Chapter 33

14 3 0
                                    

" nih, makan dulu" ucap Kalila seraya menyerahkan semangkuk bubur kepada Vanya.

Beruntung Lala jago masak, jadinya mereka bisa buat bubur untuk Vanya. Sedangkan mereka tadi sudah makan saat Vanya tertidur.

" makasih"

Mereka hanya diam saat Vanya memakan suapan demi suapan bubur tersebut. Tidak sampai 5 suapan, dia sudah berhenti. Katanya kenyang.

" Van, makan lagi. Lo barusan gak sarapan kan? Nanti lo sakit" ujar Keenan.

" gue kenyang" ucap Vanya.

Mereka terdiam beberapa saat, sampai akhirnya Indra bergerak dan duduk di pinggir kasur. Dia mengambil alih mangkuk yang dipegang Vanya, lalu mengambil satu sendok bubur.

" ayo makan. Gue suapin" ucapnya.

Kalila menatap Indra aneh. Mau Vanya menyukainya atau tidak, kalau keadaannya begini Vanya juga tidak akan mau makan.

" gue kenyang, Ndra. Jangan paksa" ucap Vanya jengah.

" lo udah bikin yang lain khawatir. Jangan bikin kita tambah khawatir dengan lo gak mau makan" ucap Indra.

Akhirnya, Vanya makan. Walaupun dia tidak disuapi Indra. Dia lebih memilih makan sendiri. Daripada disuapi Indra yang jelas-jelas akan membuatnya jantungan.

" Emm..... Guys, boleh gue sama Lala ngobrol bertiga sama Vanya dulu gak? Maksud gue, kalian keluar dulu" ucap Kalila.

Mereka mengangguk, lalu keluar dari kamar Kalila. Sebelum itu, Keenan menghampiri Vanya lalu mengecup pelan kening nya. Dia mengusap lembut rambut Vanya, lalu keluar mengikuti yang lain.

" mau ngomong apa? " tanya Vanya.

" Van, lain kali jangan begini lagi ya? Kita semua khawatir. Dan dengerin Keenan. Dia sayang sama lo" ucap Kalila.

" mungkin Keenan terkesan berlebihan soal lo. Tapi, dia lakuin ini karena sayang kan? Dia gak punya adek cewek buat dijagain. Makanya lo yang dia jagain" tambah Lala.

Vanya terdiam dibuat keduanya. Tapi memang begini yang harus mereka lakukan. Agar Vanya sadar jika laki-laki sebaik apapun, pasti brengsek.

" thank's, ya. Gue gak tau kalau tadi gue maksa kalian pulang dan gak ngikutin gue. Makasih banget" ucap Vanya seraya memeluk keduanya.

Kalila senang Vanya seperti ini. Setidaknya, ini akan membuat Vanya kapok dan lebih berhati-hati terhadap laki-laki.

***

Hari ini mereka masuk sekolah. Tadinya, Keenan sudah melarang Vanya masuk. Tapi Vanya tetaplah Vanya. Dia kekeuh masuk karena di rumah hanya akan membuatnya mengingat kembali kejadian kemarin. Akhirnya, Keenan setuju dengan syarat Vanya tidak boleh kemana-mana sendirian.

Hari ini Ferry tidak masuk sekolah. Menurut Kalila, mungkin karena kejadian kemarin jadilah Ferry tidak masuk. Lagipula, Kalila malas bertemu laki-laki kurang ajar macam dia.

" Kal, pulang sekolah ke Gramedia ya? Ada novel baru yang mau gue beli. Temenin ya?" pinta Vanya.

" umm..... Keenan kasih izin?" tanya Kalila.

" yaudah bareng mereka sekalian. Bertujuh ya?" sahut Vanya.

Kalila tersenyum seraya mengangguk. Sebelum ini, dia juga sama seperti Vanya. Mengabaikan sikap possesif Indra dan bertingkah seolah-olah dia benar. Melakukan segala yang dia mau dan bersikap egois, seakan dia paling benar. Tapi kemudian dia sadar, kalau Indra melakukan itu karena sayang. Makanya dia menyandarkan Vanya.

KWhere stories live. Discover now