17 : Go Public

2.7K 364 55
                                    

Chapter panjang!

Highly Recomended : Day6 - I need somebody, Paul Kim - Everyday, Everymoment






Pukul 15;00 sore di Sekre Pers Kampus.

Para pengurus maupun calon anggota mereka, alias para anak magang sudah mulai berdatangan satu persatu.

Tetapi, pemandangan lain terlihat ketika angkatan 18 memilih untuk keluar sekre. Meski katanya mau pamit makan atau jajan, tapi diam – diam Sian bisa tahu, kalo angakatan 18 itu mau ngumpul dan bikin strategi buat rapat nanti.

Yup. Sore ini Pers Kampus mau mengadakan rapat pleno untuk majalah yang niatnya akan mereka rampungkan sebelum pelantikan anggota baru nanti di bulan februari.

" Angkatan 18 udah mau gerak ya? " Daniel menyuruput jus mangganya, memperhatikan pintu sekre yang bergiliran dilewati Yohan, Dana, Nana, Rara, Jelita, Ayesha, Mark, Lucas dan Thara.

Sian tersenyum simpul, "Kita juga gerak yuk!"

Lelaki itu lalu berdiri, disusul Daniel mengajak angkatan 17 untuk pergi dari sekre sementara juga.

"Yaelah, kita bahas di sekre aja sih," cetus Senin malas beranjak dari duduknya.

"Yeuu! Kalo di sekre ntar keliatan angkatan 19 dong!" celak Jinan.

"Angkatan 16 aja pada nyantai tuh," tunjuk Kanaya pada Hanif yang terlihat santai.

"Kalian atur – atur aja dah, sisa gue, Hanna, Orion, Brian, Wendy sama Siddiq udah males bikin drama." Tubuh Hanif menyender pada sandaran sofa.

"Yakin lu? Jangan nusuk dari belakang ya ntar!" Sian memberi peringatan, Hanif mengangguk singkat.

Akhirnya Sian, Jinan dan Daniel menggiring angkatan 17 berisi Senin, Kanaya, Salwa, Jaiz, Wishaka, dan Naresha. Mereka memutuskan untuk berkumpul di taman Psikologi. Mereka menyusun strategi, agar issue yang mereka pilih akan maju dan lolos jadi issue utama majalah.

Sementara angkatan 18 berkumpul di belakang gedung ormawa. Di jajaran bangku dan beberapa pot bonsai milik anak anak komunitas pecinta lingkungan.

Angkatan 19 dan 16 sendiri berdiam di sekre. Janu, Yesha, Deon, Eshan dan Naura tidak tahu apa yang dilakukan para senior mereka sekarang. Mereka dengan polosnya hanya menyiapkan beberapa issue untuk diajukan sebagai topik majalah nanti.

Kalian mungkin bertanya – tanya, kenapa mereka harus pergi per-angkatan bahkan sampai membuat strategi segala?

Ini juga yang jadi pertanyaan Rara, "gue gak abis pikir, kalo kita mau ajuin issue kenapa gak langsung pas rapat aja? Kenapa harus lewat strategi dan drama begini segala?"

"Kan ada taktik Ra, supaya issue kita nyampe. Supaya angkatan 19 gak cuman secara mentah nerima issue dari kita, tapi mereka juga ngerasa issue ini dari mereka, supaya timbul kesadaran betapa pentingnya issue yang dibawa pas rapat. Gak cuman iya-iya aja, tapi gak paham nantinya mau gimana," jelas Yohan.

"Harus ada permainan forum. Di mana drama yang kita captain di forum nanti bakal ngebentuk angkatan 19 lebih kritis, lebih peduli, dan lebih peka," dukung Dana.

"Tapi Han, apa harus ya per angkatan gini? ­I mean, angkatan atas alias pengurus bisa bahas bareng. Gak usah 17 vs 18 begini, terus angkatan 19 dianggap seolah bayi," sanggah Mark pada ucapan Yohan.

"Gue setuju sama kata Mark. Kan musyawarah mufakat, bukan taktik mufakat," balas Nana. Lucas tertawa receh mengdengarnya.

"Boleh juga tuh, taktik mufakat. Dari taktik angkatan17 sama 18 jadi mufakat pas rapat nanti. "

Pers Kampus 2.0✔Where stories live. Discover now