19 : Arya, Setahun Lalu

2.2K 339 42
                                    

Sore hari di sekre, diisi oleh Wira, Naresha dan Daniel yang duduk di atas sofa, dan angkatan 18 juga 19 duduk di karpet biru lesehan. Seniornya hanya ada Sian dan Orion, selain yang mendongeng.

Selepas Arya pergi dari sekre dibawa pergi, penghuni sekre kasak kusuk bertanya – tanya perihal kenapa Ketua BEMFikom 2019 yang kerap dipanggil Dodoy atau Adoy itu tumbenan datang ke sekre mereka, bahkan menarik Arya pergi.

Diawali pertanyaan Lucas yang baru aja datang dengan dua kresek nasi tutug oncom yang menatap Ayahanda Litbangnya penasaran, "Bang, Emang Bang Arya kenapa sih ngundurin diri dari Pencalonan Ketua BEMFIKOM tahun lalu?"

Sian yang lebih memilih membantu Thara membuat berita data, akhirnya melimpahkan tugas penting—menurutnya—itu kepada mantan Litbang tahun lalu yaitu Wira dan Naresha, juga Daniel yang tadi pertama mendengar dari Arya langsung, meski tahun lalu Daniel bukan bagian Litbang melainkan Perusahaan.

Wira yang dikenal tidak banyak bicara, tiba – tiba dipaksa untuk menjadi pendongeng utama.

Ini request dari Yesha, "aku jarang denger Kak Wira ngomong, Kak Wira dong yang cerita."

Usulan dari Yesha 2.0 itupun mendapat persetujuan Sian. Wira mau protes tapi Orion malah campur tangan, "Udeh, Neng Yesha Ayunindya Gayatri tuh pengen denger suara Kang Wira katanya. Ikutin aja."

"Setahun lalu, ..."

Cerita pun dimulai, dari Arya yang memang sudah dikenal sebagai mahasiswa teladan. Ia kerap menjadi perwakilan mahasiswa dalam lomba Design Grafis, KTI, dan Jurnal. Sehingga membuatnya diundang menjadi pembicara dibanyak seminar dalam dan luar kampus.

Lelaki jurusan Public Relation ini pun kerap diminta menjadi Ketua Pelaksana berbagai acara tingkat fakultas maupun universitas. Padahal Arya bukan bagian dari Himpunan atau BEM, tapi Ia secara khusus diminta oleh para Ketua Himpunan dan Ketua BEM kala itu untuk memimpin acara dari skala kecil sampai besar.

Pengalamannya dalam memimpin mengantarkan dirinya mendapat 2 rekomendasi dari Ketua Himpunan Manajemen Komunikasi, dan Public Relations. Sementara Jurnalistik dan Broadcasting masih jual mahal untuk secara langsung menyatakan dukungan mereka pada Arya.

Padahal, mahasiswa fikom kala itu sudah tahu, jika Jurnalistik sudah meperlihatkan dukungan mereka pada Arya. Melihat bagaimaan beberapa kali Arya diajak mengobrol oleh Ketua Himpunan Jurnalistik.

"Gue rasa Himpunan Broadcasting cuman jual mahal aja sih. Mereka terkenal ngasih dukungan di detik terakhir. Lagian, pas 2018, kan perwakilan yang mereka dukung tuh yang menang. Gengsi doang paling," Naresha memberi pendapatnya di tengah acara mendongeng Wira.

Wira mengangguk setuju, "Pas DAM Fikom buka pendafatran ... "

Dua Himpunan yang sudah menyatakan dukungan, sibuk mencari wakil yang cocok untuk Arya.

Wakil di sini hanya sebagai syarat administrative untuk maju aja sebenernya. Karena tanpa wakil pun, Arya sendiri sudah 70% mendapat suara dari total keseluruhan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi.

Tanpa lawan.

Arya sudah diprediksi akan menang secara aklamasi. Di mana aklamasi tersebut bisa berjalan tanpa protes, karena meski hanya Arya calon yang maju, dia bisa mendapat suara sah lebih dari setengah mahasiswa Fikom.

Mark berterpuk tangan nyaring, "Wahh mantep banget anjir. Tinggal maju aja sih itu."

"Terus yang jadi wakilnya akhirnya siapa Bang?" tanya Deon penasaran dengan Jelly yang tersimpan di kedua pipinya.

Wira pun melanjutkan cerita,

Saat itu, Pacarnya Arya yaitu Sindy merupakan kandidat kuat juga buat jadi wakil. Sindy merupakan TOPMAN di Himpunan Manajemen Komunikasi. Dia digadang – gadang bisa jadi Ketua selanjutnya. Sama seperti Arya, Sindy juga pengalaman dengan kepanitiaan, dan organisasi. Tapi karena mereka waktu itu udah terkenal sebagai pasangan dan udah mulai hubungan dari zaman maba, para petinggi himpunan ngerasa gak etis kalau Sindy maju mendampingi Arya.

Pers Kampus 2.0✔On viuen les histories. Descobreix ara