Setelah kejadian di kantin tadi, Keira membolos dua jam pelajaran dan kembali ke kelas saat istirahat kedua. Dia kembali ke kelas diantar oleh Zee. Jadi bisa dipastikan kalau Zee juga ikut membolos.
Zee duduk di bangku depan Keira sehingga posisi mereka berhadapan. Aku sedang bermain game dengan temanku, tapi karena dudukku agak dekat dengan mereka, aku jadi tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Kira-kira seperti ini bunyinya:
Keira: "Ada berapa?"
Zee: "9 orang. 2 cewek, sisanya cowok."
Keira: "Kenapa banyakan cowok?"
Zee: "Karena pandangan mereka sama. 3 diantaranya, bff dia."
Keira: "Trus yang cewek itu?"
Zee: "Mereka naksir."
Keira: "Yakin cuma dua?"
Zee: "Yakin. Lainnya udah jadi korban, jadi mereka pro sama kamu."
Keira: "Ish ... dasar bajingan!"
Zee: "Aku udah bilang, jangan diladenin, ngeyel sih kamu!"
Keira: "Biarin, dia harus dikasih pelajaran!"
Zee: "Tapi malah kamu yang rugi, 'kan?"
Keira: "Trus gue harus diem aja saat lo bilang gitu?"
Zee: "Ya. Kamu harusnya diem aja. Kalau emang mau ngasih pelajaran, kamu tinggal bilang dan aku bakal beresin semuanya."
Keira: "Enak ya! Gue juga pengen kayak lo, Zee.."
Zee: "Yakin pengen kayak aku?"
Keira: "Eh, enggak deh!"
Setelah itu tidak ada percakapan lagi selama beberapa menit.
Zee: "Btw, kamu maunya kapan?"
Keira: "Terserah lo aja, pokoknya harus hari ini."
Zee: "Awkay!"
Bel masuk berbunyi. Lalu tiba-tiba ada jemari dengan kuku yang cukup panjang menyentuh acak layar handphoneku bersamaan dengan seruan, "Hayo, kalah!"
"You has been slained!"
Hah?!
"ANJENG! ARSA LO GIMANA SEH!!"
Aku menatap kesal Zee yang berjalan ke pintu kelas dengan cengiran jahilnya.
Kenapa wajahnya selalu terlihat watados?!
・ • • ━━━♦️━━━ • • ・
KAMU SEDANG MEMBACA
Zenith
Teen FictionArsa heran, sejak gadis berhoodie kuning itu menitipkan surat izin, ia jadi sering bertemu dengannya. Seolah-olah cewek itu mempunyai banyak kembaran yang tersebar di penjuru sekolah. Tingkahnya yang khas membuat Arsa makin penasaran. Siapa cewek it...