18 - Cobalah Berjalan Santai

971 134 14
                                    

Zee menarikku masuk ke salah satu toko. Apa dia memang selalu bersemangat seperti ini ketika belanja?

"Hai, Mimi!" sapanya pada seorang wanita paruh baya yang duduk di kasir. Setelah mengeluarkan note book dan dompet, Zee menitipkan tote bagnya pada wanita yang dipanggil 'Mimi' itu.

Wanita tersebut tersenyum kepada kami, "Eh, lebahnya Mimi tumben bawa tawon."

Aku mengernyit. Siapa yang dia panggil tawon?

"Iya dong ... masa sendiri terus!" balas Zee seraya mengambil keranjang dari tumpukan di samping kasir. "Btw, tawonnya ganteng, 'kan, Mi?"

Wanita itu tergelak, "Puoll!!" serunya seraya mengacungkan jempol.

Apa sih, apaaa?!

Zee cekikikan sambil menarikku ke salah satu rak. Dia membuka note book berwarna kuning tersebut, "Oke, yang pertama ... wadah tealight 600 biji." Zee melihat sekitar lalu berjalan ke rak sebelah.

Aku mengikutinya. "Kamu kok gak sopan manggil ibu-ibu itu namanya langsung?"

Dahi Zee berkerut menatapku, beberapa detik kemudian dia tertawa kecil, "Mimi itu bukan nama, tapi sapaan. Kayak Bude, Tante, Bibi, gitu.."

"Ohh ... terus, tawon itu siapa?"

"Kamu."

"Kok bisa?"

"Yaa....karna aku udah lebah, nggak mungkin kan kalau kamu kupu-kupu? Jadi Mimi manggil tawon, deh. Kan sebangsa, tuh!"

Ya kalau kamu udah jadi lebah, aku dijadiin bunga aja. Biar kamu nyamperin aku terus. Mueheheheh..

"Eh, tapi kok kamu bisa dipanggil lebah?"

"Dulu karena aku sering belanja kesini, akhirnya mimi nanyain namaku. Aku iseng, jawabnya dipanjangin. Eh, jatohnya malah kayak suara dengungan lebah gitu. Jadi, deh, dipanggil lebah."

Aku ber-oh panjang.

"Tapi kadang Mimi juga manggil Zee, kok." Zee memasukkan enam pack wadah bundar dari logam tipis. Oh, jadi itu yang namanya wadah tealight. "Sa, kamu tau tali buat sumbu lilin, 'kan?"

"Tau,"

"Tolong ambilin, ya? Biasanya di rak itu, tuh." Zee menuding rak paling pojok. "Berapa ya kira-kira? Emm ... dua gulung cukup kali, ya?"

"Dua gulung aja?"

"Iya. Dua aja. Tolong, ya, Sa! Soalnya jemurnya nggak boleh kering-kering, jadi belanjanya agak cepetan dikit."

"Siap, Komandan!" kataku sambil hormat.

"Oke. Aku milih kardus kemasan disana, ya!"

***

"Kita mau kemana lagi, Zee?" tanyaku ketika kami keluar dari toko Mimi.

Zee membuka note booknya lagi. "Ke toko barang setengah jadi, beli bahan lilin."

Lagi-lagi, Zee menggandeng tanganku dan menariknya menuju toko yang dimaksud. Dia tidak bisa jalan santai, ya? Aku kan jadi ikutan berjalan cepat.

Begitu masuk toko, tidak lupa Zee menitipkan tote bag berisi belanjaan dari toko sebelumnya dan hanya membawa dompet. Zee menolak memakai plastik, jadi sebagai gantinya ia menggunakan tote bag sendiri.

Coba saja ada selusin orang yang modelnya seperti Zee. Mungkin bumi dapat sedikit bernapas lega.

"Ini lebih murah. Kenapa gak pake ini aja?" aku memperlihatkan bongkahan putih besar yang kupegang kepada Zee.

"Iya, biasanya aku juga pake itu. Tapi yang pesen mintanya soy wax,"

Alisku bertaut, "Emang ini apaan?"

"Itu paraffin. Banyak kimianya." Gantian, Zee memperlihatkan plastik yang ia pegang. Plastik itu berisi potongan kecil berwarna putih. "Yang ini soy wax, dari minyak kedelai." Dia kemudian menuding yang berbentuk lempengan di sebuah kotak besar, "Kalau yang kuning itu beeswax, dari sarang lebah."

Aku mengembalikan paraffin yang kubawa ke tempat semula setelah merespon penjelasan Zee.

"Kamu harus sering jalan sama aku, Sa! Biar wawasannya nambah. Masa anak sosial pandangannya enggak luas."

Kalau sama kamu, mah, aku ayo-ayo aja. Hehe.

"Iya deh.." Berjalan mendekatinya, aku mengambil semua plastik soy wax yang ia kempit di tangan, "Sini aku bawain,"

Zee tersenyum, "Makasih.."

Walaupun terdengar klise, tapi ini adalah salah satu pernyataanku yang terjujur; Senyumnya sudah seperti candu buatku.

"Habis ini kita mampir ke restoran China yang di persimpangan jalan tadi, yuk! Disana mi-nya enak, Sa." ajaknya dengan raut senang.

"Kamu bilang jemurnya gak boleh kering banget,"

"Dibungkus dong, nanti dapet sumpit gratis."

"Gratis?"

"He'em,"

"Oke kita kesana!"

・ • • ━━━♦️━━━ • • ・

ZenithWhere stories live. Discover now