Chapter 54

17 3 0
                                    

Keenan melayangkan tinjuannya ke tembok saking kesalnya setelah mendengar apa yang terjadi pada Kalila dari mulut Gama. Dia melihat ke dalam UKS yang kini hanya ada Kalila dan Indra saja.

" emang gak keliatan siapa yang jatohin?" tanya Keenan.

" enggak. Siluetnya aja enggak" ucap Gama.

Keenan menggigit bibirnya resah. Dia berpikir keras mengenai siapa yang mungkin ingin mencelakai Kalila. Dia mengacak rambutnya kesal. Sampai kapan Kalila akan di teror terus?

Dari kecil, bahkan hingga SMK pun masih sama?!

" Keenan!!!"

Dari arah belakang mereka, tampak Vanya dan Lala yang berlari. Dari raut wajah mereka, jelas mereka baru tahu kejadiannya.

" Kalila gapapa?" tanya Vanya.

" lagi tidur di dalem. Udah jangan diganggu, ada Indra kok" ucap Keenan seraya menghentikan langkah Vanya yang ingin membuka pintu UKS.

" kok bisa? Siapa yang jatohin potnya?" tanya Lala.

Keenan awalnya tidak ingin curiga pada Lala. Tapi mengingat kejadian yang pernah mereka alami, mau tidak mau pikiran negatif meracuni otaknya. Tentang Lala yang tiba-tiba diculik dan katanya penculik itu suruhan Vanya. Hingga Laila yang tiba-tiba bilang jika Lala yang mengarang.

Apa Jangan-jangan selama ini memang Lala yang menjadi dalang dibalik semua kejahatan ini?

" Nan! Elah, malah bengong"

Keenan tersentak kala Yudha menyerukan namanya. Dia menoleh dan mendapati tatapan penuh tanya dari teman-temannya. Tidak. Dia tidak boleh mengatakan spekulasinya pada siapapun. Apalagi Lala ada disini.

" lo napa?" tanya Vanya.

" gapapa. Cuman mikirin Kalila aja"

Mereka sontak menoleh saat pintu UKS terbuka dan menampilkan Indra dengan raut wajah lelah. Dia sendiri, meninggalkan Kalila di dalam sendirian.

" weh, kalau lo keluar, siapa yang jagain Kalila? Kalau dia kenapa-napa, gimana?" tanya Yudha.

Indra menghela napasnya, " Nan, jaga Kalila bentar. Gue mau ngomong sama Vanya", ucapnya tiba-tiba.

Mereka spontan menoleh kearah Vanya yang juga terkejut saat namanya dibawa-bawa. Mereka tidak tahu tujuan Indra apa. Kenapa harus Vanya diantara mereka?

" o-oke. Kita, ngobrol dimana?" tanya Vanya.

Indra berjalan terlebih dahulu, meninggalkan teman-temannya yang kini memilih untuk sama-sama masuk saja. Kalau hanya, Keenan menurut mereka Kalila tetap akan dalam bahaya.

Indra dan Vanya kini berada di kantin yang lumayan sepi. Mereka mengambil meja yang ada di pojok, supaya pembicaraan mereka tidak terlalu di dengar oleh orang lain.

" kenapa? Mau nuduh gue kayak waktu itu ya?" tanya Vanya sedikit bercanda. Walaupun dia juga sempat berpikir jika Indra akan menuduhnya.

Sama seperti sewaktu Kayla masuk rumah sakit.

Indra tersentak saat Vanya membahas mengenai tuduhannya sewaktu Kayla kecelakaan. Mendadak dia dirundung rasa bersalah. Dia tidak bermaksud seperti itu.

" sorry, soal waktu itu. Gue gak bermaksud nuduh lo " sesal Indra.

" hahaha, santai aja. Gue paham lo khawatir. Jadi, kenapa ngajakin gue kesini?" tanya Vanya.

" itu..... Menurut lo, siapa yang nyelakain Kalila? Sebenarnya, gue punya tuduhan, cuman gue gak enak sama yang lain" ucap Indra.

" tuduhan? Sama siapa?" tanya Vanya kepo.

" jangan bilang siapa-siapa dulu ya? Gue cuman mau tau pendapat lo"

" iya, tenang aja"

" Lala atau Laila"

Vanya terdiam setelah mendengar ucapan Indra. Dia sebenarnya tidak mau menuduh kedua sahabatnya. Hanya saja, tidak ada yang bisa dia percaya dari keduanya. Dia tidak tahu siapa yang benar siapa yang salah.

