Chapter 29

16 3 0
                                    

Kalila menatap malas teman-temannya. Dia hanya bersitatap dengan Lala yang juga menatap aneh kearah lima orang itu. Setelah kejadian dimana Ferry membersihkan noda di bibir Vanya, mereka jadi pendiam. Auranya pun tidak enak.

" ish! Kenapa sih? Ngomong dong" ucap Kalila.

" tau. Kayak patung aja diem" tambah Lala.

Tapi non-respon. Mereka sama-sama diam dengan pandangan mengarah pada Vanya. Vanya sendiri justru menatap tajam para laki-laki itu.

" apa sih liat-liat?! Gak seneng gue disini?!" semprot Vanya.

" ya lo ngapain disini? Sana pacaran aja sama si Ferry. Lebih enak kan berduaan doang?!" sahut Keenan marah.

" kenapa jadi bawa-bawa Ferry sih?! Dia gak ada hubungannya sama semua ini " ucap Vanya.

" jelas ada, Van. Lo tuh paham dikit kek apa yang Keenan maksud. Dia mau yang aman buat lo. Masa iya lo baru kenal udah mau dipegang-pegang sama tuh cowok? " ucap Yudha.

" diem aja deh, lo! Gue udah bilang ini gak ada hubungannya sama Ferry! Keenan aja yang lebay!" ucap Vanya.

" Keenan sayang sama lo, makanya dia begitu " ucap Gama.

" sayang apanya?! Sok ngatur gue, iya!"

" Van, bisa duduk dulu? Kita bisa bicarain pelan-pelan " ucap Indra.

Vanya berdecih, lalu duduk dengan tidak santai. Dia melipat kedua tangannya didepan dada, lalu menatap penuh menantang kearah 4 cowok itu. Sementara Kalila dan Lala hanya bisa menghela napasnya.

" apa yang mau dibicarain?" tanya Vanya sewot.

" gak ada! Sana lo ke Ferry lagi!! Gak usah mikirin kita yang khawatir sama lo!!" ucap Keenan seraya berdiri dari duduknya.

Kalila menatap seisi Kafe yang rata-rata menatap mereka aneh. Apalagi melihat Keenan yang berdiri dengan tatapan marah itu.

" hei, udah dong. Kenapa jadi berantem sih? Ayo cari solusi terbaik aja" usul Lala.

" gak ada. Gue balik"

Keenan mengambil tasnya beserta kunci motor dan jaketnya, lalu segera keluar dari Kafe itu. Refleks, Kalila mengejar Keenan. Entah karena apa, tapi tangannya langsung mengambil tasnya lalu dia pergi begitu saja setelah berpamitan pada Indra.

" Keenan, tunggu!!"

Keenan berbalik dan menatap Kalila yang berdiri di depannya.

" gue ikut" ucap Kalila.

" tapi gue mau ke tempat lain dulu"

" ya gapapa "

" sampe malem"

" gue ikut pokoknya"

Keenan tampak menghela napasnya, sebelum akhirnya memgangguk. Dia memakai jaketnya, lalu segera meminta Kalila naik keatas motornya.

Mungkin hari ini, dia akan menghabiskan waktunya dengan Keenan.

***

Kalila menatap takjub ke sebuah rumah pohon yang berada di hadapannya. Bukan hanya itu saja. Tapi ada tempat favoritnya. Danau.

" kok lo tau tempat kayak gini sih?! " tanya Kalila histeris. Dia sangat senang dengan tempat yang dia kunjungi saat ini.

Keenan tidak menjawabnya, melainkan menaiki tangga menuju rumah pohon. Karena melihat Keenan seperti itu, dia pun ikutan naik. Tentunya dibantu laki-laki itu.

Di dalam rumah pohon, semuanya tampak menakjubkan. Danau yang ada di dekat rumah pohon, tampak jernih jika dilihat dari atas.

" dulu, gue sering main sama cewek disini. Dia baik, cantik, pokoknya dia orang yang gue sayang. Dia sahabat kecil gue" ucap Keenan bercerita.

Kalila tampak mendengarkan. Dia pun mengubah posisi duduknya agar lebih nyaman dan menatap Keenan penuh minat. Dia ingin tahu seperti apa kisah masa lalu Keenan.

