, Kakaknya baik dan sayang banget sama dia. Dia mau punya suami yang sama kayak Kakaknya" ucap Keenan.

Kalila merasa de javu. Dia seperti pernah mendengar kata-kata itu. Tapi dimana? Apakah dulu saat kecil dia pernah mendengar cerita ini dari seseorang?

" jadi, lo mikirnya gue cewek yang lo cari?" tanya Kalila.

" mungkin? Mana gue tau. Tapi bisa jadi bukan, soalnya lo gak punya liontin bentuk kunci kayak yang gue cari" sahut Keenan seraya mengangkat kedua bahunya.

Keduanya sama-sama terdiam setelahnya. Kalila pun merasa tidak memiliki kunci itu. Tapi dia merasa tahu soal apa yang Keenan bilang.

" lo gak mau balik?"

Kalila spontan menoleh kearah Keenan. Dia menggeleng pelan setelahnya. Dia belum siap menghadapi kedua Kakaknya.

" sorry, gue udah tau soal hubungan Kakak lo. Kenapa gue gak kasih tau? Karena kalau gue kasih tau, masalahnya gak akan selesai. Dan lo bakalan benci banget sama Kakak lo yang cewek" ucap Keenan lagi.

Lagi-lagi kejutan tidak terduga datang. Setelah ini apa?

" lo udah tau tapi gak kasih tau gue?! Lo bilang lo temen gue!! Padahal gue percaya sama lo!! Tapi apa?! Lo bahkan baru minta maaf pas Kak Gladis kasih tau!! Kalau enggak? Lo gak akan ngomong kan?" ucap Kalila.

" Kal! Bahkan beberapa hari ini lo sama Indra jauhin kita!! Lo pikir ada kesempatan buat gue sama yang lain ngomong?! Kita coba buat hargain kalian yang lagi ngejauh!! Bukannya gak mau kasih tau!!" sentak Keenan.

Kalila mengerjapkan matanya. Ah, dia merasa bersalah pada teman-temannya. Seharusnya dia dan Indra tidak perlu menjauh.

" ma-maaf. Gue sama Indra gak bermaksud menjauh. Kita pikir..... Kalian bakalan baik-baik aja kalau kita ngejauh" ucap Kalila merasa bersalah.

" arrgh! Yaudah. Ayo balik. Indra udah bangun barusan. Nyariin lo terus tuh" ucap Keenan.

Kalila membulatkan matanya, lalu mengangguk. Dia menarik Keenan untuk segera berjalan ke rumah sakit. Keduanya bahkan berlarian di koridor. Saat sampai, Kalila langsung membuka kamar rawat inap milik Indra.

Di dalam, Indra dengan posisi duduknya menatap keduanya. Ada teman-temannya, Gavin, Gladis, bahkan Andre dan Kayla. Jason juga ada disana.

" Kalila!"

Kalila berlari kearah Indra, lalu memeluknya. Dia menangis di pelukan Indra, tanpa memperdulikan tawa yang keluar dari orang-orang di dalam ruangan itu.

" gue gapapa. Lo gak usah nangis" ucap Indra, mengusap punggung Kalila.

" ya tapikan..... Hiks..... Gue hampir kehilangan lo..... Hiks hiks....." isak Kalila.

" iya, gue paham. Nangis aja sampe tenang" sahut Indra.

Hari ini, merupakan hari bahagia bagi keduanya. Terutama Kalila.

***

Kalila sedang menyuapi Indra makan, disaat teman-temannya keluar untuk makan siang. Di ruangan ini hanya ada mereka berdua.

" umm, Ndra? Lo udah tau hubungan Kak Gladis sama Bang Gavin belom?" tanya Kalila ragu.

Indra yang sedang menonton televisi, menoleh lalu menggeleng pelan. Dia kini memfokuskan perhatiannya pada Kalila yang tampaknya ingin mengatakan sesuatu.

" mereka..... Udah nikah"

Diluar dugaan Kalila, Indra tampak Tenang. Dia hanya mengangguk lalu kembali menonton televisi, seolah-olah dia tidak terganggu dan keberatan sama sekali dengan hubungan keduanya.

" kok lo gak kaget? Ndra, mereka sembunyiin hubungan mereka selama ini. Dan umur mereka? 7 tahun beda nya. Apa enggak aneh?" tanya Kalila.

Indra menghela napasnya. Di tatapnya Kalila yang tampak kecewa sekarang. Dia juga sama. Dia tidak menyangka jika Kakak angkatnya dan Gavin ada hubungan spesial. Menikah? Astaga, lelucon apalagi ini?

" iya gue kecewa. Tapi kita bisa apa? Minta mereka cerai? Enggak, Kal. Pasti mereka punya alasan kenapa mereka ngelakuin ini" ucap Indra.

Kalila tahu pasti ada alasan dibalik semuanya. Tapi apa? Alasan menikah? Masa iya mereka menikah tanpa ada rasa?

Lalu, atas dasar apa mereka menikah?

Tbc.

Bahagia enggak? Hehehe.....

Gak mungkin aku biarin karakter aku mati gitu aja. Tenang, masih banyak kejutan yang akan datang cepat atau lambat.

Makasih buat yang udah luangin waktunya buat baca cerita ini.

See you in chapter 42!!!!!

KWhere stories live. Discover now