" gue gak mau nuduh, tapi gue juga gak tau" ucap Indra.

Vanya menatap Indra yang tampak frustasi. Jika dilihat-lihat lagi, Indra tampak sangat menyayangi Kalila. Wajar rasanya jika banyak perempuan yang bersaing demi mendapatkan Indra.

" tenang aja, kita pasti bisa selesaiin ini kok. Yang penting, kita jagain Kalila dulu" ucap Vanya berusaha menenangkan Indra.

Indra mendongak dan menatap mata Vanya. Vanya benar. Percuma jika dia mencari tahu siapa dalangnya, jika Kalila saja tidak bisa dia jaga.

" iya, lo bener"

***

Kalila merasa risih saat Indra terus-terusan menempelinya kemanapun dia pergi. Yah, walaupun sudah sering begitu mengingat sejak lahir mereka selalu bersama. Tapi yang menjadi masalah, teman-temannya pun juga melakukan hal yang sama.

Vanya yang biasanya cerewet, kini semakin cerewet yang berhasil membuat telinganya sakit. Yudha yang biasanya menjahilinya, kini menjadi sok perhatian. Lala yang biasanya biasa saja, kini sering bertanya secara khawatir. Gama yang biasanya diam, kini jadi bawel. Dan Keenan yang semenjak pacaran sikapnya begitu saja, kini menjadi romantis.

Kalila mau tidak curiga, tapi tingkah mereka mencurigakan. Apalagi modelan Yudha. Pasti ada maksud tertentu dari mereka.

" ck! Stop kek kayak gini. Risih tau. Lo pada kenapa sih? " tanya Kalila jengah.

" emangnya kenapa? Kita gapapa kok. Yakan?" tanya Yudha pada teman-temannya.

" iya, Kal. Lo kali yang kenapa. Kita biasa aja kok " sahut Lala.

" tapi masa kalian jadi nempelin gue mulu?! Gue gak pernah sendirian kemanapun" keluh Kalila.

Mereka terdiam mendengar keluhan Kalila. Tiba-tiba, mereka terkejut saat mendengar teriakan seorang perempuan dari lapangan. Mereka sontak bergegas kesana. Mata Kalila membulat saat melihat seorang siswi tergeletak dengan bersimbah darah. Lebih mengejutkan lagi karena siswi itu adalah Tata, salah satu dari orang yang dia kenal.

" TATA!!"

Mereka berlari ke tengah kerumunan. Keenan spontan mengecek denyut nadi di tangan Tata. Sedangkan Kalila memangku kepala Tata di pahanya. Gama yang sigap, langsung menelepon ambulance sejak tadi.

" masih ada denyutnya. Gam! Cepetan!" ucap Keenan.

" sabar, anjir! Ini ambulance nya lagi dijalan. Bentar lagi nyampe " sahut Yudha yang mewakili Gama yang sibuk entah apapun itu.

" ada apa ini? Ya ampun, ini kenapa?!" Pak Yudhi, tiba-tiba menerobos kerumunan. Dia terkejut dan menatap sekumpulan orang disana.

" Pak! Ini udah buru-buru. Nanti Saya yang kabarin Bapak soal dimana Tata dirawat ya? Sekarang, biarin kita yang ikut dulu. Anggap aja kita walinya" ucap Yudha.

Ambulance tiba dan mereka segera ikut masuk. Karena mereka bertujuh, akhirnya Yudha memilih bersama Lala naik mobil Gama. Mereka akan mengikuti dari belakang.

Kalila di dalam ambulance berdoa supaya Tata tidak kenapa-napa. Di sekolahnya, jarang ada yang baik padanya. Mereka membenci Kalila semata-mata karena Kalila tidak menyukai mereka mendekati Indra.

Tapi berbeda dengan Tata. Gadis polos itu sangat ramah padanya. Tidak menghakiminya yang bisa dekat dengan Keenan. Tidak mengejeknya saat dirinya terlampau manja pada Indra, disaat murid lain mengatainya manja.

Tata adalah gadis paling baik yang dia kenal. Tapi,

Kenapa harus dia?

Apa, karena Tata mengenalnya?

Tbc.

Gimana gaess?? Tegang gak? Tata kenapa ya? Siapa yang ngelakuin itu? Ayo tebak-tebakan yuk.

See you in chapter 55!!!!!

KOnde as histórias ganham vida. Descobre agora