Hari ini sekolah nampak riuh. Mungkin karena hari pertama class meeting, jadi banyak yang mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba. Sama sepertiku yang juga mempersiapkan diri untuk tanding futsal dengan kelas XI-A 1.
Seluruh siswa wajib memeriahkan acara ini. Karena itulah dibuat peraturan yang melarang kami untuk berada di kelas pada pukul 07:30 – 10:00. Sehingga di waktu tersebut, semua kelas benar-benar steril dari manusia mager.
"Gincu, woy! Gincu mana gincu?!" teriak Delia, cewek paling cerewet di kelasku. Kira-kira sudah setengah jam lebih gadis-gadis ini heboh berdandan untuk lomba dance.
"Tuh, di deket blush on."
"Eh, lip liner-nya dong, tolong!"
"Tadi Silva yang bawa."
"Udah gue kasih ke Adina."
"Diambil Nasta."
"Hah? Yang tadi itu bukannya pensil warna, ya? Mana udah patah lagi' gue pake nulis!"
"HADUH NASTAAAAA!!"
Kontan aku tertawa mendengar percakapan itu, meski pandanganku masih setia ke layar ponsel dengan jemari yang juga setia memainkan game online.
Nasta itu versi perempuan dari Rio. Kadang gila, kadang lola. Kadang mantul, kadang bahlul. Heran. Mereka ngeselinnya bisa natural gitu, tanpa kelihatan dibuat-buat.
Tak berselang lama, aku menyudahi permainanku dan beranjak ke luar kelas. Menunggu hingga tim futsal kelasku lengkap terlebih dahulu, barulah kami lepas landas menuju lapangan tengah.
Ketika melewati kelas XII-A 5, suara musik beat yang lumayan keras berhasil mencuri perhatianku. Sambil terus berjalan, kupertajam penglihatan ke dalam kelas tersebut.
Tampaklah Zee dengan senyuman lebarnya yang sedang menari bersama keempat cewek lain. Dia tidak memakai kostum yang sama, tidak juga memoleskan riasan ke wajah. Dan walaupun dia semangat, gerakannya tetap terlihat asal-asalan.
Pemandangan itu jelas membuatku penasaran. Secepat itukah suasana hatinya membaik?
･ • • ━━━♦️━━━ • • ･
Pendek lagi, gengs :")
Gapapa ya? Daripada nggak update😂
Terima kasih untuk para pembaca yang setia ngingetin aku buat update cerita. Kalian itu bener-bener mood booster! 💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Zenith
Teen FictionArsa heran, sejak gadis berhoodie kuning itu menitipkan surat izin, ia jadi sering bertemu dengannya. Seolah-olah cewek itu mempunyai banyak kembaran yang tersebar di penjuru sekolah. Tingkahnya yang khas membuat Arsa makin penasaran. Siapa cewek it...
