49 : Have A Lunch With Siddiq

1.9K 311 58
                                    


"Kakak Hanif, Ayesha laper, ayo makaann!"

"Bentar ya Adek Ayesha, Kakaknya lagi ngerjain tugas dulu."

"Aku makan sama Kak Chris aja kenapa sih, liat, anak sekre lagi pada sibuk semua, Kakak juga sibuk, udah pada makan juga."

Hanif melirik dingin. "Gak boleh."

"Yaudah, aku makan sendiri."

"Gak."

"IH KENAPA?"

"Soalnya aku tahu itu akal – akalan kamu doang, ujung – ujungnya Chris pasti bakal nyamperin kamu."

Wajah Ayesha menekuk. Kesel banget dia sama sikap posesif seniornya satu ini.

"Aku go food aja ya?"

Bibir Ayesha mencebik kesal. "Gak mau makan di sekre ih. Bosen, lagian sekre ini abis dipake main krambol Kak Jinan, Kak Brian sama Kak Orion, kotor tahu," rengeknya.

Hanif tak menyahuti, masih focus menatap laptopnya dan mengetik sesuatu di sana. Sesekali merapal, dan melirik KUHP miliknya.

Semua orang di Sekre tengah sibuk. Ada Jelita, lagi sama Naura belajar rekap data kuisioner.

Ada Naresha, sibuk sama laptopnya, katanya sih ngerjain tugas.

Tidak begitu ada banyak orang karena sedang jam makan siang, Ayesha sendiri harusnya tengah makan siang bersama teman – temannya, namun Hanif seenaknya menariknya ke sekre. Katanya bakal ditemenin makan, ehh ditelfon dosen deadline tugas dipercepat.

Jadilah, Ayesha terus menerus merengek kelaparan.

Tiap mau pergi keluar makan sendiri ditahan.

"Kakak mau aku mati kelaparan ya? Katanya aku badan kecil suruh banyak makan. Sekarang mau makan malah gak boleh."

Duh, Hanif juga tak tega membiarkan gadis kecilnya itu kelaparan. Namun, mendengar tadi Chris menelfon Ayesha mengajak ngobrol sekalian makan siang buat salah satu issue, buat Hanif tak tenang. Di sisi lain, dia masih ada tugas. Kenapa lagi pas – passan banget sekre sepi begini? Ada orang, tapi sibuk semua.

"Ada yang mau makan gak?" teriak Siddiq begitu sampai pintu sekre.

Hanif dan Ayesha lantas menoleh. "Mau makan Bang?" Siddiq mengangguk, "makan juga? Bareng yok Han!"

"Masih ada tugas gue, ini gue nitip satu krucil aja buat dikasih makan." Hanif dengan kekuatannya mendorong tubuh Ayesha berdiri sampai di hadapan Siddiq.

Ayesha mau protes, tapi gak enak ngomongnya, nolak seorang Siddiq? Nyari mati. Lewat tatapannya Ayesha memohon pada Hanif, tapi tak dipedulikan.

"Ayo deh, belum makan Ye?"

Reporter redaksi itu mengangguk kecil.

"Tapi emang gak apa – apa aku ikut? Kalau Kak Siddiq gak nyaman, gak usah. Aku bisa makan—"

"Gak, kamu makan sama Bang Siddiq aja. Lebih aman." Potong Hanif.

Siddiq tertawa kecil, "posesif banget lo."

"Nitip ya Bang gue, jangan diapa – apain anaknya," titip Hanif.

"Iyaaa, emangnya gue predator apa. Aman."

Lelaki yang dijuluki Jenderal Persma itu lalu mengajak Ayesha melangkah keluar bersama.


.....


Canggung, suasananya canggung sekali.

Pers Kampus 2.0✔Where stories live. Discover now