Chapter 32

12 3 0
                                    

Hari ini adalah hari Minggu. Hari yang pastinya di tunggu-tunggu oleh Vanya.

Kalila tadinya tidak mau ikut rencana konyol Yudha. Yaitu, menguntit kencan Vanya dan Ferry. Tapi saat tahu Lala ikut dan Indra mengajaknya, dia pun berubah pikiran. Dia ikut.

" mereka ketemuan dimana?" tanya Lala pada Gama yang sedang menyetir.

" tadi si Keenan udah ikutin Vanya dari awal berangkat. Katanya mereka ketemuan di taman gitu" sahut Yudha yang duduk di sebelah Gama.

Pagi-pagi tadi, Gama sudah menjemput mereka semua. Mulai dari Yudha, Lala, baru ke Kalila dan Indra. Mereka akan menemui Vanya dulu sebelum Ferry datang.

" ayo turun " ucap Gama.

Kalila menatap bosan pada kedua saudara sepupu yang kini beradu mulut di taman. Taman masih sepi saat pagi. Hanya ada beberapa orang yang lari pagi.

" woi, apalagi sih? Gak capek lo berdua adu mulut tiap hari?" sindir Yudha malas.

" ngapain lo pada ngikutin gue?!" tanya Vanya.

" Van, gini deh. Kita gak bakalan ngikutin sampe keliatan gitu. Dari jauh aja. Kalau menurut kita Ferry aman-aman aja, kita langsung pulang" ujar Lala. Dia sedang cari aman agar mereka tidak ada yang berkelahi.

" hufftt, fine! Jangan sampe keliatan Ferry. Malu nanti" ucap Vanya.

Kalila terkekeh melihatnya. Dia mendekati Vanya lalu membantu merapikan rambutnya. Dia melepaskan jepit kecil di rambutnya, lalu memakaikannya pada Vanya.

Sementara Lala, dia sudah membuat kepangan indah dari samping kepala Vanya ke tengah. Lalu dia mengikatnya di tengah.

" sip! Udah cantik deh" ucap Kalila memandang Vanya.

" makasih ya. Yaudah sana sembunyi. Bentar lagi Ferry dateng" ucap Vanya.

Mereka masuk kedalam mobil Gama. Kalila dan Lala berada di jok paling belakang, sedangkan Keenan dan Indra di tengah. Mereka memperhatikan saat Ferry mengajak Vanya menaiki mobil menuju Kafe tersebut.

Gama langsung mengikuti dari belakang. Tentunya menjaga jarak aman agar Ferry tidak curiga. Bahkan beberapa kali mereka sengaja berhenti.

" jauh amat sih! Mau nyulik kali nih orang" keluh Yudha.

Kalila tadinya mau memaki Yudha yang mengeluh disaat-saat seperti ini. Tapi yang dia katakan ada benarnya juga. Dimana sih letak Kafenya? Sejauh itu?

" kita udah sampe" ucap Gama.

Mereka hanya diam di dalam saat Vanya dan Ferry masuk ke dalam. Kalau Kalila boleh jujur, selera Kafe Ferry bagus juga. Terlihat estetik.

" bagus ya?" ucap Lala.

" iya, bagus banget" sahut Kalila.

Mereka pun keluar dan berdiri di luar Kafe. Karena dinding Kafe terbuat dari kaca, mereka jadi lebih mudah memperhatikan Vanya dan Ferry.

" gue coba telpon ya?" iseng, Yudha menelepon Vanya. Ternyata,langsung di reject.

" yah, dimatiin"

Yudha Ganteng.

Ngapain telpon?!!
Ganggu

Wkwkwk.
Khawatir, Van.
Nyalain hpnya.

Bct.
Jngn tlpn.

Mereka yang ada disitu tertawa melihat balasan Vanya. Mungkin mereka memang terlalu khawatir. Vanya sudah besar dan tahu mana yang benar dan mana yang salah.

KWhere stories live. Discover now