" gue sama dia ketemu karena orang tua kita saling kerja sama perusahaan. Makin lama bareng sama dia, gue jadi suka", Keenan tertawa sebentar," aneh ya? Masih bocah aja gue udah suka-sukaan", ucapnya.

" terus pada akhirnya, gue sama dia terpaksa pisah karena orang tuanya mendadak pindah ke luar kota. Dia ngasih gue liontin ini dan bilang soal janji yang bakalan kita tepatin saat udah gede nanti. Gue nyesel banget gak inget janjinya. Makanya, gue sering kesini kalau ada waktu"

Kalila menatap Keenan sendu. Walaupun dia sedikit iri dengan masa lalu Keenan, tapi dia tidak bisa membayangkan jika dia ada di posisi Keenan.

" gue yakin, cewek itu di dunia ini masih berharap lo inget sama dia. Walaupun lo lupa janjinya, setidaknya lo inget dia" ucap Kalila.

" Kal, ini dari gue kecil. Gue bahkan udah lupa namanya" sahut Keenan.

" dasar lo! Masa nama dia juga lo lupa?! Gimana sih?! " Kalila mencibir mendengarnya. Masa Keenan tidak mengingatnya sama sekali?

" hahaha..... Ya mau gimana dong? Gue beneran lupa sama namanya. Lagian udah lama juga" ucap Keenan tertawa kecil.

Kalila tanpa sadar mengambil kalung liontin milik Keenan yang cukup berat itu. Dia mengerjap saat melihat ada lubang kunci disana. Apakah si cewek itu memegang kunci nya?

" Nan, lo nyimpen liontin ini. Si cewek itu nyimpen kalung kunci ya?" tanya Kalila.

" iya. Kok lo tau?"

" itu ada lubang kuncinya. Berarti, lo tinggal cari siapa cewek yang punya liontin kunci" ucap Kalila enteng.

" lo gila ya?! Maksud lo, lo nyuruh gue nyari cewek yang punya kunci yang cocok sama liontin gue?! Cewek di dunia ini banyak, bego!" emosi Keenan.

" hahahaha..... Ya kalau lo niat mah gapapa" tawa Kalila.

" gak ah. Palingan dia udah lupa juga " ucap Keenan.

Kalila menatap Keenan yang murung. Ternyata Keenan bisa begini juga. Dia pikir, Keenan adalah sosok laki-laki yang selalu ceria dan bisanya membuat orang lain emosi. Tapi ternyata dia menyimpan segalanya sendiri.

Kalila ingin membantu, tapi dia tidak bisa mencari seseorang yang berhubungan dengan masa lalu Keenan. Dia bukan detektif yang mudah menemukan sosok cewek yang bersama Keenan dulu.

Ah!

" Nan, kita minta bantuan Gama aja! Dia kan waktu itu bantuin Vanya yang pas sama Lala" ucap Kalila semangat.

" hah? Gue pikir waktu itu lo bercanda waktu bilang Gama yang bantuin " ucap Keenan.

" enggak. Ish, orang dia yang duluan nawarin buat bantu Vanya. Ayo, Nan. Gama pasti bisa bantu lo " ujar Kalila semangat.

Keenan mengangguk seraya terkekeh. Dia merasa lucu saja melihat Kalila yang seperti ini. Ah, pantas saja Indra sangat sayang pada Kalila. Perempuan di hadapannya ini memang sosok yang memiliki kekuatan magis yang mampu membuat seseorang ingin melindunginya juga.

" Kal, kalau cewek itu lo gimana ya?" tanya Keenan asal.

" ish! Gue? Enak aja. Gak mungkin gue ngasih lo liontin. Buang-buang duit aja" ucap Kalila. Yap. Dia adalah anak Akuntansi sejati.

" dasar pelit" cibir Keenan.

" biarin"

" huuu..... Gak ada cowok yang mau sama lo"

" enak aja! Banyak kok"

" hahaha..... Indra sama Jason maksud lo?"

" ish! Keenan!"

Tbc.

Asikk, adegan Kalila-Keenan nih gaes. Gimana menurut kalian? Mereka cocok gak sih? Soalnya, aku juga kepikiran buat jodohin mereka.

Makasih buat yang udah baca bahkan vote cerita ini. Aku terhura banget.

See you in chapter 30!!!!!

KWhere stories live. Discover now