22 : Smile On Me

2.4K 344 46
                                    

Arya menatap kertas kecil dengan goresan tinta hitam bertuliskan angka 4. Ia mendapatkan kertas ini tadi di kelas, katanya ini adalah undian kelompok untuk mata kuliah komunikasi politik miliknya.

Tapi ia tak mengerti, kenapa setiap angka yang dirinya dapatkan selalu berakhir membuatnya mengkerutkan dahi seperti ini?

Selalu membuatnya berakhir bersama—"DANEEN!"

Suara nyaring Kanaya membuat Arya tersadar dari lamunannya, Ia buru – buru meremat kertas di tangannya.

"Tumben lu kesini. Kesurupan apa?"

Seorang gadis yang dipanggil Kanaya nyengir, dia masuk dengan hati – hati setelah mengedarkan pandangannya ke seluruh sekre, Ia sudah menemukan orang yang Ia maksud.

"Ada kerja kelompok nih Kak."

"ANJIR, GAK SALAH LIAT NIH GUE?"

Keramaian yang diciptakan Orion di tengah keheningan sekre yang awalnya hanya berisi Kanaya dan Arya kini ramai hanya dengan tambahan Orion di dalamnya.

"BANG KW!" Gadis itu dengan heboh menyapa Orion, pun lelaki itu melakukan hal yang sama. Mereka saling membuat bump dan gerakan – gerakan aneh.

"Swag!"

Ditutup dengan tangan membentuk pistol dan diarahkan ke kepala, dua orang penyebab keramaian itu akhirnya mengakhiri salam khas mereka dengan tawa.

Kanaya menggelengkan kepalanya, "Lu sama Daneen emang gak pernah berubah deh,"

"Sumpah lama banget gue gak ketemu lu, terakhir main ke sekre kapan sih? Sampe lupa gue Neen."

"Pas Peristiwa Demo kemaren gue ke sini deh, cuman lu lagi sibuk liputan kan Bang." Orion mengangguk, hari itu memang dia hampir gila karena terlalu banyak konten yang harus dibuat dalam waktu kilat.

"Terus ada angin apa nih lu ke sekre? "

Mata Daneen jatuh pada wajah Arya yang duduk di atas karpet dalam diam.

"Kerja kelompok Bang."

"Ayo Ya, gue harus dapet nilai A lagi nih." Daneen tersenyum manis pada Arya yang masih bengong di tempatnya.



. . . . .



"Nyesel gue waktu itu maksa mereka ngaku."

"Tahu gitu gue jauh – jauhin aja mereka."

Dua yang pertama melirik samping mereka sinis.

Seseorang yang duduk di tengah dan berucap dangkal, membuat darah mereka naik ke ubun – ubun.

Melihat Brian dan Salwa duduk bermesraan di tengah hiruk pikuk kantin Fikom memang bikin sesek sih. terutama untuk spesies jomblo kaya Sian dan Jaiz.

Lagian aneh, Brian dan Salwa itu anak FEB alias Fakultas Ekonomi dan Bisnis. NGAPAIN PACARAN DI KANTIN FIKOM?!

Sian pengen ngamuk rasanya.

"Dasar jomblo – jomblo kesepian!"

"Heh! Lu sama Senin juga belum lama. Mau lu gue bikin jomblo lagi?" serobot Sian tak terima, di sebelahnya Jaiz mendukung.

"Lambe lu ya!" Jinan menampar mulut Sian dengan bala – bala dari piring depan mereka, tapi Sian terlalu tanggap langsung membuka mulut dan melahap bala – balanya.

Tak lama dari itu, Jelita lewat di tengah Kantin Fikom, Jinan yang paling pertama menyadarinya.

Jelita terlihat kesulitan dan terdorong dorong ke belakang saat tengah mengantri untuk memesan segelas choco melt cheese.

Pers Kampus 2.0✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang