12 - Mutiara Rawa(?)

1K 176 11
                                    

"Arsa!"

Aku menoleh ketika namaku dipanggil oleh gadis berhoodie kuning. Dia tengah berlari kecil mendekatiku sambil membawa buah berwarna kuning kemerahan yang entah namanya buah apa itu, aku tidak tau.

"Nih, buat kamu!" dia memberikan buah tadi kepadaku.

"Apa ini?"

"Buah persik. Aku beli di bazar kemarin sore."

Memandang buah persik dan wajahnya bergantian, aku lalu menerimanya. "Enak gak?"

"Enak kok, aku udah nyoba, Key juga."

Dia memang setia kawan, ya? Walaupun kawannya minus seperti Keira. Aku penasaran, bagaimana cewek childish kayak Zee bisa klop sama Keira si bad girl? Hmm..

"Tapi hati-hati, jangan sampe gigit bijinya."

Mengernyit, aku bertanya, "Kenapa?"

"Kata temenku, di dalem bijinya ada sianida."

Aku mengangguk paham sembari ber-oh ria.

"Makasih, ya!" ucapku seraya mengangkat buah persik pemberiannya.

Dia tersenyum, "Sama-sama.. Mau ke kelas, 'kan? Bareng yuk!"

Kami berjalan beriringan dengan kecepatan siput. Iya, pelaaaannnn sekali. Tidak tau kenapa. Kecepatan jalanku hanya mengikuti Zee. Jadi tanya dia saja, kenapa dia berjalan sangat pelan.

Dia tidak tau kalau tetap berjalan lambat seperti ini, maka akan mengundang bencana untuk dirinya sendiri. Pelototan sadis stalkerku contohnya. Percaya atau tidak, sampai sekarang masih ada beberapa stalker aktif yang setia mengikutiku kemana-mana.

Heran? Sama.

Mereka biasanya tipe orang yang berpegang teguh pada harapan.

Tapi tidakkah mereka terpikir, bahwa aku terlalu berengsek untuk mereka yang percaya pada harapan?

"Eh, kamu nyadar nggak, sih, kalau kamu dulu calon most wanted?" Zee membuka pembicaraan.

Aku terkekeh sejenak, "Most wanted itu cuma ada di film sama novel, Zee. Mana ada tipe begituan di dunia nyata!"

"Ih, ada tau! Kamu kan anak IPS, masa nggak tau sih? Itu loh, apa namanya ... sistem kasta? Iya, sejenis sistem kasta. Itu kan masih berlaku sampe sekarang!"

"Gak ada, Zee. Most wanted atau enggak, sama aja. SPP kita aja sama, jadi gak ada yang diistimewakan."

"Ah, bilang aja kamunya yang enggak mau jadi most wanted, pake acara anti diskriminasi segala! Hahhh ... mantan calon most wanted emang beda ya!"

"Apa sih, Zee! Baru calon aja udah dimantanin,"

Hening beberapa saat.

Lalu Zee kembali bersuara, "Kenapa sih kamu menolak tenar? Kalo kamu nerima dengan lapang dada, mungkin sekarang kamu udah jadi cowok famous di sekolah ini."

"Kenapa jadi kamu yang gak terima aku menolak tenar?"

"Ya iyalah aku nggak terima! Mukamu jadi sia-sia, Sa! Ibarat mutiara, kamu lebih milih nutupin diri pake lumpur supaya keliatan sama kayak kerikil."

"Jadi maksudnya aku ganteng?" tanyaku begitu percaya diri.

Zee memasang tampang datar lengkap dengan lirikan malasnya.

"Au-ah, males!"

・ • • ━━━♦️━━━ • • ・

ZenithWhere stories live. Discover now