11 - Obrolan Makan Siang

1.2K 196 16
                                    

Jangan ganggu dia! Dia sedang mengagumi pot yang diberinya nama Starry Night itu sambil sesekali menyuapkan spageti ke mulut.

Ya, seleranya bagus. Pot warna biru malam dengan corak bintang tersebut memang memukau mata.

"Makasih ya, Sa, potnya! Ini bagus banget!" ucapnya antusias.

"Kamu mau bilang makasih berapa kali lagi? Ini udah ke empat kalinya loh!"

Memang benar sudah empat kali sejak dari toko tanaman sampai ke cafe ini.

Dia nyengir, "Sebanyak bintang di pot ini mungkin? Ih, tapi beneran makasih loh, Sa! Ini bagusnya kebangetan!! Aku sampe nggak bisa berhenti bilang makasih!"

Ternyata menyenangkan orang itu menyenangkan, ya?

Aku terkekeh sambil geleng-geleng kepala. "Kamu kayak belum pantes jadi anak SMA, ya?"

"Hm?" dia mengernyit sebentar lalu tersenyum sambil menangkup pipinya sendiri, "Oh, berarti aku awet muda, ya?"

"Bukan ... kelakuan kamu itu loh, masih kayak anak kecil."

"Sama aja. Intinya aku awet muda, eheheheh!"

Terserah! Cewek selalu benar. Aku lupa. Mari lanjutkan makan saja.

"Lagian kayaknya aku nggak akan pernah jadi dewasa deh,"

"Ya, gak diragukan."

"Iya, kan! Soalnya wajahku overdosis imut. Jadi kalau aku pura-pura dewasa juga nggak pantes."

Tersedak. Dia lama-lama menjengkelkan, ya?

"Ha? Wajah siapa yang imut? Coba ulang, aku gak denger!"

"Wajahku! Kenapa? Mau minta keimutanku?"

Aku tersenyum remeh, "Imut apanya!" lalu kembali melanjutkan acara makan siangku. Kenapa tiba-tiba aku jadi geli mendengar kata 'imut'?

"Imut kok, buktinya kamu aja liatin aku terus selama dua minggu ini."

What?

Refleks, aku mendongak menatapnya, "Darimana kamu... Oh! Berarti kamu juga liatin aku, ya?"

"Eh, enggak ya!"

"Trus kok kamu bisa tau aku liatin kamu?"

"Tuh, bener kan kamu liatin aku!"

Ugh, fine! Aku akan mengaku, tapi hanya untuk menciduknya, "Kalo iya, trus kamu tau darimana aku liatin kamu?"

"Key yang bilang! Katanya kamu selalu liatin aku kalo nggak sengaja ketemu. Terus aku coba cek sendiri, dan kamu emang liatin aku!"

Lah?

Kenapa malah aku yang tercyduk?!

Zee memajukan wajahnya, "Kenapa kamu selalu liatin aku? Suka, ya?"

Cewek apa ini? Mulus sekali ngomong beginian. Mungkin kalau dia dilahirkan sebagai cowok, bakalan banyak tuh cewek-cewek yang hatinya dibikin ngefly sama dia.

"Hais, kenapa kamu panikan banget, sih!" Dia kembali mundur.

"Siapa yang panik? Lagian harusnya aku yang nanya, kenapa kamu selalu muncul di depanku? Aku kan mau gak mau jadi harus ngeliat ke kamu,"

Dia mengernyit, "Ya mana kutau. Aku juga bingung kenapa aku selalu ketemu kamu. Bahkan pernah aku sampe bete sendiri gara-gara kamu terus yang aku liat. Kayak dunia tuh mulai menyempit tau nggak?"

Aku menaikkan sebelah alisku. Oh, jadi waktu dia melempar tatapan sengit saat lewat depan kelasku itu karena bete ketemu aku terus. Tapi masa sih pertemuan-pertemuan kita dua minggu ini hanya sebatas kebetulan?

ZenithWhere stories live. Discover now