Ch.13 Ditching

90.5K 6.8K 318
                                    

"Wow!"

Aku belum sempat meletakkan tas ketika Lisa memutar tubuhku hingga berdiri berhadapan dengannya. Dia menelitiku lekat-lekat, dari ujung kepala hingga ujung kaki, seolah-olah kami sudah lama tidak bertemu. Padahal kenyataannya hanya selang seminggu semenjak aku ada pekerjaan di Bali.

"You look fresh with this hairstyle. Seksi." Lisa mengacungkan kedua ibu jarinya dan tersenyum lebar.

Aku menyentuh ujung rambut yang kupotong pendek sebahu. Sepulangnya dari Bali, aku merasa ada yang berubah dari diriku. Rasanya aku seperti menemukan diriku kembali. Ketika memandang bayanganku di cermin, aku memutuskan untuk melakukan make over secara besar-besaran. Sekaligus menyambut kembalinya seorang Mikhayla yang selama ini sudah lama tersasar dalam kehidupan yang tidak dikenalinya.

Akhirnya, aku mengunjungi salon langganan seorang beauty influencer idolaku. Cukup mahal, tapi anggap saja itu reward atas kerja kerasku selama ini. Hairstylist yang bernama Chris itu dengan sangat baik memilihkan potongan rambut yang pas untukku. Dialah yang menyarankan potongan sebahu ini, karena cocok dengan bentuk mukaku yang oval dan membuatku tampak fresh. Selama ini aku selalu memiliki rambut panjang, dan aku dilanda ragu untuk memangkas pendek rambutku. Butuh waktu bagi Chris untuk meyakinkanku, hingga akhirnya aku memercayainya.

Hasilnya sungguh luar biasa. Aku tidak menyangka kalau ternyata wajahku cocok dengan rambut pendek.

Tidak cukup sampai di situ, Chris menyarankan untuk memberikan aksen curl di rambutku. Sekali lagi, aku setuju. Aku bahkan mengiyakan ketika Chris menyarankan untuk mengecat rambutku dengan highlihght cokelat.

Tidak sia-sia aku mengeluarkan setengah gajiku sebulan untuk mendapatkan tampilan seperti ini.

Terlebih setelah mendapatkan pengakuan dari Lisa, kepercayaan diriku semakin menjadi-jadi.

Aku mengalihkan perhatian ke ruangan Donny, tapi dia tidak ada di sana. Ada sedikit rasa kesal ketika menyadari dia tidak ke kantor hari ini, karena aku ingin mengetahui pendapatnya soal penampilan baruku.

Buru-buru aku mengusir pemikiran itu. Apa urusannya dengan Donny?

Namun, aku tidak bisa menyembunyikan perasaan kecewa ketika siangnya Lisa mengabarkan bahwa Donny memutuskan untuk langsung pulang ke rumah setelah meeting dengan kliennya. Itu berarti, dia tidak akan melihat penampilan baruku hari ini.

Aku pun menutup hari itu dengan sedikit kekecewaan.

**

"Nice hair."

Aku melompat kaget dan hampir saja melemparkan gelas kopi yang sedang kuseduh. Namun, Donny malah terkekeh di sampingku.

Meskipun rasanya ingin mengamuk karena dia sudah mengagetkannya, tapi aku malah tersipu-sipu mendengar pujiannya. Pagi ini, aku memasuki kantor dengan menekan perasaan untuk bertemu Donny. Ketika tidak melihatnya, aku kembali menelan pil pahit, tapi sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengannya di sini, di pantry, di tempat pertama kali aku hampir saja bercinta dengannya.

Refleks pipiku bersemu merah.

Apalagi Donny menyentuh sejumput rambutku yang jatuh menutupi wajah dan menyelipkannya ke balik telinga. Aku seperti remaja tanggung yang baru pertama kali ngerasain dideketin cowok.

"Sexy," ujar Donny lagi.

Aku pernah mendengarkan pujian yang sama dari Lisa, tapi rasanya berbeda ketika mendengar pujian itu meluncur dari bibir Donny.

Donny melepaskan sentuhannya di rambutku. Sebagai gantinya, dia berdiri tepat di belakangku dan menjangkau cangkir kosong yang ada di depanku. Dia bisa saja mengambilnya dari posisi lain, tapi dia malah sengaja memerangkapku seperti ini.

[COMPLETE] Playing with FireWhere stories live. Discover now