Chapter 15

26 3 0
                                    

Jam masih menunjukkan pukul setengah 4 pagi, namun Kalila sudah bangun terlebih dahulu. Dia keluar dari tendanya dan berjalan-jalan ke daerah dekat sana. Dia tidak mungkin jauh-jauh dari tempat sekolahnya bertenda. Bisa nyasar dia nanti.

" woww....."

Kalila menatap kagum ke arah sebuah danau tak terpakai yang sedikit terlihat seram. Namun karena adanya beberapa batuan dan ada sebuah jembatan kecil di pinggir danau, danau ini terlihat indah di matanya.

" dari tadi kek gue kesini " gumamnya.

Kalila duduk di pinggir danau sembari memainkan air danau itu. Jika dia sedang sendirian, biasanya pikiran-pikiran jelek menghampiri dirinya.

" lo udah gila!! Lo bunuh dia!!"

" dasar Psikopat!! "

" lo maunya apa sih?!! Hah?!! Lo kurang apa sampe harus bunuh dia??"

Kalila memegangi kepalanya sambil meringis. Kejadian di masa lalunya kembali terulang layaknya kaset rusak. Disana, tampak beberapa gambaran saat dia menangis sembari memangku kepala seseorang, dirinya yang dipukuli, dan beberapa hal mengerikan lainnya.

" arrgh!"

Kalila menjambak beberapa rambutnya, berusaha menghilangkan bayang-bayang mengerikan dari dalam kepalanya. Tapi sayangnya itu tidak mempengaruhi apapun. Kepalanya semakin sakit karena pemandangan mengerikan itu dan jambakan dari tangannya.

" egois!! Lo cuman mentingin diri lo sendiri, makanya dia mati"

" kita bakalan sama-sama terus kan Kal? Walaupun nanti salah satu diantara kita harus diadopsi kan?"

" Kalila!"

" gak, itu bukan gue"

" lo pembunuh!!"

" bukan, bukan gue"

" lo jangan ngerepotin gue mulu! Jual badan lo biar gue dapet duit"

" enggak!"

" mau kemana lo, Kalila?!"

" jangan. Jangan kejer gue "

" balik kesini lo!"

" enggak!!"

" Kalila, bahagia ya?"

" enggak! Jangan pergi, Ras"

" Kalila!"

" Kalila!! "

" KALILA!!"

Kalila membuka matanya dengan napas terengah-engah. Dia tidak sadar sejak tadi dia kenapa, bahkan air mata yang ada di pipinya pun dia tidak tahu sejak kapan. Dia menatap Keenan yang entah sejak kapan memeluk pinggangnya erat.

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang