Chapter 49

16 3 0
                                    

Kalila menarik lengan Gavin hingga keduanya sampai di ruang tamu. Dia bahkan melewati teman-temannya yang masih sibuk bermain entah apa. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya dia menyampaikan isi hati Gladis pada Gavin.

" kenapa? Apa yang mau kamu omongin?" tanya Gavin.

" umm..... Abang janji ya jangan marah? Soalnya Kalila jadi kayak ikut campur banget " pinta Kalila.

" hahaha..... Gapapa kok. Jadi, kenapa?"

" itu..... Kak Gladis sama Bang Gavin. Emangnya beneran mau cerai? " tanya Kalila.

Untuk sesaat, Kalila bisa melihat Gavin hanya diam saja. Namun kemudian, ada senyum tipis di bibirnya.

" iya. Suratnya tinggal di serahin aja" sahut Gavin.

" kok? Kenapa? Kenapa harus cerai?" tanya Kalila.

" karena kamu bakalan diangkat sama Mami Papi. Gladis masih muda buat menikah disaat dia masih bisa nyari yang lebih baik lagi dan yang sayang sama dia" ucap Gavin tersenyum sendu.

" emangnya Bang Gavin gak sayang Kak Gladis? " tanya Kalila memancing.

Gavin tidak menjawab. Dia malah menghela napasnya seraya memandang foto pernikahannya dengan Gladis. Kalau dia bilang soal perasaannya pada Kalila, bagaimana ya?

" jawab dong!" desak Kalila.

Gavin tertawa kecil, " iya. Abang sayang banget sama Gladis", ucapnya pada akhirnya mengakui.

Kalila merasa lega setelah mengetahui semua ini. Jadi, mereka sama-sama saling suka tapi tidak tahu? Ya ampun, lucu sekali.

" tapi dia gak punya perasaan yang sama kayak Abang. Lagipula, mana mungkin dia suka sama Abang? Umur kita terpaut jauh. Dia masih kecil dan Abang harusnya nyari yang seumuran" lanjut Gavin terkekeh. Lalu raut wajahnya kembali murung.

Kalila rasanya ingin tertawa sekarang. Gavin tampak seperti ABG saja. Padahal umurnya sudah kepala tiga. Gladis juga sama. Dia hanya tinggal berbicara, tapi malah keduanya saling menyembunyikan perasaan masing-masing.

" kalau Bang Gavin suka ya bilang aja. Siapa tau Kak Gladis juga suka. Lagian, Bang Gavin sama Kak Gladis itu cocok tau, hehe" cengir Kalila.

Gavin terkekeh lalu mengacak rambut Kalila gemas. Walaupun ikut campur urusannya, tapi Kalila berhasil membuat tenang hatinya. Walaupun saran dari Kalila belum tentu dia lakukan, tapi setidaknya Kalila memberi masukan yang berguna baginya.

" Bang Gavin ngomong ya? Soalnya, kalau Bang Gavin sama Kak Gladis nikah, berarti Kalila jadi adek ipar kan? Kalila gak mau jauh dari dua-duanya. Kalila mau egois buat milikin dua-duanya " pinta Kalila.

Gavin terdiam mendengarnya. Dia ingin, namun tidak mau membuat dirinya dan Gladis saling menjauh. Lebih baik pisah dan masih baik-baik saja. Daripada pisah, namun mereka menjauh.

" Kalila, di dunia ini gak ada yang boleh egois. Kamu gak boleh mau punya dua-duanya. Semua-" ucapan Gavin langsung dipotong oleh Kalila.

" buat yang lain, Kalila gak akan egois mintanya. Cuman sekali aja kok Kalila egois. Please " potong Kalila memohon.

Gavin tidak bisa menolak Kalila, namun akan sangat egois jika Gavin memanfaatkan keinginan egois Kalila hanya untuk tetap bersama Gladis. Dia tidak boleh begini.

" Kal-"

" arrgh! Kak Gladis juga suka sama Abang!"

***

Kalila menunduk merasa bersalah sesaat setelah tahu Gladis mendengarkan apa yang dia ucapkan dari daun pintu. Dia berdiri bersama Indra yang tadinya hendak mencegah Kalila melakukan ide bodohnya.

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang